Tujuan dan Prinsip BMT Ciri-Ciri dan Peran BMT

masyarakat anggota BMT dan menyalurkan kepada masyarakat anggota BMT. Sebagai lembaga ekonomi ia juga berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti perdagangan, industri, dan pertanian. Sedangkan berdasarkan pada namanya, BMT memiliki dua fungsi utama yaitu Bait al-Maal dan Bait at-Tamwil: a. Bait al-Maal, lembaga yang mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti halnya zakat, infak, shodaqoh. b. Bait at-Tamwil, lembaga yang mengarah pada usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. 20

2. Tujuan dan Prinsip BMT

Tujuan BMT ialah: a. Menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dan menengah dengan mudah dan bersih, karena didasarkan pada kemudahan dan bebas bungariba. b. Memperbaikimeningkatkan taraf hidup masyarakat bawah. c. Lembaga keuangan alternatif yang mudah diakses oleh masyarakat dan menengah. 21 Prinsip-prinsip utama BMT, yaitu sebagai berikut: 22 a. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 20 Tuty “ariwulan, Baitul Maal wat Tamwil Dipandang dari Sudut Agama serta Sejarah Berdirinya di Indonesia , Econo Sains Vol. X, No. 1 Maret 2012: h. 64. 21 Ibid, h. 65. 22 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maalwa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, h. 130. b. Keterpaduan kaffah. c. Kekeluargaan kooperatif. d. Kebersamaan. e. Kemandirian. f. Profesionalisme. g. Istiqamah.

3. Ciri-Ciri dan Peran BMT

BMT memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut: a. Berorientasi bisnis, mencara laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkungannya. b. Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan sesekah bagi kesejahteraan orang banyak. c. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat di sekitarnya. d. Milik bersama masyarakat kecil bawah dan kecil dari lingkungan BMT itu sendiri, bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu. 23 Keberadaan BMT setidaknya harus memiliki beberapa peran berikut: 24 23 H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002, h. 184. 24 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, h. 104. a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi nonsyariah, aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem ekonomi Islam. b. Melakukan Pembinaan dan pendanaan usaha kecil. c. Melepaskan ketergantungan pada rentenir. d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

4. Sejarah BMT di Indonesia