Model Penenetuan Proses Pengolahan Biodiesel Model Perhitungan Kebutuhan Bahan Tambahan dalam Proses Pengolahan

36 Sedangkan explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diformulasikan, biasanya disajikan dalam bentuk tulisan misalnya peraturan, buku-buku literatur-literatur. Dalam organisasi proses penyebaransharing pengetahuan akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Explicit atau codified knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang dapat ditransformasikan dal am bentuk formal dan bahasa yang sistematis. Dalam program ini yang termasuk kedalam tacit knowledge, seperti hasil untuk model analisis penyebab ketidaksesuaian mutu dengan SNI pada biodiesel, sedangkan yang termasuk ke dalam explicit knowledge adalah hasil dari model untuk menentukan proses sesuai karakteristik bahan baku.

4.8.5 Sistem Manajemen Basis Model

Sistem manajemen basis model merupakan bagian dari sistem dalam sistem penunjang keputusan mutu biodiesel yang memberikan fasilitas pengelolaan model untuk mengkomputasikan pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan. Sistem ini meliputi berbagai formulasi matematika sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan decision making. Sistem manajemen basis model yang dikembangkan terdiri dari :

a. Model Penenetuan Proses Pengolahan Biodiesel

Model penentuan proses ini merupakan model yang digunakan untuk menentukan jenis proses pengolahan paling tepat sesuai bahan baku sehingga mengurangi kesalahan dalam proses pengolahan. Metode yang digunakan dalam model ini adalah decision tree dan rule base. Decision tree digunakan untuk menentukan goal yang akan dihasilkan, sedangkan rule base digunakan untuk membuat aturan dengan melihat decision tree yang telah dibuat. Hasil dari pada model ini adalah proses pengolahan biodiesel sesuai dengan karakteristik bahan baku yang dimiliki. Kriteria yang digunakan dalam model ini adalah karakteristik bahan baku seperti densitas, FFA, fosfor, kadar air dan sedimen, viskositas, dan bilangan iod. Semua nilai karakteristik bahan baku tersebut ditentukan berdasarkan studi pustaka dan fakta di lapangan. Setelah mendapatkan nilai tersebut dibuat decision tree dengan mengurutkan atribut yang memiliki pengaruh paling besar, membagi nilai menjadi lebih besar dan lebih kecil kemudian dibuat aturan sehingga menghasilkan goal berupa jenis proses. Diagram alir deskripsi model penentuan proses pengolahan dapat dilihat pada Gambar 15. 37 Mulai Nilai dan Karakteristik bahan baku: 1. densitas 2. fosfor 3. FFA 4. kadar air dan sedimen 5. viskositas 6. bilangan iod Jenis proses pengolahan bahan baku : 1. proses satu tahap 2. proses dua tahap 3 degumming dan proses satu tahap 4. degumming dan proses dua tahap Decision Tree Gambar 8 Penentuan proses pengolahan Selesai Rule Base If qualifier and qualifier then goal Lampiran 1 Gambar 15. Diagram Alir Deskripsi Model Penentuan Proses Pengolahan

b. Model Perhitungan Kebutuhan Bahan Tambahan dalam Proses Pengolahan

Model perhitungan kebutuhan bahan tambahan ini merupakan model yang digunakan untuk menentukan jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan sehingga para pengolah dapat dengan mudah melakukan proses pengolahan tanpa harus menghitung jumlah bahan tambahan yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam model ini adalah perhitungan aritmatika tambah, kurang, kali, dan bagi dan rule base. Hasil dari model ini adalah nilai kebutuhan bahan tambahan yang diperlukan dalam proses. Diagram alir dari model perhitungan bahan tambahan dapat dilihat pada Gambar 16. 38 Mulai Jenis proses pengolahan bahan baku : 1. proeses satu tahap 2. proses dua tahap 3. degumming dan proses satu tahap 4. degumming dan proses dua tahap proses satu tahap: Kebutuhan metoksida: - katalis basa 0,5-1wt - metanol 10-20wt proses dua tahap: Kebutuhan metoksida - katalis asam 5 dari ffa bahan baku - metanol 225 dari ffa bahan baku Perhitungan Aritmatika dan rule base Perhitungan Bahan Tambahan Selesai Degumming dengan proses satu tahap: - asam fosfat 20 sebanyak 0.4 vv - Penambahan air 3 vv Kebutuhan metoksida: - katalis basa 0,5-1wt - metanol 10-20wt Degumming dengan proses satu tahap: - asam fosfat 20 sebanyak 0.4 vv - Penambahan air 3 vv Kebutuhan metoksida: - katalis asam 5 dari ffa bahan baku - metanol 225 dari ffa bahan baku Gambar 16. Diagram Alir Deskripsi Model Perhitungan Bahan Tambahan 39

c. Model Penentuan Mutu Produk Biodiesel