Metode Pengumpulan Data Pengembangan Sistem

21

3.3.2 Metode Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan bagian dari studi untuk melakukan pengumpulan dan analisa terhadap data sekunder dari pihak-pihak yang terkait seperti staf SBRC, majalah, buku-buku acuan, laporan-laporan hasil penelitian, jurnal, dan literatur lainnya mengenai biodiesel. b. Observasi Lapang Observasi dilakukan untuk mengidentifikasi serta mempelajari proses pengolahan dan cara pengujian biodiesel dari Surfactant and Bioenergy Research Center SBRC. c. Wawancara Wawancara dilakukan dengan orang yang ahli dibidang biodiesel yaitu - Dr. Ir. Tatang H. Soerawidjaja Staf Pengajar Program Studi Teknik Kimia ITB - Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA Staf Pengajar Departemen TIN, FATETA- IPB - Sri Widarwati, S.TP, M.Si staf SBRC Surfactant Bioenergy Research Center Wawancara dilakukan dalam penentuan kriteria bahan baku untuk proses pengolahan dan alternatif proses untuk biodiesel yang tidak memenuhi standar.

3.3.3 Metode pengolahan data

Metode pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul pada tahap pengumpulan data. Metode pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode decision tree dan rule base. a. Penentuan Proses Pengolahan Analisis penentuan proses pengolahan sangat berkaitan erat dengan karakteristik bahan baku. Untuk menentukan proses pengolahan paling tepat maka setiap sifat- sifat bahan baku dibuat kemungkinan-kemungkinan dengan menggunakan decision tree yaitu dengan mengurutkan karateristik bahan baku dari atribut yang memiliki pengaruh paling besar, setelah mendapatkan hasil dari decision tree kemudian dibuat rule atau aturan agar dapat diimplementasikan ke dalam sistem. Saran proses yang akan muncul nantinya merupakan hasil dari nilai karakteristik yang dimasukkan oleh pengguna. Untuk decision tree dapat dilihat pada Gambar 9 dan rule untuk model ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Berikut adalah beberapa contoh rule untuk model penentuan proses pengolahan : - if bilangan iod = 115 and kadar fosfor = 10 and ffa = 2.5 and k.a dan sedimen = 0.05 and viskositas = 60 and densitas = 0.95 then proses satu tahap. - if bilangan iod = 115 and kadar fosfor = 10 and ffa 2.5 and k.a dan sedimen = 0.05 and viskositas = 60 and densitas = 0.95 then proses dua tahap. - if bilangan iod = 115 and kadar fosfor = 10 and ffa = 2.5 and k.a dan sedimen = 0.05 and viskositas 60 and densitas = 0.95 then proses satu tahap. 22 - if bilangan iod = 115 and kadar fosfor 10 and ffa = 2.5 and k.a dan sedimen = 0.05 and viskositas = 60 and densitas = 0.95 then degumming proses satu tahap. Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 FFA 2.5 Kadar Fosfor 10 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 FFA 2.5 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 FFA 2.5 Kadar Fosfor 10 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 FFA 2.5 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Densita s 0.95 Viskosi tas 60 Viskosi tas 60 K.A dan Sedime n 0.05 Bilang an Iod 115 Proses Satu Tahap Proses Satu Tahap Proses Satu Tahap Proses Satu Tahap Proses Satu Tahap Proses Satu Tahap Proses Satu Tahap Proses Satu Tahap Proses Dua Tahap Proses Dua Tahap Proses Dua Tahap Proses Dua Tahap Proses Dua Tahap Proses Dua Tahap Proses Dua Tahap Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Satu Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Degumming dengan Proses Dua Tahap Gambar 9. Decision tree untuk model Penentuan Proses Pengolahan 23 b. Perhitungan Bahan Tambahan Perhitungan kebutuhan bahan tambahan dalam proses pengolahan biodiesel berkaitan dengan jumlah minyak yang dimiliki oleh user dan jenis proses pengolahan yang terpilih. Untuk mendapatkan nilai yang dibutuhkan digunakan perhitungan aritmatika. Selain perhitungan aritmatika dibutuhkan juga rule dalam menentukannya karena perhitungan untuk setiap proses pengolahan berbeda. Rule untuk perhitungan bahan tambahan adalah sebagai berikut : - if proses satu tahap then methanol 10-20 vv and katalis basa 0.5- 1bv. - if proses dua tahap then alkoholmethanol 225 dari ffa bahan baku and katalis asam 5 dari ffa bahan baku. - if degumming dengan proses bahan baku then asam fosfat 20 sebanyak

0.4 vv and penambahan air 3 vv and methanol 10-20 vv and katalis basa 0.5-1bv.

- if degumming dengan proses dua tahap then asam fosfat 20 sebanyak 0.4 vv and penambahan air 3 vv and alkoholmethanol 225 dari ffa bahan baku and katalis asam 5 dari ffa bahan baku. c. Penentuan Mutu Produk Biodiesel Untuk menentukan mutu produk biodiesel apakah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI, maka digunakan teknik rule base. Jika tidak sesuai dengan standar maka nilai yang dimasukkan oleh pengguna tersebut akan diberi alternatif re-process. Rule untuk model ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. berikut adalah contoh rule tersebut : - if massa jenis 890 and massa jenis = 850 then tidak sesuai dengan standar - if massa jenis = 890 and massa jenis 850 then sesuai dengan standar - if angka setana = 51 then tidak sesuai dengan standar - if angka setana 51 then sesuai dengan standar - if kadar ester alkil = 96.5 then tidak sesuai dengan standar - if kadar ester alkil 96.5 then sesuai dengan standar d. Analisis Penyebab Ketidaksesuaian Mutu dengan SNI pada Biodiesel Analisis ini menggunakan rule base yaitu membuat aturan-aturan dari setiap parameter yang ada di dalam SNI kemudian memberikan penyebab terjadinya, alternatif yang dapat dilakukan, dan pengaruhnya terhadap mesin. Rule untuk model ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Berikut adalah beberapa contoh rule untuk model ini : - if massa jenis 890 then nilai densitas akan mempengaruhi nilai pembakaran heating value dan konsumsi bahan bakar and masih berbentuk minyak tidak terkonversi dengan baik dalam biodiesel and dilakukan re-transesterifikasi re-process dengan jumlah methanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal. - if jika viskositas = 2.3 then viskositas kinematik berpengaruh terhadap atomisasi bahan bakar, kesempurnaan pembakaran, injeksi bahan bakar, dan umum digunakan sebagai indikator kualitas biodiesel selama penyimpanan. and terjadi kontaminasi metanol and dilakukan proses recovery methanol. 24

3.3.4 Pengembangan Sistem

Setelah permasalahan dan informasi teridentifikasi dirancang kemudian dilanjutkan dengan tahap persiapan meliputi pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, dan diskusi serta tahap pengolahan dan analisis data. Sementara, tahap pengembangan dilakukan dengan mengembangkan sistem manajemen basis data dan sistem manajemen basis model yang dihubungkan dengan sistem pengolahan terpusat dan sistem manajemen basis dialog yang mempermudah komunikasi antara pengguna dan komputer. a. Analisis Sistem Tahapan analisis sistem, bertujuan untuk menetapkan berbagai dasar sistem dan keperluan serta menjadi landasan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem. Pada tahap analisis sistem juga dilakukan penentuan ruang lingkup yang bertujuan untuk menentukan batasan-batasan, asumsi-asumsi dan ruang lingkup permasalahan yang akan diimplementasikan ke dalam sistem penunjang keputusan. b. Desain Sistem Tahap desain sistem bertujuan untuk merancang dan mendesain sistem sesuai dengan hasil analisis sistem. Tahap desain sistem didasarkan atas sistem yang dikaji meliputi tahap perancangan sistem basis model, sistem pengolahan data, sistem basis pengetahuan, sistem pengolah terpusat dan sistem dialognya. c. Pengembangan dan Implementasi Sistem Tahap selanjutnya adalah tahap pengembangan implementasi yang meliputi kegiatan tranformasi desain ke dalam sistem dan pembuatan perangkat lunak yang meliputi analisis program, perancangan program dan pengkodean program. Tahap implementasi sistem mencakup kegiatan pembuatan perangkat lunak dan apabila program telah selesai, maka selanjutnya dilakukan proses pelacakan kesalahan debugging dan pengujian program. Akhirnya, pada tahap ini akan diperoleh pemodelan Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Berbasis Web. Pengembangan sistem ini menggunakan XAMPP 2.5 Apache 2007 dan pengembangan basis datanya menggunakan My SQL Oracle 2010. d. Verifikasi dan Validasi Proses verifikasi dilakukan selama pembuatan dan setelah selesai. Tahapan verifikasi merupakan tahapan yang berfungsi untuk mengetahui apakah programmodel yang telah dibuat berhasil menghasilkan output yang diinginkan. Tahapan yang dilakukan adalah pengujian dan pelacakan kesalahan sistem testing and debuging.Pada tahap ini dilakukan perbandingan hasil perhitungan program dengan aplikasi QBioDSS yang dilakukan dengan perangkat lunak Ms. Excel 2007. Tahap validasi dilakukan dengan tujuan menetukan tingkat keakuratan model yang dibuat dibandingkan dengan dunia nyata. Teknik validasi yang digunakan adalah teknik face validity. 25

VI. PEMODELAN SISTEM

4.1 KONFIGURASI SISTEM

Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan standar mutu biodiesel yang diproduksi oleh industri kecil yang dapat diakses melalui web. Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel ini dirancang menjadi suatu halaman situs yang diberi nama QBioDSS. Sistem Penunjang Keputusan ini terdiri dari empat model, yaitu : 1. Model Penentuan Proses Pengolahan Biodiesel 2. Model Perhitungan Kebutuhan Bahan Tambahan untuk Proses Pengolahan Biodiesel 3. Model Penentuan Mutu Produk Biodiesel 4. Model Analisis Penyebab Ketidaksesuaian Mutu dengan SNI pada Biodiesel Konfigurasi model QBioDSS terdiri dari Sistem Manajemen Basis Data, Sistem Manajemen Basis Pengetahuan, Sistem Manajemen Basis Model yang dihubungkan dengan Sistem Pengolahan Terpusat. Kemudian dengan adanya Sistem Manajemen Dialog akan memudahkan komunikasi antara pengguna user dengan komputer yang bersifat interaktif melalui antar muka pengguna user interface yang bersifat user friendly. Sistem Pengolahan Terpusat merupakan bagian sistem yang bertujuan mengorganisasikan dan mengendalikan seluruh komponen sistem, serta memungkinkan sistem berinteraksi secara dua arah dengan sistem lainnya. Sistem pengolahan terpusat QBioDSS divisualisasikan dalam bentuk menu utama yang terdiri dari Basis Data Statis, Basis Data Dinamis, Basis Pengetahuan dan Basis Model. Sistem Manajemen Dialog merupakan bagian dari sistem yang memungkinkan pengguna dengan mudah berinteraksi dengan sistem. Sistem Manajemen Dialog dalam Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Berbasis Web menyediakan fasilitas interaktif antara model dengan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Manajemen Basis Data merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengolahan data, yaitu mengendalikan dan memanipulasi data yang tersimpan. Proses tersebut diantaranya input data, ubah data, dan hapus data. Sistem Manajemen Basis Model merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengelolaan model untuk perhitungan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Manajemen Basis Pengetahuan merupakan bagian yang memberikan fasilitas pengetahuan baik dari pakar maupun pustaka. Konfigurasi SPK dalam sistem QBioDSS dapat dilihat pada Gambar 10. Halaman situs ini dirancang dengan menggunakan PHP. Manajemen Basis Data Statis dirancang dengan menggunakan HTML Hyper Text Markup Language dan dibuka oleh Mozilla Firefox atau Web Browser lainnya yang diintegrasikan pada program utama. Manajemen Basis Data Dinamis dirancang dengan menggunakan My SQL dan bahasa pemrograman PHP. Sistem Manajemen Dialog Dirancang dengan menggunakan paint dan notepad++.