28
Islam, peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melawan melawan orang kafir, pemerintahan pada
zaman Nabi SAW dan para sahabat, riwayat hidup Nabi Muhammad SAW dan masih banyak lagi yang lainnya.
40
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
a. Yuyu Yulianingsih, dengan judul Upaya perpustakaan sekolah Al-Izhar
Pondok Labu dalam meningkatkan literasi informasi siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pengelola
perpustakaan terhadap konsep literasi informasi, dan untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam
meningkatkan literasi informasi. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petugas perpustakaan mampu menunjukkan bahwa mereka
memiliki pemahaman yang baik tentang literasi informasi dan mengetahui bagaimana penerapannya disekolah, dan perpustakaan melakukan upaya
untuk meningkatkan literasi informasi siswa dengan mengadakan program kegiatan yaitu Orientasi Perpustakaan dan Bulan Bahasa.
b. Shoelihatul Badriah, dengan judul Upaya perpustakaan dalam
meningkatkan literasi informasi siswa: studi kasus perpustakaan sekolah An-
Nisaa’ Pondok Aren-Bintaro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yag dilakukan pihak perpustakaan dalam
meningkatkan kemampuan siswa yang mengarah ke literasi informasi. Sehingga perpustakaan juga berperan aktif dalam pengembangan dan
peningkatan kemampuan siswa., tidak hanya diserahkan kepada pihak sekolah.
40
Ibid, h. 112
29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian yang dilakukan di SMPN 27, yang berlokasi di Jalan Lingkar Komplek PTB, Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit,
Kotamadya Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta, kemudian waktu penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2014.
B. Latar Penelitian
1. Latar Fisik
SMPN 27 Jakarta berada di tengah-tengah komplek perumahan. Lokasi untuk menjangkau sekolahnya pun sangat strategis, dapat ditempuh
dengan jalan kaki, naik angkot, ojek ataupun naik kendaraan pribadi. Bangunan sekolah merupakan bangunan pemerintah yang berdiri sejak
1976. Dari tahun ke tahun selalu bertambah jumlah ruangan kelasnya agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar.
Terdapat bagian depan gedung sekolah ada sebuah pagar sebagai pintu utama untuk masuk ke dalam sekolah. Dibagian depan gedung sekolah
sekolah terdapat sebuah masjid dan gereja sehingga memudahkan para komunitas sekolah untuk beribadah ataupun praktek ibadah sesuai dengan
agamanya. Ada 4 gedung dalam sekolah ini, gedung utama terdiri dari 3 lantai sedangkan 3 gedung lainnya hanya terdiri dari 1 lantai. Pada gedung
utama terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru-guru, staff TU serta ruang kelas. Gedung sekolah ini baru direhab pada tahun 2010. Adapun
jumlah kelas secara keseluruhan berjumlah 21 kelas dan berjumlah 744 siswa.
2. Latar Sosial
Lingkungan sosial yang tercipta di SMPN 27 cukup harmonis dan religius. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hubungan baik antar guru dan
30
kepala sekolah. Bahkan kepala sekolah sering mengontrol, berbincang- bincang bahkan sering makan-makan bersama guru-guru dan karyawan
sekolah. Begitupun dengan siswa, mereka sangat dekat dengan guru dan kepala sekolah seperti anak kepada orang tua mereka sendiri.
Dalam hal keagamaan di SMPN 27 Jakarta ini sangat baik, walaupun mereka berbeda-beda agama namun mereka saling toleransi satu sama lain.
Kedisiplinan di SMPN 27 juga patut dibanggakan. Seperti ketika siswa terlambat datang ke sekolah maka siswa tersebut tidak boleh masuk
ke dalam sekolah. Dan apabila bel sekolah berbunyi maka seluruh siswa harus sudah berada di dalam kelas, bila ada yg belum masuk maka akan
diberi hukuman. Kemudian seluruh siswa tidak diperbolehkan membawa telepon genggam dan juga mewajibkan siswa memakai pakaian seragam
dengan rapih.
3. Entri
Peneliti melakukan observasi pertama kali pada bulan November 2014. Kepala sekolah menyambut peneliti dengan baik. Guru-guru dan staff lain
juga menunjukkan sikap yang ramah terhadap peneliti dan mereka semua bersedia membantu peneliti dalam proses penelitian sehingga memudahkan
peneliti dalam memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.
C. Metode Penelitian
Menurut Mardalis metode diartikan sebagai “suatu cara atau teknis yang
dilakukan dalam proses penelitian ”. Sedangkan penelitian itu sendiri sebagai
upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk
mewujudkan kebenaran.
1
Jadi metode penelitian adalah suatu cara atau upaya untuk memperoleh fakta yang sistematis untuk mewujudkan kebenaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai
1
Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, Cet. VI, h. 24
31
status gejala yang ada atau kejadian apa saja yang terjadi saat penelitian dilakukan. Metode deskriptif merupakan prosedur, pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggabungkan, melukiskan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif umumnya bertujuan mendefinisikan secara sistematis, faktual dan
akurat terdapat suatu populasi atau daerah tertentu mengenai berbagai sifat dan faktor tertentu.
2
Adapun menurut. E Kristi Poerwandari menyatakan bahwa
“dalam penelitian kualitatif sampel tidak diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria tertent
u”.
3
Dalam penelitian penulis hendak mendapatkan gambaran mengenai pemahaman seorang guru terhadap konsep
literasi informasi dan upaya guru dalam mengembagkan literasi informasi pada siswa di SMPN 27 Jakarta.
D. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah data yang berbentuk non angka,
seperti kalimat-kalimat, foto atau rekaman suara dan gambar.
E. Informan
Informan yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui narasumber yang bersangkutan. Dalam penelitian ini narasumber yang
bersangkutan adalah guru PAI di SMPN 27 Jakarta. Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snow ball,
yaitu penggalian data melalui wawancara mendalam dari satu informan ke informan lainnya dan seterusnya sampai peneliti tidak menemukan informasi
baru lagi atau informasi yang diberikan tidak berkualitas lagi.
4
2
Moh Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, h. 54
3
E. Kristi Poerwanari, Pendkatan kualitatif dalam penelitian psikologi, Jakarta: LP3ES, 1998, Cet.1,h.102
4
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Poposal dan Laporan Penelitian, Malang: UMM Press, 2004, h. 75