Dissolusi Karakteristik minyak Desain Tumpahan

Tabel 9 Karakteristik fisik dan kimia dari tiap fraksi minyak Jenis Titik didih mmol [gmole] [ ] vis 100°F [cs] Tekanan uap [mmHg] [ ] C6-C12 Parafin 69-230°C 128 715 0.536 106.94-1417.61t+202.17 29.9 C13-C25 Parafin 230- 405°C 268 775 4.066 107.01-1825.05t+149.76 35.2 C6-C12 sikloparafin 70-230°C 124 825 2 106.91-1441.79t+204.7 29.9 C13-C23 sikloparafin 230- 405°C 237 950 4 106.99-1893.78t+151.82 35.2 C6-C11 Aromatik 80-240°C 110.5 990 0.704 106.91-1407.34t+208.48 32.4 C12-C18 Aromatik 240- 400°C 181 1150 6.108 106.97-1801.00t+162.77 29.9 Residu heterosiklis 400°C 600 1050 458 47.2 Sumber: DHI Water Environment. 2007 Komponen fraksi untuk tiap jenis minyak yang diskenariokan mengalami tumpahan di perairan Kepulauan Seribu dirangkum dalam Tabel 10. Tabel 10 Komponen fraksi tiap jenis minyak No Sifat Minyak Aftur Minyak mentah Diesel Bensin 1 C6-C12 Parafin 5.1 14.7 30 2 C13-C25 Parafin 32.7 3.78 3 C6-C12 sikloparafin 34.2 50 4 C13-C23 sikloparafin 16.2 5 C6-C11 Aromatik 1.8 9.1 20 6 C12-C18 Aromatik 24.1 7 C9-C25 Naphtheon 4.1 42.4 8 Residu 73.12 Reff Temp -20 40 20 Viscositas 8 4.05 6.94 Suhu minyak 25 25 25 25 Sumber: Star Energy. 2004. Dari desain tumpahan minyak diperoleh konsentrasi minyak total, emulsifikasi, penguapan, disolusi, dispersi vertikal, perubahan konsentrasi fraksi dan waktu pemaparan. halaman ini sengaja dikosongkan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Model Hidrodinamika

Hasil simulasi menggunakan modul analisis tumpahan minyak pada program Mike 2007 DHI 2007 menunjukkan bahwa model hidrodinamika perairan Kepulauan Seribu bervariasi antara musim barat dengan musim timur. Pola hidrodinamika yang diamati setiap musimnya mengacu pada pola pasang surut perairan Kepulauan Seribu, yang meliputi: pasang tertinggi, surut terendah, pasang menuju surut pada kondisi MSL Mean Sea Level dan surut menuju pasang pada kondisi MSL. Kondisi pola pasang surut dalam hidrodinamika digunakan untuk membandingkan pola arus pada setiap kodisi pasut yang berpengaruh terhadap pola sebaran tumpahan minyak yang terjadi di Kepulauan Seribu.

4.1.1 Musim Barat

Pola arus pada saat kondisi surut terendah Gambar 14 memperlihatkan bahwa tinggi muka air relatif sama dengan kisaran 0-6.8 cm sehingga tidak ada perbedaan tinggi muka air yang signifikan yang terjadi pada daerah model. Daerah intertidal memperlihatkan dengan jelas yang ditandai dengan warna kuning sebagai daerah genangan yang mengalami kekeringan saat kodisi surut. Kondisi angin pada musim barat terlihat pada windrose Gambar 14 dengan 10 dalam kondisi tenang. Angin dominan bergerak ke timur dengan kecepatan bervariasi 12 dengan kecepatan 3.8-5.1 ms, 22 dengan kecepatan 5.1-6.4 ms, 10 dengan kecepatan 6.4-7.7 ms serta sekitar 2 dengan kecepatan diatas 7.7 ms. Pola arus yang terbentuk pada kondisi surut dominan dipengaruhi oleh pola kondisi pasang surut dengan perbedaan level muka air yang tidak signifikan, pengaruh pola musiman tidak cukup berpengaruh dalam pembetukan pola arus di Kepulauan Seribu. Gambar 14 Pola hidrodinamika pada kondisi surut Pola arus permukaan pada kondisi surut Gambar 14 memperlihatkan bahwa pola arus bergerak dominan oleh pengaruh pola perambatan pasang surut yang begerak ke arah timur laut meskipun pada saat itu angin bertiup ke arah barat. Dari pola arus pada musim barat menunjukkan bahwa pola pergerakan arus permukaan dipengaruhi dominan oleh perambatan pasang surut.