Kondisi MSL pasang menuju surut

di lokasi terjadinya kebocoran oleh tabrakan kapal tanker dengan jarak sekitar 6 km dari titik tumpahan dengan selang waktu 7.5 jam setelah tumpahan. Gambar 26 Pola sebaran tumpahan minyak mentah pada kondisi MSL pasang menuju surut setelah 7.5 jam pada musim barat Pola sebaran tumpahan minyak oleh akibat dari kapal tanker yang kandas di pesisir Pulau Karangberas titik B 106°34.68 BT, 5°46.72 LS menyebar bergerak ke utara melewati selat antara Pulau Karangberas dengan Pulau Air. Sebaran mengikuti pola pergerakan arus permukaan oleh pengaruh pasut yang berada pada kondisi menuju surut dengan jarak sebaran dari titik sumber sekitar 4 kilometer pada selang waktu 7.5 jam. Lebar sebaran juga bertambah dengan bertambahnya jarak dari lokasi tumpahan yang mencapai sekitar 500 m. Hal ini berdampak pada luas sapuan yang dilewati oleh tumpahan minyak karena ketebalan lapisan minyak menurun oleh proses penyebaran. Skenario pipa yang bocor dekat dengan Teluk Jakarta titik C 106°22.34 BT, 5°32.42LS belum memperlihatkan sebaran karena pola arus permukaan yang relatif kecil sehingga minyak yang keluar masih menumpuk pada titik kebocoran. Jenis minyak mentah mempunyai sifat kelembaman yang lebih tinggi untuk melakukan spreading dibandingkan dengan jenis minyak yang lain karena mempunyai tegangan permukaan yang lebih tinggi sehingga pada kondisi ideal tanpa arus pola sebaran cenderung lebih lambat dari jenis minyak lain yang diskenariokan.

4.3.1.3 Kondisi surut

Pola sebaran tumpahan minyak jenis minyak mentah kondisi surut pada musim barat yang diskenariokan pada Kepulauan Seribu disajikan pada Gambar 27. Pola sebaran tumpahan minyak yang bersumber dari titik A oleh tabrakan kapal tanker 106°34.87 BT, 5°50.49 LS pada awalnya bergerak ke arah timur laut bergerak ke utara dan menyapu lokasi titik tumpahan kapal yang kandas pada titik B dengan jarak sekitar 9 km dari titik sumber tumpahan. Luas daerah sapuan oleh sebaran tumpahan juga meningkat dari titik tumpahan hingga ujung sebaran oleh pengaruh gerakan arus permukaan pada daerah model namun belum mencapai daerah pesisir dari pulau di Kepulauan Seribu. Ketebalan lapisan minyak yang menyebar mencapai 100 mm dengan lebar daerah sapuan mencapai 1 km. Skenario tumpahan minyak oleh kapal yang kandas dipesisir Pulau Karangberas yang ditandai dengan titik B pada Gambar 27 dan pola sebaran tumpahan minyak jenis minyak mentah memperlihatkan bahwa pada saat menjelang surut bergerak ke utara berubah pada saat surut bergerak ke barat laut hingga jarak 3 km. Penyebaran bergerak ke utara mendekati pesisir Pulau Kotok Besar setelah hari kedua terjadinya tumpahan dengan jarak dari titik tumpahan sekitar 9 km dengan lebar sapuan pada sekitar 500 m dengan ketebalan lapisan yang mencapai 150 mm. Pembelokan arah gerakan pola sebaran tumpahan ke utara mengikuti pola gerakan pasut pada saat surut dengan massa air meninggalkan pesisir pulau utama menuju laut lepas di Laut Jawa. Gambar 27 Pola sebaran tumpahan minyak mentah musim barat pada kondisi surut setelah 12 jam pada musim barat