mata pelajaran yang ia ajarkan yaitu mata pelajaran PAI. Informan 1 adalah guru yang aktif berorganisasi di luar kegiatan mengajar. Karena ia
banyak mendalami tentang keagamaan maka ia pun banyak mengikuti kegiatan keagamaan dalam hal pengajian dan ceramah. Profesinya diluar
guru yaitu sebagai penceramah membuatnya banyak pemahaman akan agama. Alasannya mengikuti kegiatan organisasi diluar kegiatan
mengajar adalah untuk mendalami perannya sebagai guru agama. Menurut informan 1 kegiatan yang ia lakukan dapat membuat dirinya
lebih percaya diri dalam menjalankan perannya sebagai guru agama sehingga ia dapat menyampaikan mata pelajaran secara maksimal. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh seorang penterjemah kepada masyarakat, yaitu
“Guru bertugas untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat sesuai
dengan subyek yang di tekuninya ”.
3
Semua informan mengungkapkan bahwa para siswa membutuhkan informasi mengenai pengetahuan agama, seperti berita terbaru dari
berbagai aspek keagamaan salah satunya agama Islam. Tetapi dari semua informan tidak ada yang mengungkapkan cakupan kebutuhan informasi
mengenai penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah dibidang pendidikan agama Islam. Penemuan ini hampir sama dengan yang dinyatakan oleh
Dorothy Williams dari Robert Gordon University yang meneliti mengenai literasi informasi siswa dalam kaitannya dengan penggunaan
informasi ilmiah. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa “siswa lebih
percaya diri mengakses dan menggunakan informasi yang sifatnya umum
”.
4
Namun hal ini berbanding terbalik dengan informasi yang sifatnya lebih ilmiah, mereka kurang percaya diri dan merasa membutuhkan
3
Ibid, h. 24
4
Dorothy, Williams and Caroline Wavell 2006. Information Literacy in The Classroom: Secondary School Teachers’ Conceptions. Final Report on Research Funded by Robert Gordon
Univercity. http:www.rgu.ac.ukfiles
bantuan dalam mengakses dan menggunakan informasi yang sifatnya ilmiah.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa kebutuhan informasi siswa banyak dipengaruhi oleh perannya sebagai siswa, latar belakang sekolah
dan kepribadian masing-masing individu. Berkaitan dengan hal tersebut, seseorang dapat dikatakan melek informasi bila dalam memenuhi
kebutuhan informasinya, mereka dapat menyesuaikan dengan peran yang dijalankan.
5
Sehingga nantinya kebutuhan informasi tersebut dapat menunjang perannya sebagai siswa. Siswa yang baik harus mampu
mencari, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan, dan juga mampu mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan baik dan
dapat belajar mandiri.
B. Upaya Guru dalam Pengembangan Literasi Informasi
Siswa pada Mata Pelajaran PAI
Setelah diketahui bahwa guru-guru PAI di SMPN 27 paham tentang konsep literasi informasi, maka mereka harus senantiasa berusaha untuk
mengembangkan literasi informasi siswa sesuai dengan visi misi dari sekol
ah ini, yaitu “ Unggul dalam akademik, ekskul dan berbudi pekerti luhur serta perduli lingkungan”.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan guru dalam rangka pengembangan literasi informasi siswa adalah melaksanakan berbagai
macam kegiatan baik bersifat intern maupun yang bersifat kolaborasi. Adapun upaya yang dilakukan guru untuk dapat mewujudkan hal
tersebut antara lain: a.
Identifikasi Kebutuhan Informasi Dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi siswa, ada
berbagai macam cara yang dilakukan oleh guru, misalnya dengan
5
Abin Syamsuddin, Op, Cit, h
melakukan penjabaran, membuat kerangka dan bertanya pada sumber terdekat.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh informan 1 bahwa ketika ia ingin mengetahui kebutuhan informasi siswa, maka mereka
selalu mengajarkan siswa untuk melakukan penjabaran. Penjabaran yang diajarkan kepada siswa adalah dengan cara menugaskan siswa
untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan apa yang dibutuhkan. Misalnya mereka membutuhkan informasi tentang shalat. Maka cara
yang diajarkan oleh informan 1 yaitu pertama-tama siswa harus membuat mindmap, dengan menjabarkan macam-macam shalat rukun
shalat, dan bagaimana tata cara shalat. Sedangkan menurut informan 2, informan 3 dan informan 4
mengaku tidak selalu mengajarkan siswa untuk menjabarkan kebutuhan informasi. Kegiatan ini hanya dilakukan bila siswa
mengalami kesulitan. Pada umumnya siswa-siswa SMPN 27 tidak mengalami kesulitan berarti dalam mengidentifikasi kebutuhan
informasi mereka. Hal ini dapat dikarenakan latar belakang sekolah mereka yang berbasis Islam, yaitu SD IT dan Madrasah Ibtidaiyah.
Pengalaman tentang pendidikan agama Islam pada masa Sekolah Dasar
membuat mereka
mempunyai kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi. Kekurangan mereka hanya
belum melakukannya secara efektif padahal untuk menjadi individu yang melek informasi harus dapat mengidentifikasi kebutuhan
informasi secara efektif.
6
Dalam penelitian ini, terlihat bahwa masing-masing informan mengajarkan siswa untuk mengindentifikasi kebutuhan informasi
sesuai dengan apa yang dikemukakkan oleh Hepworth yaitu dengan
6
Association of Collage and Research Libraries. 2000. Information Competency Standards for Higher Education. Chicago: Association of Collage and Reaearch Libraries.
Diakses pada 02 Desember 2014. Dari http:www.ala.orgcontentNavigationMenuACRL Standards_and_GuidelinesInformation_Literacy_Competency_Standards_for_Higher_Education.
htm
melakukan penjabaran brainstroming.
7
Selain itu menurut Umi Pr
oboyekti, “Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan untuk mengembangkan suatu topik dari berbagai aspek dapat juga dengan
melakukan freewriting yaitu proses menuliskan apa saja yang ada dalam benak untuk mendapatkan ide topik yang sudah ditentukan,
Clustering yaitu membuat diagram hubungan antara istilah-istilah yang berkaitan satu sama lain, untuk menysusun ide-ide pembahasan
dalam suatu karya penulisan, dramatizing menggunakan lima W 1 H what, why, when, where, who, how. Jika topik sudah ditemukan
maka hal-hal lain yang berkaitan dengan indentifikasi masalah dapat lebih mudah ditemukan dan ditentukan”.
8
b. Penelusuran Informasi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka, para siswa akan berusaha mengakses informasi ke sumber-sumber informasi yang
tersedia. Sumber informasi yang beragam mengharuskan mereka untuk dapat memilih sumber informasi yang tepat agar dapat
memenuhi kebutuhan informasinya. Seperti yang diungkapkan informan 1, informan 2 dan informan 4
bahwa sumber informasi yang biasa digunakan adalah internet. Menurut pendapat informan 1 sumber informasi yang paling dapat
dimanfaatkan adalah internet karena mudah diakses dan up to date. Hampir semua informasi yang dibutuhkan selalu mencarinya lewat
intenet. Namun dalam hal ini peran guru PAI sangat penting untuk dapat
mengarahkan siswa kepada penelusuran informasi yang sesuai dengan tujuan mereka. Karena apabila melakukan pencarian melalui internet
7
Mark Hepworth 1999. A Study of Undergraduate Information Literacy and Skills: the inclussion of information Literacy and Skills in the Undergraduate Curriculum.
http:www.ifla.orgIVifla65papers107-124e.htm-42k-
8
Umi Proboyekti. 2008. Literasi Informasi: Identifikasi Masalah Kebutuhan Informasi. Diakses 02 Desember 2014, dari http:lecturer.ukdw.ac.id
maka akan muncul hal-hal yang negatif bila tidak diarahkan secara benar.
Dalam melakukan penelusuran biasanya menggunakan search engine sebagai alat bantu. Informan 1 mengaku terkadang ia
mengajarkan kepada siswa untuk menggunakan pencarian khusus. Dalam melakukan penelusuran Informan 1 mengaku mengajarkan
siswa untuk mengganti strategi penelusuran bila tidak menemukan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, sumber informasi yang biasa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa adalah buku agama Islam, Al-
Qur’an dan video. Hal ini seperti yang dilakukan oleh banyak orang lainnya yang menggunakan sumber informasi ini
untuk menemukan informasi yang sifatnya sebagai pengetahuan agama. Begitu juga dengan ketiga informan lainnya.
Seperti halnya diungkapkan oleh informan 4 yaitu ketika siswa diberi tugas untuk mencari informasi tentang salah satu topik
pelajaran pada mata pelajaran PAI maka ia lebih banyak mengajarkan kepada siswa untuk mencari informasi tersebut di google dan yahoo.
Karena menurutnya itu lebih mudah digunakan untuk anak seumuran siswa SMP.
Seseorang pun dapat dikatakan melek informasi bila ia dapat menggunakan alat bantu pencarian dengan pertimbangan atas
pemahaman dan pengetahuan mereka mengenai search engine tersebut. Menurut ALA,
“Pengetahuan mengenai search engine atau sistem temu kembali akan sangat membantu dalam menyusun strategi
penelusuran atau pencarian yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan setiap sistem database memiliki keunikan tersendiri
”. Padahal untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan
cepat dan tepat, kita harus dapat mengetahui lebih banyak mengenai internet. Karena selain search engine google, masih banyak search
engine lain Khazanah Islam, Dakwah Islam dll yang dapat dijadikan alat bantu. Ataupun misalnya seorang siswa ingin mencari tentang