3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di pesisir Kota Palu dan Sungai Palu. Penelitian ini berlangsung dua bulan yaitu dari Maret sampai April 2011. Adapun rangkaian
kegiatan penelitian yang dilakukan diperlihatkan dalam Lampiran 1.
3.2 Lokasi Penelitian dan Pengambilan Sampel
Penelitian dilaksanakan disepanjang pesisir Kota Palu dan Sungai Palu. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Informasi data sekunder dari
lokasi yang diteliti terlebih dahulu dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan survai pendahuluan dan penelitian lapangan. Selama penelitian juga dilakukan
pengumpulan data primer dan sekunder yang dianggap penting laporan hasil penelitian lain dan sebagainya. Survai pendahuluan ditujukan untuk menentukan
stasiun pengambilan contoh dan hal-hal teknis penelitian, dengan cara melakukan pengamatan lokasi.
Berdasarkan tujuan, maka batas lokasi penelitian adalah pesisir pantai Kota Palu intertidal dan Sungai Palu. Pengambilan sampel sampah organik dan
anorganik dilakukan pada bagian intertidal pesisir pantai dan badan Sungai Palu. Sedangkan untuk pengambilan sampel air dilakukan di dua bagian Sungai Palu
yaitu bagian yang salinitasnya 0 PSU dan bagian yang salinitasnya lebih dari 0
PSU
.
TELUK KOTA PALU SULAWESI TENGAH
Lokasi Penelitian
Sumber : BAPPEDA Kota Palu 2010
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Batas Kabupaten Batas Kecamatan
Kelurahan Jalan Utama
Jalan Lain Sungai
Zona Sungai Palu Zona Laut Teluk Palu
Zona Pesisir Palu
Keterangan:
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel sampah organik dan anorganik yang terdeposit di daerah intertidal dilakukan dengan menggunakan metode ”sampling kuadran” dan
untuk pengambilan sampel sampah di Sungai Palu dilakukan dengan metode ”garbage trap”. Pengambilan sampel sampah di daerah intertidal ditentukan
terlebih dahulu yaitu dengan menarik panjang garis sampling line transec 30 m dengan ukuran kuadrannya 2 m x 2 m sedangkan jarak antara kuadran satu
dengan yang lainnya 1 m. Peletakan kuadran dapat dilihat pada Gambar 3.
K
Keterangan : K = Kuadran c = Jarak antara kuadran
a = Panjang Kuadran d = Panjang line transek
b = Lebar Kuadran
Gambar 3. Sketsa Peletakan Sampling Kuadran Terdapat 8 garis samplingtitik lokasi pengambilan sampel di pesisir pantai
masing-masing di pesisir pantai Kecamatan Palu Barat tepatnya di kelurahan Besusu dan Kelurahan Talise terdapat 4 titik lokasi pengambilan sampel B1, B2,
B3 dan B4. Pesisir pantai Kecamatan Palu Timur tepatnya di Kelurahan Lere dan Kelurahan Silae terdapat 4 titik lokasi pengambilan sampel sampah organik dan
anorganik A1, A2, A3 dan A4, dengan jumlah kuadran masing-masing titik lokasi penelitian sebanyak 10 kuadran. Sedangkan untuk di sungai terdapat 4 titik
waktu pengambilan sampel sampah C1, C2, C3 dan C4. Jumlah total kuadran sampel sampah di 12 titik lokasi penelitian adalah 84
kuadran 40 kuadran di Kecamatan Palu Barat, 40 kuadran di Kecamatan Palu Timur serta 4 kuadran di Sungai Palu sketsa model pengambilan sampel sampah
c d
b a
dapat dilihat pada Gambar 5. Terdapat hanya 4 kuadran di sungai utama Kota Palu ini diasumsikan bahwa dalam sehari terdapat dua kali pasang dan dua kali surut
yakni pada pukul 06.00 WITA, 12.00 WITA, 18.00 WITA dan 24.00 WITA sehingga saat pengambilan sampel dapat mewakili keadaan pasang surut tersebut.
Pengambilan sampel dalam kuadran dilakukan pada saat air laut surut di daerah intertidal. Setelah tali plastik yang digunakan sebagai pengganti meteran
diletakan secara horizontalsejajar dengan garis pantai. Kuadran kemudian diletakkan satu per satu. Sampah laut padat diambil, dibersihkan lalu dikumpulkan
ke dalam karung atau kantung plastik yang berukuran besar. Sampah-sampah yang telah dikumpulkan, kemudian disortir menurut kategorijenis yang sudah
ditentukan. Setelah sampel sampah dipilah-pilah berdasarkan lokasi penelitian, maka jumlah potongan, kepadatan dan komposisi sampah dihitung, kemudian
dicatat menurut kategori jenisnya seperti yang di perlihatkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Disamping itu, dalam kuadran juga diamati apakah ada organisme makro zoobenthos yang mengkolonisasi sampah atau tidak. Jika ada organisme yang
mengkolonisasi sampah laut maka itu akan difoto, diambil dan dimasukan ke dalam kantung plastik. Selanjutnya organisme tersebut diidentifikasi di
Laboratorium Analisis Sumberdaya Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu.
Tabel 3. Formulir Daftar Jumlah Potongan dan Berat Sampah Anorganik Berdasarkan Kategori Jenisnya.
SAMPAH ANORGANIK Nama Lokasi :
Kota : PALU
Provinsi : SULTENG
Tempat: Pukul: Jumlah Kuadran :
Panjang Transek: 30 m Lebar Transek: 2 m
Luas Area : m Kategori Sampah Anorganik
Jumlah Potongan Berat g
Plastik Aluminium
Kaca Kain Tekstil
Karet Kertas
Styloform Total
Jumlah berat sampah laut per meter persegi = Jumlah potongan sampah laut per meter persegi =
Tabel 4. Formulir Daftar Jumlah Potongan dan Berat Sampah Organik Berdasarkan Kategori Jenisnya.
SAMPAH ORGANIK Nama Lokasi :
Kota : PALU
Provinsi : SULTENG
Tempat: Pukul: Jumlah Kuadran :
Panjang Transek: 30 m Lebar Transek: 2 m
Luas Area : m Kategori Sampah Organik
Jumlah Potongan Berat g
Total Jumlah berat sampah laut per meter persegi =
Jumlah potongan sampah laut per meter persegi =
Pengambilan sampel sampah di sungai dengan menggunakan metode ”garbage trap” perangkap sampah diletakkan secara vertikal dengan sedikit
terendam dalam badan air sungai. Adapun sungai ini memiliki lebar ± 25-30 m dengan kedalaman sungai sebelah kiri 3-4 m dan sebelah kanan ± 1 m. Jaring
perangkap sampah memiliki ukuran mata jaring 5 cm dengan panjang 40 m. Peletakkan ”garbage trap” ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Keterangan : a Jembatan
b Badan aliran sungai c Garbage trap
d Bantaran sungai Kecamatan Palu Timur e Bantaran sungai Kecamatan Palu Barat
Gambar 4. Sketsa Model Peletakan ”Garbage trap”.
3.4 Identifikasi Sampel Air dan Makrozoobenthos