PENDAHULUAN Efisiensi Program Tuna Netra Berdaya Tangerang Selatan Berbasis Modal Kerja Zis (Studi Pada Masyarakat Mandiri – Dompet Dhuafa)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, banyak Badan Amil Zakat BAZ maupun Lembaga Amil Zakat LAZ yang memiliki program pemberdayaan kaum dhuafa. Lembaga Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa merupakan salah satu jejaring Dompet Dhuafa yang fokus pada kegiatan melakukan pemberdayaan kaum dhuafa, terutama di bidang ekonomi. Program Tuna Netra Berdaya adalah salah satu program pemberdayaan kaum disabilitas khususnya tuna netra dengan cara pembentukan kelompok-kelompok usaha tuna netra. Kegiatan pemandirian tuna netra merupakan fokus utama kegiatan Masyarakat Mandiri dengan cara melakukan pendampingan kepada komunitas sasaran sebagai upaya untuk mengurangi kemiskinan. Adapun pemberian modal pada komunitas sasaran bersumber dari dana ZIS. Potensi zakat di Indonesia begitu sangat luar biasa. Menurut Ketua Bidang Jaringan Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS, dr.H.Naharus Surur,M.Ked, potensi zakat di Indonesia bisa menandingi APBN. 1 Berdasarkan hasil riset Islamic Development Bank IDB pada 2010 disebutkan jika potensi zakat di 1 “ Potensi Zakat di Indonesia”, artikel diakses pada 30 Mei 2013 dari http:www.hidayatullah.comread1811621072011potensi-zakat-indonesia-tahun-2011- mencapai-rp.-217-triliun.html 2 Indonesia mencapai Rp. 100 triliun. Sementara di tahun 2011, jumlahnya semakin meningkat, potensi zakat mencapai Rp. 217 triliun, dengan perincian Rp. 117 triliun dari rumah tangga dan Rp. 100 triliun dari perusahaan-perusahaan milik Muslim. Meski jumlah potensinya besar, tetapi menurutnya, jumlah nilai zakat yang terealisasi hanya Rp. 1.2 triliun. Ini menunjukkan kesadaran penduduk Indonesia dalam berzakat masih tergolong rendah. Prof.Dr.KH.Didin Hafiduddin,M.Sc, Ketua Umum BAZNAS juga menyatakan bahwa potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 217 triliun atau 1,8 sampai 4,34 dari Gross Domestic Product GDP. Meski demikian, menurutnya pada kenyataannya penerimaan zakat tak mencapai Rp 217 triliun. Peran Badan Pengelolaan Zakat seperti BAZ maupun LAZ memang mengalami peningkatan dalam segi penghimpunan dana ZIS. Hal ini terlihat dari jumlah zakat yang terkumpul setiap tahun. Pada tahun 2012, jumlah zakat sebesar Rp 2,3 triliun, meningkat sebesar 0,8 dari tahun sebelumnya, yaitu Rp 1,73 triliun. 2 Kenaikan itu otomatis juga berdampak pada kenaikan penerima zakat. Penerimanya sebesar 2,8 juta jiwa atau 9,03 dari jumlah penduduk miskin di Indonesia yang berjumlah 31 juta jiwa atau 12,49 dari penduduk Indonesia. Zakat, Infaq dan Shadaqah merupakan potensi yang sangat besar bila didayagunakan untuk kepentingan pemberdayaan kaum dhuafa. Namun, selama 2 “Potensi Zakat Indonesia”, artikel diakses pada 19 April 2014 dari http:news.liputan6.comread648347baznas-potensi-zakat-indonesia-capai-rp-217- triliunsthash.i1VB5Du0.dpuf 3 ini pola pendayagunaan zakat lebih banyak yang bersifat konsumtif konvensional, yakni hanya terfokus menyantuni kaum fakir miskin dalam upaya mengurangi beban hidup dan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Pola konvensional seperti ini, menyebabkan pendayagunaan dana umat berupa zakat, pendekatannya bersifat statis, kurang optimal dan belum revolusioner. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran zakat belum mampu memberdayakan dan menyentuh semua lapisan kelompok lemah dhuafa. 3 Pengelolaan zakat produktif sendiri dapat dibedakan dengan pengelolaan zakat konsumtif. Dalam zakat produktif, amil zakat lembaga atau perorangan yang mendistribusikan harta zakat bertugas untuk mendistribusikan zakat kepada mustahiq dengan bentuk modal. Berbeda dengan zakat konsumtif yang hanya memberikan sejumlah uang ataupun bahan-bahan makanan pokok. Dari berbagai masalah yang timbul dalam perekonomian Indonesia, pendistribusian zakat produktif dengan bentuk modal dan pelatihan kepada mustahiq zakat diharapkan menjadi salah satu dari solusi permasalahan tersebut, sehingga seorang mustahiq zakat dapat menjadi muzakki. 4 Seperti yang dijelaskan di atas, salah satu bentuk pendayagunaan dana zakat produktif adalah kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dhuafa. 3 Masdar F Mas’udi, Didin Hafidhuddin, dll, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS, Jakarta : Piramedia, 2004, h. 116 4 Jabbar Sambudi, dkk, ” Membumikan Ekonomi Islam dengan Optimalisasi Zakakat Produktif dalam Mengentaskan Kemiskinan ”, artikel diakses pada 19 April 2014 dari http:d-jabbars.blogspot.com201402membumikan-ekonomi-islam-dengan.html 4 Pemberdayaan ekonomi masyarakat bertujuan untuk memberdayakan potensi- potensi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar terciptanya kemandirian. Kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak hanya terbatas pada orang yang mempunyai fisik secara sempurna, namun juga bisa pada orang yang yang memiliki keterbatasan fisik cacat yang biasa disebut dengan penyandang disabilitas. World Health Organization WHO memberikan definisi disabilitas sebagai keadaan terbatasnya kemampuan disebabkan adanya hambatan untuk melakukan aktivitas dalam batas-batas yang dianggap normal manusia. Disabilitas sendiri terdiri dari beberapa jenis dan salah satunya yaitu tuna netra orang yang tidak bisa melihat. 5 Menurut Persatuan Tuna Netra Indonesia Pertuni, tuna netra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali buta total hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, namun tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kacamata kurang awas. 5 Eldo Herbadella Tobing, “Tuna Netra: Dengan Aku Mengerti Dunia, Dengan Jari Aku Berkarya”, jurnal ini diakses pada 19 April 2014 dari http:www.academia.edu4344527Tunanetra_Dengan_Telinga_Aku_Mengerti_Dunia_Dengan_Jari_Aku_B erkarya 5 Di Indonesia, jumlah tuna netra tergolong banyak sekitar 3,5 juta jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. 6 Pada umumnya, masyarakat masih memandang skeptis dan melihat tuna netra sebagai kaum yang marginal, padahal mereka pun sebenarnya mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka juga memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian yang ada dalam diri mereka tersebut meskipun dengan keterbatasan fisik. Sering kita jumpai tuna netra di sekitar kita masih banyak yang menjadi pengemis dan pengamen jalanan. Akan tetapi, masih ada tuna netra yang mempunyai mental ‘anti meminta-minta’ kepada orang lain, contohnya mereka yang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menjadi pemijat atau pedagang kerupuk keliling. Namun, kondisinya sebenarnya juga masih memperihatinkan karena seringkali mereka terkendala pada permasalahan modal dalam perputaran dana untuk kegiatan usaha mereka. Efisiensi merupakan salah satu parameter yang sering digunakan untuk mengukur kinerja organisasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan tingkat output yang optimal dengan input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang paling minimum dengan tingkat output tertentu. Dalam menjalankan sebuah kinerja program, diperlukan efisiensi dalam manajemen program tersebut yakni 6 “Tuna Netra di Indonesia”, artikel di akses pada 19 April 2014 dari http:www.merdeka.comperistiwajumlah-tunanetra-di-indonesia-setara-dengan-penduduk- singapura.html 6 penggunaan input yang ada untuk pencapaian output yang optimal. Sebuah unit dikatakan efisien apabila nilainya mencapai angka 100 . Semakin ia menjauhi dari angka 100 atau mendekati angka 0, maka ia semakin tidak efisien. Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Efisiensi Program Tuna Netra Berdaya Tangerang Selatan Berbasis Modal Kerja ZIS Studi pada Masyarakat Mandiri - Dompet Dhuafa.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Cakupan penelitian penilaian efisiensi ini dibatasi pada profil dan perilaku sasaran program mustahiq tuna netra dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA. Kemudian pada analisis dengan metode DEA, penulis membatasi hanya pada pendekatan produksi asumsi, Constant Return to Scale CRS – Output Oriented. Pemilihan ini disebabkan kesesuaian metode pendekatan tersebut dengan objek yang diteliti. Kemudian agar lebih terarah sesuai dengan tema yang dibahas, maka masalah yang akan diteliti lebih lanjut dirumuskan ke dalam pertanyaan, yaitu: Bagaimana perbedaan tingkat efisiensi tuna netra yang berprofesi sebagai pemijat, pedagang kerupuk, serta berprofesi gabungan keduanya pemijat dan pedagang kerupuk pada Program Tuna Netra Berdaya di Tangerang Selatan dari Masyarakat Mandiri – Dompet Dhuafa? 7

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi adalah: Untuk menganalisis dan mengetahui perbandingan tingkat efisiensi tuna netra berdasarkan profesinya pada Program Tuna Netra Berdaya Tangerang Selatan Masyarakat Mandiri – Dompet Dhuafa, sehingga menjadi sebuah evaluasi, solusi, dan bahan pertimbangan dalam membentuk dan mengembangkan program pemberdayaan masyarakat menjadi lebih efektif, efisien, dan berkualitas baik dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Lembaga Masyarakat Mandiri - Dompet Dhuafa Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan masukan dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat khususnya pada objek tuna netra agar menjadi lebih baik. 2. Bagi Peneliti Meningkatkan wawasan keilmuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai analisis dan penilaian efisiensi dengan menggunakan DEA serta sebagai kontributor pengembangan khasanah ekonomi islam. 8 3. Bagi Dunia Penelitian Memberikan informasi kepada seluruh pihak mengenai tingkat efisiensi pada program pemberdayaan zakat dengan metode DEA. Selain itu, menjadi masukan dan saran bagi praktisi, akademisi dalam pengembangan penelitian selanjutnya sehingga bisa menjadi perbandingan bagi penelitian yang lain.

E. Metodologi Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi pada salah satu program pemberdayaan masyarakat disabilitas dari Masyarakat Mandiri yaitu Tuna Netra Berdaya. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja purposive di daerah Tangerang Selatan. Pengambilan data penelitian dilakukan pada September 2013 sampai dengan Januari 2014 . 2. Jenis Penelitian Penelitian ini jika dilihat dari segi pendekatan termasuk penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. 7 Sedangkan, dari segi sifat dan jenis data termasuk penelitian gabungan kuantitatif- kualitatif, dimana hasil observasi dan wawancara yang dilakukan menjadi 7 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisni s : Dengan Aplikasi SPSS, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2007, h. 16 9 pelengkap pembahasan dari hasil olah data dengan metode Data Envelopment Analysis DEA. 3. Objek Penelitian Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok suatu penelitian. 8 Populasi dalam penelitian ini adalah mustahiq yang mendapatkan modal kerjapembiayaan dari Masyarakat Mandiri dalam kurun waktu sekitar 1 tahun. Mustahiq berjumlah sebanyak 27 orang, yang kemudian dibagi menjadi 3 kelompok pendampingan yaitu Kelompok Cahaya Purnama Mandiri, Kelompok Sukses Mandiri, dan Kelompok Sumber Rezeki. Berhubung jumlah populasi dalam penelitian ini tidak banyak, maka penulis meneliti semua data populasi. Berikut penulis paparkan data populasi yang diteliti ke dalam bentuk tabel: Tabel 1.1 Data Populasi No. Nama Kelompok Nama Responden 1 Cahaya Purnama Mandiri Surahat 2 Suparlan 3 Jajang Sumantri 4 Casmona 5 Sunarti 6 Istato 7 Wagiman 8 Dudung 9 Sukirman 10 Madhalim 11 Sukses Mandiri Solichin 12

R. Yoga Swara

8 Muhammad, “Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif”, Yogyakarta : PT Rajawali Press, 2008, h. 161 10 13 Zaini 14 Moch. Yunus 15 Sudirno 16 Supriyadi 17 Suripto 18 Suparmanto 19 Ujang Saepuddin 20 Ujib 21 Sumber Rezeki Sutarno 22 Tamam Rabuk 23 Darwati 24 Ngadiyem 25 M. Syahrun 26 Siti Aminah 27 Slamet 4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data jika digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 9 a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti responden. Adapun penelitian ini memperoleh data primer dengan menggunakan instrumen penelitian interview guide. Diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, yaitu mustahiq yang menjadi anggota Program Tuna Netra Berdaya Tangerang Selatan. 9 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Ed., cet. 4, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 55-56 11 b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Lembaga Masyarakat Mandiri, dan lain-lain. Selain itu, data-data pendukung lainnya yang bersumber dari kajian kepustakaan library reseacrh dari berbagai referensi buku, makalah, jurnal penelitian, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang dapat dijadikan acuan teori masalah yang akan dibahas. 5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Dari penjelasan sebelumnya bahwa jenis data yang dipakai merupakan data gabungan kualitatif-kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk melengkapi pembahasan hasil analisa data kuantitatif. Kemudian, metode DEA digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, yaitu mengukur tingkat efisiensi program Tuna Netra Berdaya di Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Dalam mengukur tingkat efisiensinya, alat pendukung pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu software DEAWIN dan Microsoft Excel. 6. Teknik Analisa Data Teknik pengukuran tingkat efisiensi dengan menggunakan DEA, langkah-langkah pengukuran mengikuti kerangka kerja sebagai berikut: 12 Gambar 1.1 Tahapan Data Envelopment Analysis DEA 10 Dari proses tahapan di atas dapat diketahui kerangka kerja dalam melakukan analisis DEA, diantaranya adalah: 11 a. Menentukan Decision Making Unit DMU DMU merupakan unit operasional yang akan dijadikan sebagai entitas pengambilan keputusan atau unit bisnis yang akan diuji tingkat efisiensinya. 10 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta : Gramata Publishing, 2013, h. 340 11 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, h. 338 - 339 Menentukan DMU Menentukan Pendekatan Menentukan Variabel Input dan Output Mengumpulkan data Menentukan Metode DEA Melakukan Sintesis dan Analisis Return to scale Reference Set Potential Improvement DEA DRS CRS IRS Scale Technical Overall 13 DMU dapat berupa perusahaan yang profit oriented maupun non profit oriented charity. Contoh dari DMU antara lain: profit center, unit bisnis, strategic business unit, cabang, outlet, tim, divisi, dan sebagainya. b. Menentukan Pendekatan Pada umumnya penentuan pendekatan ini tidak ada teori khusus yang harus diikuti. Pencapaian dari tujuan operasional pada tiap-tiap unit dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk mengukur ”good performance”. Di industri perbankan, ada tiga pendekatan yang berbeda untuk mengukur tingkat performa aktifitas perbankan, yaitu: 1 pendekatan produksi; 2 pendekatan intermediasi; dan 3 pendekatan nilai aset. Pemilihan pendekatan ini akan mempengaruhi pada penentuan variabel-variabel input dan output yang akan digunakan untuk pengujian efisiensi. c. Memilih Variabel Input-Output Memillih variabel pada analisis DEA merupakan tahapan yang paling penting untuk melakukan penilaian pada setiap DMU serta untuk menguji bahwa variabel-variabel yang digunakan mampu menggambarkan ”performa” yang akan diukur. Sehingga dalam memilih variabel diharuskan merujuk pada literatur yang akurat. d. Mengumpulkan data Setelah semua terdefinisi DMU, pendekatan, dan variabel input-output, tahap selanjutnya adalah mencari dan mengumpulkan data-data. Kumpulan 14 data tersebut dikumpulkan dalam bentuk tabel. Tidak diperkenankan adanya nilai yang kosong 0 pada setiap data dari setiap DMU yang terkumpul. Jumlah DMU harus dari jumlah total variabel-variabel input dan output. Data dapat berupa cross section atau data panel. e. Memilih Model DEA Ada tiga model DEA: 1 Charnes, Chooper, Roodes CCR atau Constant Return to Scale yang akan menghasilkan overall technicall efficiency, 2 Banker, Charnes, Cooper BCC atau Variable Return to Scale yang akan menghasilkan pure technicall efficiency, 3 CCRBCC menghasilkan nilai scale efficiency. Penetapan model DEA ini juga akan mempengaruhi analisis selanjutnya apakah berorientasi pada input atau output. Jika memilih orientasi input maka cenderung digunakan untuk meningkatkan aktifitas internal, sedangkan jika berorientasi pada output untuk mengoptimalkan output. f. Melakukan sintesis dan analisis Data yang sudah disusun dalam bentuk tabel pada Microsoft Excel lalu diimpor ke dalam software frontier analisis. Software dengan sendirinya akan melakukan sintesis pada data dari setiap variabel input dan output untuk setiap DMU. Hasil sintesis kembali diekspor ke Microsoft Excel untuk dilakukan analisis. Hasil analisa dapat berupa grafik perolehan hasil 15 overall, technicall, dan scale effeciency serta grafik penilaian IRS, CRS, DRS. 7. Spesifikasi Input dan Output Variabel-variabel input dan output yang digunakan dalam penelitian ini, penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 1.2 Spesifikasi Input dan Output Pendekatan Produksi Variabel Output Sumber Data Pendapatan sesudah mengikuti program Y 1 Wawancara responden Modal yang tersalurkan Usaha Y 3 Wawancara responden Varibel Input Sumber Data Usia X 1 Wawancara responden Tingkat Pendidikan X 2 Wawancara responden Jumlah Tanggungan X 3 Wawancara responden Konsep-konsep yang berkaitan dengan istilah yang digunakan adalah: a. Faktor-faktor input merupakan karakteristik yang dimiliki tuna netra berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan dalam mendukung kinerja usahanya. Usia, berkaitan dengan usia produktif seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Menurut BPS, usia produktif seseorang berkisar dari penduduk yang berusia mulai 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Kemudian tingkat pendidikan, berkaitan dengan cara pandang, perilaku dan pembuat 16 keputusan sebuah usaha yang dijalani serta jumlah tanggungan, berkaitan dengan pengaruh perolehan pendapatan usaha. b. Faktor-faktor output merupakan produk dari Program Tuna Netra Berdaya yang menjadi bagian dari tujuan program, yakni pendapatan usaha tuna netra dan penyaluran modal yang diberikan kepada mustahiq tuna netra. Pendapatan usaha, berkaitan dengan jumlah dana yang diperoleh seseorang atas hasil usaha yang dijalaninya setelah mengikuti program. Kemudian, modal yang tersalurkan untuk usaha, berkaitan dengan sejumlah dana yang diterima mustahiq dari MM yang dimanfaatkan untuk pengembangan usaha. 8. Tinjauan Studi Terdahulu Penulisan skripsi ini mengarah pada penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai pembanding dan acuan dalam menganalisa permasalahan yang dijabarkan dalam skripsi ini. Berikut beberapa tinjauan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya: Tabel 1.3 Tinjauan Studi Terdahulu No. NamaPenelitiJudulTahun PTFokus Masalah Metode Penelitian Hasil Penelitian Rencana Skripsi 17 1. Asep Saepullah 12 “Efisiensi Perbankan Indonesia: Komparasi, Evaluasi, dan Solusi”Studi pada BUS, Bank BUMN, dan Bank Asing2013UIN Jakarta Fokus masalah: Peringkat dan rata-rata tingkat efisiensi yang dicapai Bank Umum Syariah, Bank BUMN, dan Bank Asing selama periode 2007- 2012serta perbedaan tingkat efisiensi pada bank-bank tersebut selama 2007-2012. Metode penelitian: Kuantitatif dengan menggunakan DEA VRS- input oriented, Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov, dan Uji Mann Whitney - Pada Bank Umum Syariah, pergerakan tingkat efisiensi BMI dan BSM cenderung stabil, namun kinerja efiisiensi BSM masih lebih baik dibandingkan BMI. - Pada Bank BUMN, bahwa Bank BRI adalah Bank paling efisien dan terlihat stabil dan penurunan tingkat efisiensi ditahun 2008 dan 2009 lebih sedikit dibandingkan dengan Bank BUMN lainnya. - Pada Bank Asing, ada Bank Asing yaitu Standard Chartered Bank, Citibank dan HSBC yang pergerakannya fluktuatif dan stabil. - Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat efisiensi di ketiga kelompok bank tersebut. Judul: Efisiensi Program Tuna Netra Berdaya Tangerang Selatan Berbasis Modal Kerja ZIS Studi di Masyarakat Mandiri – Dompet Dhuafa Fokus masalah: Pada penelitian ini fokus permasalahan yang akan dibahas adalah tingkat efisiensi program Tuna Netra Berdaya Tangerang Selatan di Masyarakat Mandiri dan perbandingan tingkat efisiensi tuna netra yang berprofesi sebagai pemijat, pedagang kerupuk, maupun berprofesi keduanya pemijat dan pedagang 2. Yulian Dwiantoro 13 “Penilaian Efisiensi dan Posisi Persaingan Bank Umum Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA dan Boston Consulting Group BCG” Studi Kasus Pada BSM, BNIS, BMI, dan BSMI2013UIN Jakarta Fokus masalah: Tingkat efisiensi empat Bank Umum Syariah di Indonesia BSM, BNIS, BMI,dan BSMI dan posisi persaingan ke empat bank tersebut. Metode penelitian: - Tingkat efisiensi Bank Umum Syariah BUS di Indonesia didominasi oleh BUS Swasta, yaitu peringkat pertama dan kedua masing-masing adalah Bank Muamalat Indonesia BMI dengan tingkat efisiensi sebesar 99,01 dan Bank Syariah Mega Indonesia BSMI dengan tingkat efisiensi sebesar 98,77. Bank Umum Syariah BUS BUMN berada pada peringkat ketiga dan keempat yaitu Bank Negara Indonesia Syariah BNIS dengan tingkat efisiensi sebesar 94,67 dan Bank Syariah Mandiri sebesar 93,16. - Tingkat Pertumbuhan Pasar TPP kempat BUS termasuk kategori tinggi dalam kaidah BCG, TPP diatas 10 termasuk 12 Asep Saepulloh, “Efisiensi Perbankan Indonesia: Komparasi, Evaluasi, dan Solusi”Studi pada BUS, Bank BUMN, dan Bank Asing, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2013 13 Yulian Dwiantoro, “Penilaian Efisiensi dan Posisi Persaingan Bank Umum Syariah dengan Metode Data Envelopment Anaysis DEA dan Boston Consulting Group BCG” Studi Kasus Pada BSM, BNIS, BMI, dan BSMI, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2013 18 Kuantitatif dengan menggunakan DEA dan BCG tinggi namun Pangsa Pasar Relatif PPR berada dalam kategori rendah PPR dibawah 1,5 tergolong rendah sehingga dalam matriks BCG seluruh bank berada dalam kuadran I atau Question Marks. kerupuk Metode penelitian: kuantitatif- kualitatif, dimana hasil observasi dan wawancara yang dilakukan menjadi pelengkap pembahasan dari hasil olah data dengan metode Data Envelopment Analysis DEA. Model DEA yang digunakan memakai asumsi CRS – output oriented 3.

M. Zaky Mubarak Lubis

14 “Tingkat Efisiensi Perbankan di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Anaysis UIN Jakarta Fokus masalah: Pengukuran tingkat efisiensi dengan DEA melalui pendekatan intermediasi dan tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2010-2012 Metode penelitian: Kuantitatif dengan menggunakan DEA pendekatan intermediasi - Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Syariah mengalami fluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012: a. Tingkat efisiensi rata-rata Bank Muamalat dari tahun 2010 sampai 2012 adalah 98,99 , 92,65 dan 99,02 . b. Tingkat efisiensi rata-rata Bank Syariah Mandiri dari tahun 2010 sampai 2012 adalah 99,12 , 97,18 dan tahun 98,03 .. c. Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Mega Syariah dari tahun 2010 sampai 2012 adalah 99,61 , 87,32 dan 96,34 . Dengan rata-rata efisiensi dari tiga tahun tersebut sebesar 94,42 . d. Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Bukopin Syariahdari tahun 2010 sampai 2012 adalah98,15 , 97,04 dan 97,99 . e. Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Panin Syariahdari tahun 2010 sampai 2012 adalah 86,21 , 74,67 dan 96,35 . f. Tingkat efisiensi rata-rata tahunan Bank Rakyat Indonesia Syariahdari tahun 2010 sampai 2012 adalah 99,25 , 84,52 dan 96,77. 4. Mulyanti Choirunnisa M 15 “Efektivitas Penyaluran Modal Kerja Program PNPM Mandiri Perkotaan Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Peluang Pengembangan dengan Pola Syariah” Studi Kasus - Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi ganda dan korelasi sederhana serta dengan cara perhitungan manual, maka terdapat pengaruhhubungan yang signifikan antara modal awal dengan besarnya pinjaman yang diberikan terhadap efektivitas 14 M. Zaky Mubarak Lubis, “Tingkat Efisiensi Perbankan di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis” , Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2013 15 Mulyanti Choirunnisa M, “Efektivitas Penyaluran Modal Kerja Program PNPM Mandiri Perkotaan Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Peluang Pengembangan dengan Pola Syariah” Studi Kasus PNPM Mandiri Perkotaan Rangkapan Jaya Baru Pancoran Mas Depok , Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2010 19 PNPM Mandiri Perkotaan Rangkapan Jaya Baru Pancoran Mas Depok2010UIN Jakarta Fokus masalah: Efektivitas pendapatan sebelum dan sesudah pinjamaan modal kerjadana bergulir yang diberikan kepada pengusaha kecil,serta pola penyaluran modal kerjadana bergulir PNPM Mandiri perkantoran sesuai ketentuan Islam. Metode penelitian: Kuantitatif dengan menggunakan statistic inferensian non parametik Korelasi Rank Order dan Regresi Berganda Waktu dan Tempat: 2010Depok pendapatan yang diterima oleh nasabah kelompok usaha. Dimana F hitung F tabel, yaitu sebesar 24,04 signifikansi pada level 0,05. Hal ini juga berarti ada hubungan yang kuat dan searah antara variable-variabel tersebut. - Hasil analisa yang didapat bahwa pola penyaluran modal kerjadana bergulir yang diberikan oleh pihak PNPM Mandiri Perkotaan belum sesuai ketentuan Islam. Dimana program tersebut masih memakai system bungajasa dalam kegiatan operasionalnya sebesar 1,5 dari pokok pinjaman Waktu dan tempat penelitian: Tahun 2013 Di Daerah Tangerang Selatan 5. Wirawan 16 Analisis Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Studi Kasus : Program Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Terhadap Komunitas Pengrajin Tahu di Kampung Iwul, Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor2008IPB Fokus masalah: Persepsi masyarakat terhadap indikator keberhasilan program dan faktor-fakor apa saja yang mempengaruhi persepsi mereka, penilaian masyarakat terhadap proses - Hasil penelitian menunjukkan bahwa indkator kemadirian komunitas sasaran dinilai berhasil dan faktor yang berhubungan nyata dengan persepsi mereka adalah jumlah tanggunggan responden. Masyarakat menilai indikator kemandirian manajemen komunitas sasaran belum berhasil dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang berhubungan nyata dengan persepsi mereka adalah tingkat pendidikan. Sedangkan, indikator kemandirian intelektual komunitas sasaran persepsi masyarakat menunjukkan keberhasilah program namun tidak ada karakteristik responden yng menjadi faktor yang mempengaruhinya berhubungan nyata dengan persepsi mereka. - Program yang disampaikan oleh pendamping telah terintegrasi dengan baik di masyarakat. Keterikatan masyarakat 16 Wirawan, “Analisis Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah” Studi Kasus : Program Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Terhadap Komunitas Pengrajin Tahu di Kampung Iwul, Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2008 20 cross cultural innovation yang terjadi dan Apakah terjadi peningkatan pendapatan masyarakat pada peserta program dan faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan pendapatan mereka. Metode penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan Artificial Nural Network System dan Analisis Regresi Linier Waktu dan Tempat: Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 di Kampung Iwul, Desa Bojong Sempu,Parung, Bogor, Jawa Barat dan pola ekonomi yang homogen juga mendukung diterimanya program secara baik - Pendapatan masyarakat yang menjadi peserta program selama satu tahun mengalami peningkatan yang signifikan melebihi dua kali lipat. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhinya, antara lain: modal pinjaman, pendapatan dari usaha tahu dan pendapatan lain diluar usaha tahu 6. Wina Meylani 17 Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah sebagai Modal Kerja terhadap Indikator Kemiskinan dan Pendapatan Mustahiq Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor2009IPB Fokus masalah: Perubahan indikator kemiskinan mustahiq setelah mengikuti Progran Ikhtiar, Pengaruh Program Ikhtiar terhadap pendapatan per kapita mustahiq dan faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan mustahiq tersebut. - Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kemiskinan mustahiq mengalami penurunan setelah mustahiq tersebut mengikuti Program Ikhtiar. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya nilai headcount ratio H, indeks kedalaman kemiskinan P 1 , dan indeks keparahan kemiskinan P 2 mustahiq setelah mereka mengikuti Program Ikhtiar. Nilai H mengalami penurunan 0,49 menjadi 0,44; nilai P 1 menurun dari 0,17 menjadi 0,14; dan nilai P 2 menurun dari 0,09 menjadi 0,06. - Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pendapatan per kapita mustahiq adalah pendapatan usaha mustahiq yang menggunakan modal dari Program Ikhtiar dan keaktifan bekerja mustahiq. Jumalah tanggungan mustahiq juga berpengaruh secara signifikan namun berhubungan negative dengan pendapatan 17 Wina Meylani, “Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah sebagai Modal Kerja terhadap Indikator Kemiskinan dan Pendapatan Mustahiq” Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor , Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor, 2009 21 Metode penelitian: Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan FGT Index dan Analisis Regresi Linier Berganda Waktu dan Tempat: Penelitian ini dilakukan pada April – Juli 2009 di Desa Ciaruteun Ilir, Kec. Cibungbulang, Bogor per kapita mustahiq. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa persamaan skripsi penulis dengan sebelumnya adalah tentang efisiensi, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan metode yang digunakan. Namun, banyak pula perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya. Penulis membahas mengenai tingkat efisiensi dari sudut pandang yang berbeda yaitu penilaian efisiensi pada profil dan perilaku tuna netra pada Program Tuna Netra Berdaya dengan metode DEA pendekatan produktif - model CRS – Output Oriented. Sumber data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dari kuisioner pertanyaan terbuka yang ditujukan kepada mustahiq tuna netra dari program tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu PPJM 22 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun pembagian bab adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan