SISTEM AHLI TINJAUAN PUSTAKA

5

2.2 SISTEM AHLI

Kecerdasan buatan adalah sebuah area yang berada dalam ilmu komputasi. Walaupun banyak pengertian, para ahli berpendapat bahwa kecerdasan buatan berkonsep pada dua ide dasar. Pertama, adanya keterlibatan pikiran manusia mendasari kecerdasan, dan yang kedua representasi dan duplikasi proses tersebut melalui mesin komputer atau robot. Menurut Turban 2005, kecerdasan buatan adalah tingkah laku atau tindakan yang ada pada mesin, dimana tingkah laku dan tindakan tersebut berdasarkan pikiran manusia. Sedangkan menurut Rich dan Knight 1991, kecerdasan buatan adalah ilmu yang bertujuan untuk membuat komputer melakukan berbagai hal, pada momen tertentu yang lebih baik dari manusia. Tujuan utama dari kecerdasan buatan adalah membangun mesin yang menyerupai kecerdasan manusia, pada kenyataannya produk kecerdasan buatan saat ini masih jauh dari sukses secara signifikan dari kemampuan tersebut. Walaupun begitu, peningkatan terhadap pengembangan kemampuan kecerdasan makin meningkat, dan mulai dikembangkannya otomatisasi pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan manusia sehingga meningkatnya produktifitas dan kualitas dari kecerdasan buatan. Menyatakan bahwa kecerdasan buatan memiliki beberapa komponen yaitu, proses simbolik, heuristik, inferensi, dan pembelajaran mesin. Lingkup kecerdasan buatan adalah sistem ahli Expert System, natural language processing, voice understanding, sensory system, scene recognition, intelligent computer-aided instruction, neural computing, logika fuzzy, dan genetika algoritma Turban 2005. Sistem ahli terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengembangan dan konsultasi. Bagian pengembangan sistem ahli digunakan oleh penyusunnnya untuk memasukkan pengetahuan dasar ke dalam lingkungan sistem informasi. Sedangkan bagian konsultasi digunakan untuk mendapatkan pengetahuan ahli serta saran, nasehat, ataupun justifikasi Marimin 2009. Marimin 2009, menyatakan bahwa pada prinsipnya sistem ahli tersusun dari beberapa komponen yang mencakup: 1. Fasilitas akuisisi pengetahuan 2. Sistem berbasis pengetahuan knowledge based system 3. Mesin interfensi interfence engine 4. Fasilitas untuk penjelasan dan justifikasi 5. Penghubung antara pengguna sistem ahli user interface Menurut Walters dan Nielsen 1998, akuisisi pengetahuan adalah proses mendapatkan pengetahuan umum dan khusus yang digunakan pakar dengan kemampuan tinggi untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah batasan dan ruang lingkup tertentu. Orang-orang yang memiliki keahlian melakukan analisis terhadap masalah, mengumpulkan pengetahuan, dan mengatur pengetahuan tersebut ke dalam komputer untuk menyelesaikan kelas masalah tertentu biasanya disebut teknisi pengetahuan knowledge engineer. Faktor terpenting dalam akuisisi pengetahuan adalah ekstraksi pengetahuan dari sumbernya dan mentransfernya ke dalam basis pengetahuan knowledge base. Basis pengetahuan adalah kumpulan dari fakta, prosedur, dan aturan penialaian khusus. Menurut Turban 2005, pengetahuan dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti buku, film, gambar, peta, diagram aliran, berita, sensor, maupun perilaku pengamatan. Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pengetahuan dangkal shallow knowledge dan pengetahuan mendalam deep knowledge. Pengetahuan dangkal adalah representasi dari permukaan informasi yang dapat digunakan untuk situasi tertentu dan tidak dapat digunakan jika ada perbedaan situasi. Pengetahuan mendalam 6 adalah pengetahuan terhadap struktur internal dan kausal dari sebuah sistem dan melibatkan interaksi antar komponen-komponen sistem. Pengetahuan mendalam dapat diterapkan pada tugas dan situasi berbeda. Kemampuan dan personalitas dari seorang teknisi pengetahuan secara langsung mempengarui pakar. Teknisi pengetahuan bertanggung jawab untuk menciptakan kesan yang tepat, komunikasi permasalahan yang positif, dan mengerti keadaan pakar. Metode akuisisi pengetahuan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu manual, semi-otomatis, dan otomatis. Menurut Turban 2005, metode manual berdasarkan wawancara dan semacamnya. Teknisi mendapatkan pengetahuan dari pakar atau sumber lain dan menaruhnya di basis pengetahuan.

2.3 KUALITAS