����� ������ �������� = �����
����� ������
Semakin besar rasio ini berarti semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya adalah rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Brigham dan Houston 2001:89 mendefinisikan profitability ratio
sebagai “hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen”. Rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang
efektivitas manajemen perusahaan, memberi gambaran tentang efektivitas pengelolaan perusahaan, serta menunjukkan pengaruh
gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi. Kasmir 2009:114 membagi dua rasio profitabilitas
yaitu: 1. rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba
usaha dengan seluruh modal modal sendiri dan asing 2. rentabilitas usaha sendiri, yaitu dengan membandingkan
laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan besar.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio yaitu:
a.Retun on Assets ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba setelah pajak, b.Return on Equity ROE menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri perusahaan,
c.Net Profit Margin Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan ,
d.Operating Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan ,
e.Gross Profit Margin mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba kotor dengan penjualan, dan
f.Basic Earning Power mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva
yang dimiliki. Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan: operating profit
margin dan return on assets.
��������� ������ ������ =
������� ������ �������� ��� ����� �����
Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin optimal, khususnya laba operasional dari kegiatan
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
������ �� ������ = ��� ������
����� ������
Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka perolehan laba akan semakin baik begitu pula sebaliknya
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Salah satu analisis untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.
Adapun penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dijelaskan berikut:
Aminatuzzahra 2010 meneliti mengenai analisis rasio keuangan dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah current ratio CR, debt to equity ratio DER, total assets turnover
TAT dan net profit margin NPM dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba yang diproyeksikan lewat ROE. Berdasarkan
analisis regresi yang menguji variabel bebas secara parsial diperoleh kesimpulan hanya total assets turnover dan net profit margin berpengaruh
secara signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba sedangkan secara parsial semua variabel independen berpengaruh secara signifikan untuk
memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Universitas Sumatera Utara
Hapsari 2007 melakukan penelitian tentang analisis rasio keuangan yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005. Variabel independen yang digunakan adalah Working Capital to Total Assets WCTA, Current
Liability to Inventory CLI, Operating Income to Total Liabilities OITL, Total Assets Turnover TAT, Net Profit Margin NPM, dan Gross Profit
Margin GPM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam uji parsial hanya variabel NPM yang berpengaruh untuk memprediksikan pertumbuhan
laba sedangkan dalam uji simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba padaa perusahan
manufaktur di BEJ tahun 2001-2005. Sianturi 2011 meneliti analisis rasio keuangan untuk
memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009. Variabel independen yang digunakan adalah
current ratio CR, total debt to equity ratio DER, total assets turnover TAT, inventory turnover IT, operating profit margin OPM dan rate of
return on investment ROI. Hasil penelitian menunjukkan hanya DER, IT, dan OPM secara parsial mampu memprediksikan pertumbuhan laba
sedangkan secara simultan semua variabel mampu memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi di BEI tahun 2006-2009.
Sinaga 2011 terhadap perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Variabel independennya adalah current
ratio, total assets turnover, inventory turnover dan debt to equity ratio.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian secara parsial menunjukkan hanya debt to equity ratio yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan secara
simultan current ratio, total assets turnover dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Susilawaty 2010 melakukan penelitian terhadap 19 industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Variabel
independen yang diteliti adalah current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, dan gross profit margin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, lima rasio keuangan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
N o
Nama Peneliti
Variabel yang digunakan
Hasil
1. Aminatuzz ahra
2010
Variabel Independen :
TAT, NPM, CR, dan DER.
Variabel dependen
: ROE
secara parsial variabel TAT dan NPM berpengaruh signifikan positif
terhadap ROE secara simultan bahwa variabel
TAT, NPM, CR, DER berpengaruh signifikan terhadap variabel ROE.
2. Hapsari 2007
Variabel Independen
WCTA, CLI, OITL, TAT, NPM, dan GPM.
Variabel dependen
: P Secara parsial hanya variabel NPM
berpengarug signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel
berpengaruh signifikan
3. Sianturi Variabel Independen
: CR,DER,TAT,IT,OPM,
dan ROI Variabel dependen
: PL Secara parsial DER,IT dan OPM
berpengaruh signifikan terhadap PL Secara simultan semua variabel
berpengaruh
4. Susilawaty 2010
Variabel Independen :
CR,DR,TAT,ROA dan GPM
Variabel dependen
: PL baik secara parsial maupun simultan,
lima rasio keuangan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap PL.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: data diolah penulis, 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori
dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara
variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.Hubungan antara rasio laporan keuangan dengan pertumbuhan laba
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Penulis, 2014
5. Sinaga 2011
Variabel Independen :
CR,TAT,IT dan DER Variabel Dependen
: PL secara parsial menunjukkan hanya
DER yang berpengaruh signifikan secara simultan CR,TAT dan IT
berpengaruh signifikan terhadap PL
Current Ratio CRX1
Debt to Equity Ratio DER
X2
Pertumbuhan Laba
Y
Operating Profit Margin
OPM X3 Return on Assets ROA X4
Inventory Turnover IT X5
Total Assets Turnover
TATO X6
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah current ratio, debt to equity ratio
operating profit margin, return on assets, inventory turnover, total assets turnover, dan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba.
1. Current Ratio CR berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin tinggi CR maka semakin likuid
dan semakin mudah perusahaan memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga
laba perusahaan dapat meningkat sehingga dapat dikatakan Current Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
2. Debt to Equity Ratio DER berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Semakin tinggi DER berarti
perusahaan memiliki dana yang diperoleh dari pendanaan pihak ketiga yang dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan yang
dapaat mendukung perusahaan untuk memaksimalkan produksinya agar memperoleh peningkatan laba sehingga dapat dikatakan Debt to Equity
Ratio berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. 3.
Operating Profit Margin OPM berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Universitas Sumatera Utara
Operating Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang
dicapai. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penjualan yang dilakukan untuk menghasilkan laba perusahaan sehingga dapat
dikatakan Operating Profit Margin berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
4. Return on Assets ROA berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan
Laba Return on Assets menunjukkan kemampuan perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar rasio ini berarti semakin efisien penggunaan
aktiva perusahaan ataau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar berarti dapat dikatakan
Return on Assets berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. 5. Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Inventory Turnover mengukur perputaran persediaan dalam
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio semakin efisien perusahaan dalam menggunakan persediaannya untuk menghasilkan
penjualan. Semakin sering terjadi penjualan maka akan semakin meningkatkan pendapatan perusahaan dan meningkatkan laba yang
diterima perusahaan sehingga dapat disimpulkan Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Universitas Sumatera Utara
6. Total Assets Turnover TATO berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
Total asset turnover mengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin besar TAT akan semakin baik
karena semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menujang kegiatan penjualan. Semakin cepat perputaran aktiva perusahaan untuk
menunjang kegiatan penjualannya maka pendapatan yang diperoleh akan meningkat dan berbanding lurus dengan laba yang akan semakin
besar sehingga dapat dikatakan Total Assets Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba.
2.4 HIPOTESIS
Menurut Rochaety, dkk 2009:31 “hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji”. Hipotesis menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan pada latar belakang, perumusan
masalah dan kerangka konseptual seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah Current Ratio CR, Debt to Equity
Ratio DER, Operating Profit Margin OPM, Return on Assets ROA, Inventory Turnover IT dan Total Assets Turnover TATO berpengaruh baik
secara simultan maupun parsial terhadap Pertumbuhan Laba.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Rochaety, dkk 2009:17 menjelaskan tujuan penelitian asosiatif yang “bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”. Bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih merupakan bentuk hubungan kausal. Jadi, ada
variabel independen variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen variabel yang dipengaruhi. Hasil penelitian ini dapat membangun teori yang
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Jika serangkaian observasi pengukuran dapat dinyatakan dalam angka-
angka, maka kumpulan angka-angka hasil observasi tersebut dinamakan data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
yang diperoleh adalah data gabungan dari data time series dan data cross section. Data time series data deret waktu adalah sekumpulan data dari
suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan. Data cross section
atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu.Data sekunder yang diperoleh dari website
Universitas Sumatera Utara
Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id yang berupa laporan keuangan yang akan diteliti dari tahun 2009-2013.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi