keuangan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitasrentabilitas, rasio leverage, rasio
aktivitas, rasio pertumbuhan, market based, dan rasio produktivitas. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering disebut dengan rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
likuidnya suatu perusahaan. Caranya dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan
passiva lancar. Weston dalam Kasmir 2009:129 menyebutkan “rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya”. Gill dalam Kasmir 2009:130 menyebutkan bahwa “rasio likuiditas
mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar
pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo”. Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak eksternal maupun internal. Sudana 2011:21 untuk mengukur rasio likuiditas digunakan:
Universitas Sumatera Utara
a. current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, b.quick ratio atau acid test ratio mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar dikurang persediaan karena kurang likuid,
c.cash ratio mengukur kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar.
Dalam penelitian ini digunakan current ratio untuk mengukur likuiditas.
������� ����� =
������ � ������ ������� ���������
Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Perusahaan memperoleh pendanaan dari dua sumber yaitu modal sendiri dan pinjaman. Perusahaan dapat memilih dana dari salah satu
sumber tersebut atau kombinasi dari keduanya. Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena
itu, mengingat penggunaan salah satu dari dana tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, perlu disiasati agar dapat saling
menunjang. Caranya adalah dengan melakukan kombinasi dari masing-masing jumlah sumber dana. Kombinasi dari penggunaan
dana pinjaman atau utang dikenal dengan nama rasio solvabilitas
Universitas Sumatera Utara
atau rasio leverage. Horne 2005:209 mengatakan “rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang”. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti
luas rasio leveragesolvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dibubarkan dilikuidasi. Untuk mengukur rasio leverage digunakan:
a. debt ratio mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang
untuk membiayai aktiva perusahaan. b.Times interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar beban tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT Earning Before Interest and Taxes
c.Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Rasio ini juga
menunjukkan kemampuan untuk memperoleh pinjaman yang baru. d.Long term debt to equity ratio mengukur besar kecilnya
penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan.
Pada penelitian ini menggunakan debt to equity ratio untuk mengukur solvabilitas.
���� �� ������ ����� = ����� ����
������
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi debt to equity ratio semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang besar untuk mencari pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang
tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan secara optimal pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya. Tetapi jika pinjaman
tidak digunakan seoptimal mungkin maka semakin besar jumlah modal pinjaman perusahaan akan menyebabkan penurunan laba.
3 . Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menurut Kasmir 2009:172 ialah “rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya”. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan
sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Dari hasil rasio aktivitas ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang
dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. Disamping itu, rasio ini juga digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan di
gudang, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap dalam satu periode, penggunaan seluruh aktiva terhadap penjualan dan lainnya.
Tujuan utama dari rasio ini untuk melihat kemampuan manajemen
Universitas Sumatera Utara
untuk menggunakan dan mengoptimalkan aktiva yang dimiliki. Beberapa jenis rasio aktivitas adalah:
a.inventory turnover mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan,
b.average days in inventory mengukur berapa hari rata-rata dana terikat dalam persediaan,
c.receivable turnover mengukur perputaran piutang dalam menghasilka penjualan,
d.days sales outstanding mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk menerima kas dari penjualan,
e.fixed assets turnover mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan, dan
f.total assets turn over mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Penelitian ini menggunakan inventory turnover dan total assets turnover untuk mengukur aktivitas.
��������� �������� = �����
���������
Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
menghasilkan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
����� ������ �������� = �����
����� ������
Semakin besar rasio ini berarti semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas