jenis perusahaan yang ada di BEI karena perusahaan manufaktur memiliki populasi mayoritas dari perusahaan dagang maupun jasa, selanjutnya
penelitian ini diberi judul Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI .
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Apakah current ratio, debt to
equity ratio, operating profit margin, return on assets, inventory turnover, dan total assets turnover berpengaruh signifikan baik secara simultan
maupun parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur di BEI?
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin diambil dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, return on
assets, inventory turnover, dan total assets turnover berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur di BEI.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk memahami rasio keuangan
dan pertumbuhan laba khususnya pada perusahaan manufaktur. 2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan-
keputusan keuangan yang menyangkut investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagi pihak lain, untuk menjadi bahan masukan dalam memahami pertumbuhan laba dan sebagai bahan refrensi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Laba
Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya
yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Terdapat banyak penjelasan mengenai pengertian laba yang dijelaskan oleh para ahli. Seperti
Harahap 2005:263: Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan
karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi
dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang,
dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau
kinerja perusahaan.
Wild, Subramanyam, dan Halsey 2005 : 25 mendefenisikan: Laba earnings atau laba bersih net income mengindikasikan
profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara
pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas
sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.
Selanjutnya Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice dan Skousen 2004 : 230 menjelaskan laba terdiri dari empat elemen
Universitas Sumatera Utara
utama yaitu pendapatan revenue, beban expense, keuntungan gain, dan kerugian loss. Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut yaitu:
a.Pendapatan revenue adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya atau
kombinasi dari keduanya dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan
usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
b.Beban expense adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban atau kombinasi keduanya dari
penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau
usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
c. Keuntungan gain adalah peningkatan dalam ekuitas aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi
sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali
yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
d. Kerugian loss adalah penurunan dalam ekuitas aktiva bersih dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari
suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang
berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
2.1.2 Pertumbuhan Laba
Indikasi pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih adalah laba yang dihasilkan setelah dikurangi
dengan kerugian-kerugian diluar usaha serta pajak penghasilan. Pemilihan laba bersih karena dianggap mencerminkan fokus kinerja
perusahaan yang penting. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba bersih periode sekarang dengan laba bersih pada
periode sebelumnya. Secara matematis dituliskan:
��������ℎ�� ���� =
���� ����� ℎ ��ℎ��
�
−���� ����� ℎ ��ℎ��
�−1
���� ����� ℎ ��ℎ��
�−1
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan-perubahan komponen yang ada dalam laporan keuangan misalnya perubahan penjualan,
perubahan harga pokok penjualan, perubahan pajak penghasilan, perubahan beban bunga, maupun perubahan pos-pos luar biasa, dan
lain-lain. Perubahan laba juga dipengaruhi faktor-faktor dari luar seperti peningkatan harga akibat inflasi, kebebasan manajemen managerial
discrection yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan metode penyusutan yang diperkirakan dapat meningkatkan laba.
Menurut Hanafi dan Halim dalam Haryanti, 2007 menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan maka ketepatan pertumbuhan
laba yang diharapkan semakin tinggi. 2. Umur perusahaan.
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
3. Tingkat leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka
manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.
4. Tingkat penjualan. Semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang
maka pertumbuhan laba akan semakin tinggi juga 5. Perubahan masa lalu.
Semakin besar perubahan masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.
2.1.3 Analisis Pertumbuhan Laba
Menurut Anoraga dan Pakarti dalam Angkoso,2006 ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental
dan analisis teknikal:
Universitas Sumatera Utara
1. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan
dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui
bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan
atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi
dan resiko yang harus ditanggung. Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan
keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis,
artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Dalam company
analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan rasio keuangan. Para
analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi pertumbuahan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang
tercermin melalui kinerja perusahaan.
2. Analisis Teknikal Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data
atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang
akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan.
Dalam hal ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kinerja
perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diketahui melalui rasio keuangan.
2.1.4 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
Universitas Sumatera Utara
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009:7:
Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Munawir 2004:2 pengertian laporan keuangan “pada dasarnya hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata atau
aktivitas perusahaan tersebut”. Sehingga disimpulkan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disajikan secara terstruktur
sehingga dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan selama kurun
waktu tertentu. Standar Akuntansi Keuangan 2009:8 menjelaskan laporan keuangan
yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut: 1. laporan posisi keuangan pada akhir periode;
2. laporan laba rugi komprehensif selama periode 3. laporan perubahan ekuitas selama periode;
4. laporan arus kas selama periode; 5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan
Universitas Sumatera Utara
6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya.
2.1.5 Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai prospek dan resiko perusahaan. Prospek untuk menilai
keuntungan profitabilitas sedangkan resiko untuk menilai apakah perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan atau tidak.
Djarwanto 2004:59 menjelaskan: analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan
dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan
memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan
bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya
Tunggal 2000:22 mendefinisikan analisis laporan keuangan sebagai “suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab
masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba”.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk menilai performa perusahaan. Namun analisis
laporan keuangan juga memiliki tujuan khusus yang dapat ditinjau dari berbagai pokok yang berkepentingan atas perusahaan. Perbedaan
kepentingan akan membawa perbedaan dalam cara menganalisis
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan tersebut. Sehingga analisis laporan keuangan akan tergantung pada kepentingan masing-masing pihak. Djarwanto
2004:60 menjelaskan berbagai tujuan analisis laporan keuangan ditinjau dari berbagai sudut kepentingan yaitu:
Dari sudut pandang manajemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup tinggi, cara kerja cukup efisien, aktiva aman
dan terjaga, struktur permodalan sehat, dan perusahaan mempunyai rencana yang baik mengenai masa depan perusahaan. Sedangkan
bagi pemegang saham, dalam menilai keberhasilan manajemen dalam memimpin perusahaan, perhatian terutama ditujukan pada
kemampuan perusahaan membayar dividen dan bunga yang dihasilkan dari investasi. Pihak lain seperti kreditur, yang penting
adalah likuiditas perusahaan dan prospek ekonomi perusahaan. Bagi pemerintah, analisis laporan keuangan berpengaruh untuk
penarikan pajak sebagai salah satu sumber anggaran belanja, kesempatan kerja bagi masyarakat.
Menurut Djarwanto 2004:61 ada beberapa macam teknik analisis laporan keuangan yang dapat dibuat:
1.Analisis perbandingan neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba ditahan dengan menunjukkan:
a.data absolut jumlah dalam rupiah b.kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah
c.kenaikan dan penurunan dalam persen d.perbandingan yang dinyatakan dalam mrasio
e.persentase dari total
2.Analisis perubahan modal kerja 3.Analisis trend dari rasio unsur-unsur neraca dandata operasi yang
ada kaitannya 4.Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba
rugi 5.Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur
neraca, laporan laba-rugi, dan kedua laporan keuangan tersebut. 6.Analisis perbandingan dengan rasio industri
7.Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba bruto
8.Analisis titik impas atau analisis break-even point.
Universitas Sumatera Utara
Kasmir 2009:69 menyebutkan terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu:
1.Analisis Vertikal: merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan
antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui
perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui
2.Analisis Horizontal: merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari
hasil analisis iniakan terlihat perkembangan perusahaan periode yang satu ke periode yang lain
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horizontal jika dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam analisis horizontal, akan
terlihat jika terjadi perubahan-perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode ke periode lain sedangkan dalam anlisis vertikal
tidak terlihat. Analisis horizontal juga mempermudah kita mengambil keputusan tentang hal yang perlu dilakukan jika perubahan terjadi.
2.1.6 Analisis Rasio Keuangan
Pengertian analisis rasio keuangan menurut Weston 1995:225: Analisis rasio keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-
posneraca dan perhitungan laba rugi, memungkinkan seseorang menelusurisejarah suatu perusahaan dan menilai posisi
keuangannya saat ini, sertamemungkinkan bagi manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan
keuangan perusahaan dan dengan demikiandapat mencari cara-cara yang tepat untuk mendapatkan dana
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisis lainnya.
Keunggulan tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
1.rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan;
2.merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
3.mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain; 4.sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score; 5.menstandarisir size perusahaan;
6.lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time
series; 7.lebih mudah dalam melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi
di masa yang akan datang. Selain memiliki keunggulan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam
mengambil keputusan, rasio keuangan belum bisa dipastikan menjamin kondisi dan posisi keuangan yang sebenarnya. Hal itu terjadi karena
rasio-rasio keuangan juga memiliki kelemahan. Weston dalam Kasmir, 2009:117 menyebutkan kelemahan rasio keuangan:
1.Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian data tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misalnya
perusahaan menggunakan: -metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan nilai
penyusutan terhadap aktivanya sehingga menghasilkan nilai penyusutan setiap periode juga berbeda, atau
- penilaian sediaan yang berbeda 2.Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang
dilaporkan berbeda pula, tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut
Universitas Sumatera Utara
3.Adanya manipulasi data, artinya dalam menyusun data pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan
keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio keuangan tidak menunjukkan hasil yang sesungguhnya.
4.Perlakuan pengeluaran untuk biaya-biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda. Misalnya biaya riset dan
pengembangan, biaya perencanaan pensiun, merger, jaminan kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet.
5.Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan.
6.Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komperatif akan ikut berpengaruh
7.Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan standar industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan telah
dikelola dengan baik.
2.1.7 Penggolongan Rasio Keuangan
Rasio atau sering juga disebut nisbah finansial atau rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja
suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan laporan posisi keuangan, laporan
labarugi, laporan arus kas. Rasio keuangan menurut Riyanto 2001:329 ialah “ukuran yang digunakan dalam interpretasi dananalisis
laporan finansial suatu perusahaan”. Rasio keuangan menurut Horne dalam Kasmir, 2008:104 ialah “indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Weston dalam Kasmir, 2009: 106 menggolongkan rasio keuangan ke
dalam enam kelompok rasio yaitu: likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, pertumbuhan, dan penilaian. Harahap 2013:301 rasio
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitasrentabilitas, rasio leverage, rasio
aktivitas, rasio pertumbuhan, market based, dan rasio produktivitas. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering disebut dengan rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
likuidnya suatu perusahaan. Caranya dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan
passiva lancar. Weston dalam Kasmir 2009:129 menyebutkan “rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Gill dalam Kasmir 2009:130 menyebutkan bahwa “rasio likuiditas
mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar
pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo”. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak eksternal maupun internal. Sudana 2011:21 untuk mengukur rasio likuiditas digunakan:
Universitas Sumatera Utara
a. current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, b.quick ratio atau acid test ratio mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar dikurang persediaan karena kurang likuid,
c.cash ratio mengukur kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar.
Dalam penelitian ini digunakan current ratio untuk mengukur likuiditas.
������� ����� =
������ � ������ ������� ���������
Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Perusahaan memperoleh pendanaan dari dua sumber yaitu modal sendiri dan pinjaman. Perusahaan dapat memilih dana dari salah satu
sumber tersebut atau kombinasi dari keduanya. Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena
itu, mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, perlu disiasati agar dapat saling
menunjang. Caranya adalah dengan melakukan kombinasi dari masing-masing jumlah sumber dana. Kombinasi dari penggunaan
dana pinjaman atau utang dikenal dengan nama rasio solvabilitas
Universitas Sumatera Utara
atau rasio leverage. Horne 2005:209 mengatakan “rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang”. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti
luas rasio leveragesolvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dibubarkan dilikuidasi. Untuk mengukur rasio leverage digunakan:
a. debt ratio mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang
untuk membiayai aktiva perusahaan. b.Times interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar beban tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT Earning Before Interest and Taxes
c.Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini juga
menunjukkan kemampuan untuk memperoleh pinjaman yang baru. d.Long term debt to equity ratio mengukur besar kecilnya
penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan.
Pada penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk mengukur solvabilitas.
���� �� ������ ����� = ����� ����
������
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi debt to equity ratio semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang besar untuk mencari pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang
tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan secara optimal pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. Tetapi jika pinjaman
tidak digunakan seoptimal mungkin maka semakin besar jumlah modal pinjaman perusahaan akan menyebabkan penurunan laba.
3 . Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menurut Kasmir 2009:172 ialah “rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya”. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan
sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Dari hasil rasio aktivitas ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang
dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. Disamping itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan di
gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap dalam satu periode, penggunaan seluruh aktiva terhadap penjualan dan lainnya.
Tujuan utama dari rasio ini untuk melihat kemampuan manajemen
Universitas Sumatera Utara
untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki. Beberapa jenis rasio aktivitas adalah:
a.inventory turnover mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan,
b.average days in inventory mengukur berapa hari rata-rata dana terikat dalam persediaan,
c.receivable turnover mengukur perputaran piutang dalam menghasilka penjualan,
d.days sales outstanding mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk menerima kas dari penjualan,
e.fixed assets turnover mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan, dan
f.total assets turn over mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Penelitian ini menggunakan inventory turnover dan total assets turnover untuk mengukur aktivitas.
��������� �������� = �����
���������
Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
menghasilkan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
����� ������ �������� = �����
����� ������
Semakin besar rasio ini berarti semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya adalah rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Brigham dan Houston 2001:89 mendefinisikan profitability ratio
sebagai “hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen”. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang
efektivitas manajemen perusahaan, memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan, serta menunjukkan pengaruh
gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Kasmir 2009:114 membagi dua rasio profitabilitas
yaitu: 1. rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba
usaha dengan seluruh modal modal sendiri dan asing 2. rentabilitas usaha sendiri, yaitu dengan membandingkan
laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan besar.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio yaitu:
a.Retun on Assets ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba setelah pajak, b.Return on Equity ROE menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri perusahaan,
c.Net Profit Margin Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan ,
d.Operating Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan ,
e.Gross Profit Margin mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba kotor dengan penjualan, dan
f.Basic Earning Power mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva
yang dimiliki. Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan: operating profit
margin dan return on assets.
��������� ������ ������ =
������� ������ �������� ��� ����� �����
Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin optimal, khususnya laba operasional dari kegiatan
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
������ �� ������ = ��� ������
����� ������
Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin baik begitu pula sebaliknya
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Salah satu analisis untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.
Adapun penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dijelaskan berikut:
Aminatuzzahra 2010 meneliti mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah current ratio CR, debt to equity ratio DER, total assets turnover
TAT dan net profit margin NPM dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba yang diproyeksikan lewat ROE. Berdasarkan
analisis regresi yang menguji variabel bebas secara parsial diperoleh kesimpulan hanya total assets turnover dan net profit margin berpengaruh
secara signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba sedangkan secara parsial semua variabel independen berpengaruh secara signifikan untuk
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Universitas Sumatera Utara
Hapsari 2007 melakukan penelitian tentang analisis rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005. Variabel independen yang digunakan adalah Working Capital to Total Assets WCTA, Current
Liability to Inventory CLI, Operating Income to Total Liabilities OITL, Total Assets Turnover TAT, Net Profit Margin NPM, dan Gross Profit
Margin GPM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam uji parsial hanya variabel NPM yang berpengaruh untuk memprediksikan pertumbuhan
laba sedangkan dalam uji simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba padaa perusahan
manufaktur di BEJ tahun 2001-2005. Sianturi 2011 meneliti analisis rasio keuangan untuk
memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009. Variabel independen yang digunakan adalah
current ratio CR, total debt to equity ratio DER, total assets turnover TAT, inventory turnover IT, operating profit margin OPM dan rate of
return on investment ROI. Hasil penelitian menunjukkan hanya DER, IT, dan OPM secara parsial mampu memprediksikan pertumbuhan laba
sedangkan secara simultan semua variabel mampu memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi di BEI tahun 2006-2009.
Sinaga 2011 terhadap perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Variabel independennya adalah current
ratio, total assets turnover, inventory turnover dan debt to equity ratio.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian secara parsial menunjukkan hanya debt to equity ratio yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan secara
simultan current ratio, total assets turnover dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Susilawaty 2010 melakukan penelitian terhadap 19 industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Variabel
independen yang diteliti adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, dan gross profit margin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, lima rasio keuangan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
N o
Nama Peneliti
Variabel yang digunakan
Hasil
1. Aminatuzz ahra
2010
Variabel Independen :
TAT, NPM, CR, dan DER.
Variabel dependen
: ROE
secara parsial variabel TAT dan NPM berpengaruh signifikan positif
terhadap ROE secara simultan bahwa variabel
TAT, NPM, CR, DER berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE.
2. Hapsari 2007
Variabel Independen
WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM, dan GPM.
Variabel dependen
: P Secara parsial hanya variabel NPM
berpengarug signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel
berpengaruh signifikan
3. Sianturi Variabel Independen
: CR,DER,TAT,IT,OPM,
dan ROI Variabel dependen
: PL Secara parsial DER,IT dan OPM
berpengaruh signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel
berpengaruh
4. Susilawaty 2010
Variabel Independen :
CR,DR,TAT,ROA dan GPM
Variabel dependen
: PL baik secara parsial maupun simultan,
lima rasio keuangan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap PL.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: data diolah penulis, 2014
2.3 Kerangka Konseptual