DO, BOD
5,
a. Suhu
COD, padatan tersuspensi, logam berat, bahan radio aktif dan organisme perairan.
2.4.1 Parameter Fisika
Sifat fisika perairan baik langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi sifat kimia maupun biologis suatu perairan dan nilai manfaat dari
perairan tersebut Diana et.al., 2010 Parameter fisika dari suatu perairan meliputi suhu, kecerahan, kekeruhan, padatan tersuspensi, padatan terlarut Nybakken,
1988.
Suhu perairan sangat berkaitan dengan kenyamanan dan kelangsungan kehidupan suatu perairan. Peran lain yang cukup penting adalah suhu berpengaruh
terhadap kecepatan reaksi proses kimia dalam suatu perairan Mahida, 1999. Mahida 1999 juga menambahakan bahwa kecepatan metabolisme akan
meningkat dua kali jika suhu naik 10
o
b. Kecerahan dan Kekeruhan
C, karenanya perubahan yang besar dari suhu di dalam suatu ekosistem perairan dapat mengakibatkan kerugian dan tidak
dapat diterima. Nilai baku mutu suhu air untuk biota sebaiknya berkisar antara suhu air alami di perairan tersebut.
Kecerahan dan kekeruhan merupakan parameter penting dalam menentukan produktifitas suatu perairan. Tingkat kekeruhan suatu perairan berbanding terbalik
dengan tingkat kecerahannya atau meningkatnya kekeruhan akan menurunkan kecerahan perairan. Peningkatan kekeruhan ini dapat mengurangi penetrasi cahaya
matahari kedalam kolom air sehingga akan membatasi proses fotosintesis dan produktifitas primer perairan.
Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan dari suatu perairan yang menggambarkan sifat optik perairan terhadap transmisi cahaya. Semakin dalam
penetrasi cahaya ke dalam air menunjukan semakin tinggi kecerahan dan keadaan ini sangat menentukan ketebalan lapisan air yang produktif.
c. Padatan Tersuspensi
Padatan tersuspensi merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan air karenanya dapat mempengaruhi proses fotosintesis
Allison et.al., 2007. Akibat yang ditimbulkan oleh adanya padatan tersuspensi dapat mengurangi kemampuan pemurnian alami self purification dengan
mengurangi fotosintesis dan menutupi organisme dasar Azwar, 1996. Jose 2002 menyatakan bahwa padatan tersuspensi adalah padatan yang
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak mengendap langsung. Mahida 1999 juga menambahkan bahwa air buangan industri mengandung
jumlah padatan tersuspensi yang sangat bervariasi tergantung pada jenis industrinya. Besarnya kandungan padatan tersuspensi menurut Leandro et.al.,
2001 akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga dapat mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis. Sedangkan padatan terlarut
adalah padatan yang memiliki ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Padatan terlarut terdiri dari senyawa organik yang larut dalam air. Air buangan industri
umumnya banyak mengandung zat pencemar terlarut yang sering mencemari perairan dan sangat berbahaya bagi kehidupan disekitarnya Leandro et.al., 2001.
2.4.2 Parameter Kimia a. Derajat Keasaman pH
Nilai pH suatu perairan mencirikan suatu keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.
Adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat meningkatkan kebasaan air, sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikan kadar
keasaman Fakhrudin, 1996. Nilai pH menunjukan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan.
Dalam air, pH dipengaruhi oleh kapasitas penyangga buffer yaitu adanya garam- garam karbonat dan bikarbonat Effendi, 2003.
b. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen
Kandungan oksigen di perairan dapat dijadikan petunjuk tentang adanya bahan organik. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan akan mengalami
penguraian dan proses ini merupakan aktifitas bakteri yang memerlukan oksigen terlarut dalam perairan. Pesatnya aktifitas bakteri dalam menguraikan bahan
organik di perairan akan menurunkan oksigen terlarut Fardiaz, 1992.
Kandungan oksigen terlarut merupakan parameter penting yang harus diukur untuk mengetahui kualitas perairan. Kandungan oksigen terlarut akan
semakin rendah jika masukan limbah ke perairan semakin besar. Hal ini berhubungan dengan semakin bertambahnya aktifitas dekomposisi dalam
menguraikan limbah yang masuk Welch, 1978.
c. BOD
5
Kebutuhan oksigen bikimia BOD
Biochemical Oxygen Demmand
5
d. COD Chemical Oxygen Demmand
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk menguraikan bahan organik dalam air.
Nilai BOD5 tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutukan untuk
mengoksidasi bahan organik. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan oleh semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, berarti terdapat kandungan bahan organik
yang membutuhkan banyak oksigen Mahida, 1999. Menurunnya oksigen terlarut dalam air dapat menyebabkan terganggunya
proses metabolisme suatu biota perairan. jika konsentrasi oksigen terlarut terlalu rendah, mikroorganisme aerobik tidak dapat hidup dan berkembang biak namun
sebaliknya mikroorganisme anaerobik akan menjadi aktif Mahida, 1999.
Kebutuhan oksigen kimia COD ialah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik dalam air secara kimiawi. Karenanya uji COD
merupakan analisis kimia yang dapat digunakan untuk mengukur jumlah bahan organik yang sukar dipecah maupun yang dapat dipecah secara mikrobiologis
seperti yang terukur dalam uji BOD
5
e. Nitrogen