Analisis Dampak Sampah Bagi Lingkungan Pesisir

merombak bahan organik dalam air melalui proses oksidasi biokimiawi secara dekomposisi aerobik. Limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga banyak mengandung bahan organik yang dicirikan dengan tingginya BOD pada air yang tercemar limbah. Selanjutnya untuk kandungan nitrat air sungai nilai tertinggi terlihat pada stasiun KA 2 3,21 mgl dan yang terendah pada stasiun KA 3 3,18 mgl. Sedangkan kandungan nitrat dalam air laut memiliki nilai rata-rata 0,05 mgl disetiap stasiun KB 1 sampai KB 3. Secara keselurah parameter kualitas air sungai masih baik, sedangkan untuk air laut padatan tersuspensi cukup tinggi atau dengan kata lain telah melewati ambang batas baku mutu air laut untuk kualitas pertumbuhan karang.

4.5 Analisis Dampak Sampah Bagi Lingkungan Pesisir

Dampak sampah organik dan anorganik terhadap kualitas perairan sungai utama dan pesisir Teluk Kota Palu dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu dengan menggunakan Analisa Komponen Utama Principal Component Analysis atau yang lebih dikenal dengan teknik PCA. Analisis Komponen Utama merupakan salah satu teknik ordinasi yang memproyeksikan dispersi matriks data multi dimensional sehingga dapat ditemukan hubungan antara variable dan hubungan antar objek Haeruman, 1979. Analisis komponen utama dalam Gambar 13 menjelaskan karakteristik kualitas air terhadap parameter suhu, TSS, BOD, COD, turbiditas, salinitas, nitrat, nitrit, dan sampah. Hasil PCA memperlihatkan bahwa informasi penting terhadap sumbu terpusat pada 2 sumbu utama 1 dan 2 dengan kontribusi masing-masing sumbu sebesar 75 dan 16 total sebesar 91. Korelasi setiap parameter T = Suhu, TSS = Tersuspensi, BOD, COD, SL = Salinitas, NO 3 , NO 2 , SOP = Sampah Organik Potongan, SOB = Sampah Organik Berat, SAP = Sampah Anorganik Potongan, SAB = Sampah Anorganik Berat diperlihatkan dalam Tabel 15. Parameter suhu berkorelasi positif dengan salinitas. Semakin tinggi suhu pada perairan akan meningkatkan salinitas. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya evaporasi air dan minimnya presipitasi begitu juga sebaliknya. Korelasi positif lain dapat juga dilihat pada parameter suhu dan nitrat, peningkatan suhu perairan dapat meningkatkan kadar nitrat di perairan karena masuknya bahan pencemar di perairan dapat merubah sistem ekologi perairan yang berdampak pada biota. Potongan sampah organik mempunyai korelasi positif dengan turbiditas. Meningkatnya sampah organik akan meningkatkan kekeruhan suatu perairan yang berdampak pada pencemaran dan penetrasi sinar matahari ke perairan, terhambatnya sinar matahari akan menurunkan produkstivitas perairan yang berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan. Potongan sampah anorganik berkorelasi positif dengan nitrit pada perairan, peningkatan sampah anorganik membuat proses nitrifikasi meningkat dan dalam keadaan yang terus menerus dapat mengakibatkan kondisi hipoksia perairan yang berdampak pada menurunnya kualitas air. Organisme klomang juga berkorelasi positif terhadap berat sampah anorganik karena semakin beratbanyak jenis sampah yang ada maka populasi klomang juga meningkat. Menilik hasil analisa PCA antara parameter dalam matriks korelasi karakteristik kua litas air, yang ditunjukkan Gambar 13 bahwa dalam siklus korelasi semua parameter masuk dalam lingkaran di dua sumbu utama masing- masing 16 dan 75 menghasilkan ragam 91. Hal ini dapat digambarkan bahwa memang adanya korelasi antar parameter kualitas air di Teluk Kota Palu. Lanjutkan Nicoooooooooooo SH TSS BOD COD TR SL NO3 NO2 SOP SAP SOB SAB KL -1,5 -1 -0,5 0,5 1 1,5 -2 -1 1 2 -- axi s 2 16 -- -- axis 1 75 -- Correlations circle on axes 1 and 2 91 KA 1 KA 2 KA 3 KB 1 KB 2 KB 3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0,5 1 1,5 2 2,5 3 -5 5 -- axi s 2 16 -- -- axis 1 75 -- Observations on axes 1 and 2 91 KA 1 KA 2 KA 3 KB 1 KB 2 KB 3 SH TSS BOD COD TR SL NO3 NO2 SOP SAP SOB SAB KL -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0,5 1 1,5 2 2,5 3 -5 5 -- axe 2 16 -- -- axe 1 75 -- Biplot on axes 1 and 2 91 Gambar 13. Korelasi Karakteristik Kualitas Air Teluk Kota Palu Tabel 15. Matriks Korelasi Sampah Organik dan Anorganik Dengan Parameter Kualitas Air T TSS BOD COD TR SL NO3 NO2 SOP SAP SOB SAB KL T 1 0.8122 -0.7601 -0.7593 -0.7690 0.8431 -0.8575 0.2397 0.4713 0.1605 0.7609 0.4204 -0.2239 TSS 0.8122 1 -0.9839 -0.9873 -0.8402 0.9787 -0.9682 0.7090 0.6608 0.4109 0.9666 0.6474 -0.4857 BOD -0.7601 -0.9839 1 0.9992 0.8951 -0.9875 0.9796 -0.8005 -0.7681 -0.5516 -0.9934 -0.7676 0.3833 COD -0.7593 -0.9873 0.9992 1 0.8783 -0.9850 0.9752 -0.7934 -0.7569 -0.5243 -0.9882 -0.7468 0.4174 TR -0.7690 -0.8402 0.8951 0.8783 1 -0.9251 0.9423 -0.7133 -0.8322 -0.7409 -0.9363 -0.8948 -0.0590 SL 0.8431 0.9787 -0.9875 -0.9850 -0.9251 1 -0.9981 0.7154 0.7700 0.5171 0.9865 0.7500 -0.3200 NO3 -0.8575 -0.9682 0.9796 0.9752 0.9423 -0.9981 1 -0.7011 -0.7695 -0.5373 -0.9846 -0.7637 0.2690 NO2 0.2397 0.7090 -0.8005 -0.7934 -0.7133 0.7154 -0.7011 1 0.7594 0.8062 0.8111 0.8621 -0.1996 SOP 0.4713 0.6608 -0.7681 -0.7569 -0.8322 0.7700 -0.7695 0.7594 1 0.7290 0.7866 0.8898 0.0380 SAP 0.1605 0.4109 -0.5516 -0.5243 -0.7409 0.5171 -0.5373 0.8062 0.7290 1 0.6253 0.9429 0.4110 SOB 0.7609 0.9666 -0.9934 -0.9882 -0.9363 0.9865 -0.9846 0.8111 0.7866 0.6253 1 0.8199 -0.2799 SAB 0.4204 0.6474 -0.7676 -0.7468 -0.8948 0.7500 -0.7637 0.8621 0.8898 0.9429 0.8199 1 0.2100 KL -0.2239 -0.4857 0.3833 0.4174 -0.0590 -0.3200 0.2690 -0.1996 0.0380 0.4110 -0.2799 0.2100 1

4.6 Pengelolaan Sampah Dengan Pendekatan