PENDAHULUAN Optimasi Daya dan Waktu Reaksi Amidasi Etil P-Metoksisinamat dengan Dimetil Formamida Menggunakan Irradiasi Microwave

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Famili : Zingiberaceae Genus : Kaempferia Spesies : Kaempferian galanga Linn.

2.1.2. Tempat tumbuh

Kencur dapat tumbuh di berbagai tempat di dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian daerah antara 80-700 meter dari permukaan laut. Tanaman ini menghendaki tanah yang subur dan gembur. Kencur tumbuh lebih baik pada tempat yang sedikit terlindung Syukur, Hernani, 2001. Tumbuhan kencur yang ditanam pada ketinggian lebih dari 600 m dpl mempunyai resiko pertumbuhan yang kurang baik. Selain itu, peta curah hujan di Jawa menunjukkan bahwa kencur dapat beradaptasi di daerah yang basah 9 bulan basah maupun yang sedang 5-6 bulan basah dan 5-6 bulan kering dan mencakup area kira-kira 60 dari luas pulau Jawa Roemantyo, 1996.

2.1.3. Kandungan

Tumbuhan kencur Kaempferia galanga L mengandung asam propionat 4,71, pantadekan 2,08, asam tridekanoat 1,81, 1,21-dokosadiena 1,47, beta-sitosterol 9,88 , dan etil p- metoksisinamat sebagai komponen terbesar 80,05 Umar et al, 2012. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Tewtrakul et al. 2005 juga dipaparkan bahwa terdapat kandungan α-pinen, kamphen, karvon, benzen, eukaliptol, borneol, dan metil sinamat dalam tanaman kencur. 6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.2 Struktur Senyawa dari a beta-sitosterol b etil p-metoksisinamat c pentadekan d asam tridekanoat Nugraini, 2015

2.1.4. Manfaat Kencur

Secara empirik, kencur berkhasiat sebagai obat untuk batuk, gatal-gatal pada tenggorokan, perut kembung, mual, masuk angin, pegal- pegal, pengompres bengkakradang, tetanus dan penambah nafsu makan Miranti, 2009. Sulaiman dkk. 2007, menyatakan bahwa rimpang kencur dapat digunakan untuk hipertensi, rematik dan asma. Penelitian yang dilakukan Sulaiman dkk. 2007 ini juga melaporkan bahwa ekstrak air daun kencur mempunyai aktivitas antiinflamasi yang diuji pada radang akut yang diinduksi dengan karagenan. Sulaiman, dkk., 2007 2.2.Senyawa Etil p-metoksisinamat Etil p-metoksisinamat EPMS atau C 12 H 14 O 3 merupakan salah satu senyawa yang dihasilkan dari isolasi rimpang kencur Kaempferia galanga L. Etil p-metoksisinamat termasuk senyawa turunan asam sinamat yang dengan demikian jalur biosintesis senyawa EPMS adalah melalui jalur biosintesis asam sikhimat. a b c d 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.3 Jalur sikimat untuk menghasilkan etil p-metoksisinamat Etil p-metoksisinamat termasuk ke dalam senyawa ester yang mengandung cincin benzen dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air dan n-heksan Barus, 2009. Hasil penelitian pada pemilihan pelarut pada suhu kamar didapat bahwa heksan adalah pelarut yang paling sesuai ditandai dengan persen hasil isolasi tertinggi yaitu 2,111 yang diikuti dengan etanol yatu 1,434 , dan 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta etil asetat 0,542 sedangkan dengan aquades tidak terdapat kristal Taufikkurohmah et al., 2008. 2.3.Ester Gambar 2.4 Struktur umum senyawa ester Penamaan ester terdiri dari dua kata, kata pertama adalah nama gugus alkil yang terikat pada oksigen ester sedangkan kata kedua berasal dari nama asam karboksilatnya, dengan membuang kata asam Inggris: -ic acid menjadi –ate Siswandono, 2008. Ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui pergantian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus karboksil dengan suatu gugus organik. Kebanyakan ester tersebar luas pada semua senyawa alam. Sebagai contoh, metil butanoat ditemukan pada minyak nanas dan isopentil asetat merupakan senyawa pokok minyak pisang Mc Murry, 2008. Pada dasarnya ester merupakan asam karboksilat dengan menghilangkan gugus hidrogen dan digantikan oleh gugus R dan ester merupakan senyawa yang mempunyai aroma yang enak dan aroma yang tercium dari buah-buahan, misalnya : propil pentanoat nanas, etil butanoat Winter, A., 2005. Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester. Esterifikasi yang melibatkan alkohol dan asam karboksilat dengan adanya katalis asam dan basa, hanya akan memberikan hasil yang baik terhadap alkohol primer, sedangkan dengan alkohol sekunder dan tersier tidak memberikan hasil yang diharapkan Kammoun, dkk., 1997.