yang terbentuk dari ratusan komposisi utama dan ribuan komposisi kimia lainnya. Adanya keberagaman mengakibatkan setiap produk minyak mempunyai
karakteristik unik yang berbeda satu dengan lainnya. Karakteristik minyak akan menentukan nasib minyak pada saat tumpah dan dampak terhadap organisme
yang berada di lingkungannya. Karakteristik minyak juga menentukan tingkat efisiensi pembersihan minyak saat tumpah di laut. Disamping itu karakteristik
minyak sangat penting untuk mengembangkan model pergerakan tumpahan minyak. Karakteristik minyak mentah beserta dengan turunan produknya dan
komposisi kimia dan karakteristik fisika dari masing-masing jenis minyak adalah sebagai berikut:
2.3.1 Komposisi Minyak
Minyak mentah terdiri dari campuran rantai ikatan hidrokarbon mulai dari rantai terkecil dengan ikatan yang lemah sampai dengan rantai yang besar dengan
ikatan yang kuat. Komposisi campuran dari rantai hidrokarbon tersebut terbentuk dan tergantung dari formasi geologi dilokasi penemuan ladang minyak dan sangat
berperan dalam pembentukan karakteristik minyak Fingas 2000. Komposisi minyak dari berbagai jenis produk minyak dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi kandungan hidrokarbon dari berbagai jenis produk minyak dalam.
No Kelompok
Kelas Ikatan
Gasoline Diesel
Light Crude
Heavy Crude
IFO Bunker
C
1 Saturates
50-60 65-95
55-90 25-80
25-35 20-30
Alkanes 45-55
35-45 Cyclo-
alkanes 5
30-50 Waxes
0-1 0-20
0-10 2-10
5-15 2
Olefins 5-10
0-10 40-50
3 Aromatics
25-45 5-25
10-35 15-40
0.05-1.0 30-50
BTEX 15-25
0.5-2.0 0.1-2.5
0.01-2.0 40-60
0.00- 1.0
PAHs 0-5
5-35 15-40
15-25 30-50
4 Polar
Compounds 0-2
1-15 5-40
10-30 Resins
0-2 0-10
2-25 10-15
10-20 Asphalte
0-10 0-20
5-10 5-20
No Kelompok
Kelas Ikatan
Gasoline Diesel
Light Crude
Heavy Crude
IFO Bunker
C
nes 5
Metals 30-250
100-500 100-
1000 100-
2000 6
Sulphur 0.02
0.1-0.5 0-2
0-5 0.5-2.0
2-4
Sumber: Fingas 2000
Komponen-komponen dari minyak bumi itu disebut juga dengan istilah fraksi-fraksi minyak bumi yang dapat dipisahkan satu dengan yang lain melalui
proses penyulingan atau destilasi secara bertingkat berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponennya Gambar 2.
Beberapa nama dari jenis minyak menurut Fingas 2000 yang digunakan dari hasil produk perminyakan adalah sebagai berikut:
1. Bensin gasoline, digunakan untuk bahan bakar mobil-mobil kecil. 2. Diesel diesel fuel, digunakan untuk bahan bakar kendaraan besar seperti
truk, kereta dan bis. 3. Minyak mentah ringanLight crude oil, banyak dihasilkan dari ladang
minyak di sebelah barat Kanada dan Louisiana. 4. Minyak mentah berat Heavy crude oil, banyak dihasilkan dari negara-
negara Arab dan California. 5. Minyak bakar intermediatIntermediate fuel oil, campuran dari residu
minyak berat dan diesel biasa digunakan untuk bahan bakar kapal. 6. Bunker CBunker fuel, residu berat bahan bakar dari sisa produksi bensin
dan diesel, sering juga disebut minyak bakar. 7. Emulsi minyak mentah Crude oil emulsion, emulsi air dalam minyak
pada minyak mentah fase medium.
Gambar 2 Fraksi destilasi minyak mentah Seager Stocker 1976
2.3.2 Karakteristik Minyak
Karakteristik minyak meliputi viskositas, densitas, spesifik gravitasi, kelarutan, titik bakar, titik tuang, fraksi destilasi, tegangan permukaan dan tekanan
uap. Emulsi minyak mentah memiliki nilai viskositas yang paling tinggi Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis ini mempunyai kecepatan alir yang lebih lambat jika
dibandingankan dengan jenis bensin. Kekentalan berpengaruh secara langsung terhadap kecepatan menyebar tumpahan minyak yang mengalami tumpahan di
perairan. Densitas sangat penting digunakan karena akan memberikan indikasi apakah minyak akan terapung dipermukaan air atau tenggelam ke dalam air jika
mengalami tumpahan. Karena densitas air sebesar 1.0 grcm
3
pada suhu 15°C dan kebanyakan minyak memiliki kisaran densitas sebesar 0.7-0.99 gcm
3
maka minyak akan terapung di permukaan air Fingas 2000.
Tabel 2 Karakteristik dari berbagai jenis produk minyak
Property Units
Gaso- line
Die- sel
Ligth Crude
Heavy Intermedi-
ate Fuel Oil
Bunker C
Crude Oil Emulsion
Viscosity mPa.s at
15°C 0.5
2 5-50
50 sd 50,000
1,000 sd 15,000
10,000 sd
50,000 20,000 sd
100,000 Density
gml at 0.72
0.84 0.78 sd
0.88 sd 0.94 sd
0.96 sd 0.95 sd
15°C 0.88
1.00 0.99
1.04 1.0
Flash Point °C
-35 45
-30 sd 30
-30 sd 60
80 sd 100 100
80 Solubility in
Water ppm
200 40
10 sd 50 5 sd 30
10 sd 30 1 sd 5
- Pour Point
°C -
-35 sd -
1 -40 sd
30 40 sd
30 -10 sd 10
5 sd 20 50
API Gravity 65
35 10 sd
30 10 sd 20
5 sd 15 10 sd 50
Interfacial Tension
mNm at °C
27 27
15 sd 30
25 sd 30 25 sd
35 -
Distillation Fractions
distilled at
100°C 70
1 2 sd 15
1 sd 10 -
- -
200°C 100
30 15 sd 40
2 sd 25 2 sd 5
2 sd 5 300°C
85 30 sd 60
15 sd 45
15 sd 25 5 sd 15
400°C 100
45 sd 85 25 sd
75 30 sd 40
15 sd 25
residual 15 sd 55
25 sd 75
60 sd 70 75 sd
85
Sumber: Fingas 2000
Kelarutan minyak dalam air dihitung dari seberapa banyak minyak yang terlarut di dalam kolom air pada skala molekuler. Tingkat kelarutan minyak dalam
air sangat penting dalam fraksi terlarut dari minyak berupa sifat toxic terhadap organisme di suatu perairan terutama dalam konsentrasi yang besar. Titik tuang
adalah suhu minyak dapat bertahan pada saat tumpah dari kapal. Titik tuang menggambarkan suhu dimana minyak apabila dituangkan dengan sangat perlahan
dapat bertahan digunakan sebagai indikator kestabilan dari minyak. Tekanan uap minyak adalah tekanan yang diukur pada bagian dari partisi
minyak antara fase cairan dan gas atau seberapa banyak uap minyak di dalam suatu ruang yang dapat diberikan pada suhu tetap. Tekanan uap minyak sangat
beragam karena minyak terdiri dari campuran berbagai komposisi dan berubah dengan cepat karena faktor cuaca. Tekanan uap minyak sulit sekali untuk diukur
dan jarang sekali digunakan sebagai parameter untuk mengkaji tumpahan minyak.
2.4 Proses-proses Fisik dan Kimia Minyak di Laut
Pada saat minyak tumpah baik di lingkungan perairan atau daratan, terdapat beberapa proses transformasi minyak yang terjadi dan disebut pula sebagai
perilaku dari minyak. Gerakan dan nasib dari tumpahan minyak di laut
dipengaruhi oleh proses fisika, kimia dan biologi bergantung pada sifat minyak, kondisi hidrodinamika, meteorologi dan lingkungan Egberongbe et al. 2006
Terdapat dua proses utama yaitu proses pelapukan minyak yang merupakan suatu urutan proses fisik dan kimia karakteristik minyak yang akan berubah ketika
minyak tumpah dan kedua adalah kelompok proses yang berkaitan dengan pergerakan minyak di suatu lingkungannya. Proses pelapukan dan pergerakan
minyak merupakan proses yang terjadi saling tumpang tindih bersamaan. Proses pelapukan sangat mempengaruhi bagaimana minyak bergerak di suatu lingkungan
dan sebaliknya. Proses-proses ini sangat tergantung jenis minyak yang tumpah dan kondisi cuaca sesaat dan setelah minyak tumpah.
2.4.1 Penyebarang
Sumber: ITOPF. 2007 tebal dari tiap band mengindikasikan berapa besar peranan dari tiap proses
Gambar 3 Perubahan tumpahan minyak mentah oleh proses pelapukan terhadap waktu.
Penyebaran tumpahan minyak di atas permukaan air dalam arah horizontal dipengaruhi oleh gravitasi, kelembaman, kekentalan dan gaya tegangan
permukaan Njobuenwu 2008. Pada Gambar 3 warna biru menyajikan bahwa penyebaran adalah proses yang paling signifikan selama proses awal terjadinya
tumpahan minyak di air yang meningkatkan luas daerah permukaan yang tergenang, dengan demikian meningkatkan transfer massa melalui penguapan dan
proses dissolusi. Kecenderungan dari tumpahan minyak untuk menyebar bergantung pada dua gaya fisika yang bekerja beriringan yaitu gaya gravitasi yang