Pengujian asumsi klasik .1 Uji Normalitas Data

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel Variabel Simbol Rumus Skala Pertumbu han Laba Y ���� �����ℎ ��ℎ�� � − ���� �����ℎ ��ℎ�� �−1 ���� ����������� ��ℎ�� �−1 Rasio CR X1 ������� ������ �ℎ��� ���� ��������� Rasio DER X2 ����� ���� ������ Rasio OPM X3 ������� ������ �������� ��� ����� ����� Rasio ROA X4 ��� ������ ����� ������ Rasio IT X5 ����� ��������� Rasio TATO X6 ����� ����� ������ Rasio Sumber: data diolah penulis, 2014

3.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 20. Analisis data dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis. 3.5.1 Pengujian asumsi klasik 3.5.1.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan dengan garis Universitas Sumatera Utara diagonal. Menurut Ghozali 2006:110 “jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya”. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik pada Normal P- Plot of Regression Standardized atau dengan melihat histogram dari residualnya, dimana: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati. Secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu disamping uji grafik sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov, yaitu kriteria pengujian normalitas data dengan melihat nilai signifikan data. Menurut Ghozali Universitas Sumatera Utara 2006:112 terdapat beberapa kriteria dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov antara lain: 1.Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai dibawah 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 2.Bila nilai signifikansi uji kolmogorov-smirnov bernilai diatas 0,05 maka data berdistribusi normal.

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2006:91 “uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebasindependen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas pada model regresi tersebut. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dapat dideteksi dengan cara melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang Universitas Sumatera Utara terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan: 1. Jika nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. Jika nilai tolerance 0,10 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.5.1.3 Uji Autokorelasi

Ghozali 2006:95 berpendapat “uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regeresi linier ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1”. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data crosssection, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Berikut tabel pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson Sumber: Ghozali 2006:96

3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali 2006:105 “jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut Ghozali, 2006: 105 : a.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 − du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada korelasi positif atau negatif Tidak Ditolak du d 4 – du Universitas Sumatera Utara melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. .

3.5.2 Metode Regresi Linear Berganda