Pengertian Efisiensi dan Konsep Efisiensi

36

BAB III EFISIENSI DAN MODAL KERJA

A. Efesiensi

1. Pengertian Efisiensi dan Konsep Efisiensi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, efisiensi adalah ketepatan cara usaha, kerja menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya. Efisiensi juga berarti kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya. 37 Menurut Silkman, dalam Achmad Iqbal, 38 efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar. Dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai rasio output keluaran dan input masukan atau jumlah output yang diihasilkan dari suatu input yang digunakan. Sama halnya perusahaan, efisiensi dalam perbankan juga merupakan tolak ukur dalam kinerja bank, dimana efisiensi merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja seperti tingkat alokasi, teknis, maupun total efisensi. 37 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, Ed. ke-4, h. 352 38 Achmad Iqbal , Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah BUK dengan Bank Umum Konvensional BUK di Indonesia dengan SFA, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro Semarang, 2011 37 Jadi, dapat disimpulkan efisiensi adalah kemampuan menjalankan sesuatu dengan baik dan benar sesuai dengan hasil yang diharapkan dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya. Menurut Kost dan Rosenwig 39 , ada tiga faktor yang mempengaruhi efisiensi tersebut, yaitu : a. Input yang sama menghasilkan output yang lebih besar b. Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama c. Input yang besar menghasilkan output yang lebih besar Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi suatu perusahaan ada 4 hal, yakni 40 : a. Efisiensi karena arbitrase ekonomi b. Efisiensi karena ketepatan penilaian dasar aset-asetnya c. Efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi resiko yang akan muncul d. Efisiensi karena berkaitan erat dengan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan Sebuah perusahaan dapat dikatakan efisien, apabila terpenuhi keadaannya seperti: 1 mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit dibanding jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain dalam menghasilkan 39 Maflachatun, Analisis Efisiensi Tekhnik Perbankan Syariah Indonesia dengan Metode DEA Studi Pada 11 Bank Syariah Tahun 2005 - 2008 Skripsi Universitas Diponegoro, 2010 h. 29. 40 Maflachatun., h.30. 38 input yang sama, 2 menggunakan jumlah unit input yang sama, tetapi dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Menurut Prasetyo yang dikutip oleh Hendri Tanjung, berdasarkan sudut pandang perusahaan dikenal tiga macam efisiensi, yaitu: 41 a. Technical efficiency dapat merefleksikan kemampuan perusahaan untuk mencapai level output yang optimal dengan menggunakan tingkat input tertentu. Efisiensi ini mengukur proses produksi dalam menghasilkan sejumlah output tertentu dengan menggunakan input seminimal mungkin. Dengan demikian, suatu proses produksi dikatakan efisien secara teknis apabila output dari suatu barang sudah tidak dapat lagi ditingkatkan tanpa mengurangi output dari barang lain. b. Allocative efficiency dapat merefleksikan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya dengan struktur harga dan teknologinya. Terminologi efisiensi Pareto sering disamakan dengan efisiensi alokatif untuk menghormati ekonom Italia Vilfredo Pareto yang mengembangkan konsep efficiency in exchange. Efisiensi pareto mengatakan bahwa input produksi digunakan secara efisien apabila input tersebut tidak dapat lagi meningkatkan suatu usaha tanpa menyebabkan setidak-tidaknya keadaan suatu usaha yang lain menjadi lebih buruk. Dengan demikian, apabila input dialokasikan untuk memproduksi output 41 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, h.320 - 321 39 Efisiensi = Jumlah tertimbang dari output Jumlah tertimbang dari input yang tidak digunakan atau tidak diinginkan konsumen, hal ini berarti input tersebut tidak digunakan secara efisien. c. Economic efficiency, yaitu kombinasi antara teknikal dan efisiensi alokatif. Efisiensi secara implisit merupakan konsep least cost production. Pada tingkat output tertentu, suatu perusahaan produksinya dikatakan efisien secara ekonomi jika perusahaan tersebut menggunakan biaya dimana biaya per unit dari output adalah yang paling minimal. Dengan demikian, untuk tingkat output tertentu, suatu proses produksi dikatakan efisien secara ekonomi jika tidak ada proses lainnya yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat ouput tersebut pada biaya per unit yang paling kecil. Pengukuran efisiensi relatif yang biasa digunakan adalah: Tabel 3.1 Rumus Efisiensi Relatif Hasil nilai efisiensi akan menunjukkan skala 0-1 nol hingga satu, dimana jika hasil efisiensi menunjukkan “0” maka unit bisnis yang di uji sangat tidak efisien, sedangkan nilai “1” menunjukkan bahwa unit bisnis tersebut adalah sangat efisien. Nilai-nilai efisiensi tersebut adalah relatif tidak absolute dan nilai yang dihasilkan adalah dengan membandingkan antara setiap unit bisnis-unit bisnis pada kumpulan data yang dianalisis. 40 Saat ini, menurut Hussain dan Brightman davilam Hendri Tanjung dan Abrista Devi, dikenal beberapa teknik kerangka yang dapat menjadi alat ukur untuk dapat melihat posisi kinerja suatu organisasi seperti Performance Pyramid yang diperkenalkan oleh Linch and Cross 1991, Result and Determinant Matrixs oleh Fitzgerald and Moon 1996, dan Balance Scorecard oleh Kaplan and Norton 1992, dimana semua teknik pengukuran ini dapat digunakan untuk melihat kinerja, baik bagi organisasi keuangan maupun non keuangan. Namun, kerangka tersebut hanya mampu menyajikan sedikit sekali informasi tentang bagaimana sumber daya dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan tujuan untuk meningkatkan performa organisasi atau memaksimalkan efisiensi. Oleh sebab itu, untuk melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut, diperkenalkan alat ukur Data Envelopment Analysis DEA.

2. Pendekatan Ukuran Efisiensi