23
b. Perhitungan Bahan Tambahan Perhitungan kebutuhan bahan tambahan dalam proses pengolahan biodiesel
berkaitan dengan jumlah minyak yang dimiliki oleh user dan jenis proses pengolahan yang terpilih. Untuk mendapatkan nilai yang dibutuhkan digunakan
perhitungan aritmatika. Selain perhitungan aritmatika dibutuhkan juga rule dalam menentukannya karena perhitungan untuk setiap proses pengolahan berbeda. Rule
untuk perhitungan bahan tambahan adalah sebagai berikut : -
if proses satu tahap then methanol 10-20 vv and katalis basa 0.5-
1bv. -
if proses dua tahap then alkoholmethanol 225 dari ffa bahan baku and
katalis asam 5 dari ffa bahan baku. -
if degumming dengan proses bahan baku then asam fosfat 20 sebanyak
0.4 vv and penambahan air 3 vv and methanol 10-20 vv and katalis basa 0.5-1bv.
-
if degumming dengan proses dua tahap then asam fosfat 20 sebanyak
0.4 vv and penambahan air 3 vv and alkoholmethanol 225 dari ffa bahan baku and katalis asam 5 dari ffa bahan baku.
c. Penentuan Mutu Produk Biodiesel Untuk menentukan mutu produk biodiesel apakah sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia SNI, maka digunakan teknik rule base. Jika tidak sesuai dengan standar maka nilai yang dimasukkan oleh pengguna tersebut akan diberi alternatif
re-process. Rule untuk model ini selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. berikut adalah contoh rule tersebut :
- if
massa jenis 890 and massa jenis = 850 then tidak sesuai dengan
standar -
if massa jenis = 890 and massa jenis 850 then sesuai dengan standar
- if
angka setana = 51 then tidak sesuai dengan standar
- if
angka setana 51 then sesuai dengan standar
- if
kadar ester alkil = 96.5 then tidak sesuai dengan standar
- if
kadar ester alkil 96.5 then sesuai dengan standar
d. Analisis Penyebab Ketidaksesuaian Mutu dengan SNI pada Biodiesel Analisis ini menggunakan rule base yaitu membuat aturan-aturan dari setiap
parameter yang ada di dalam SNI kemudian memberikan penyebab terjadinya, alternatif yang dapat dilakukan, dan pengaruhnya terhadap mesin. Rule untuk
model ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Berikut adalah beberapa contoh rule untuk model ini :
- if
massa jenis 890 then nilai densitas akan mempengaruhi nilai pembakaran heating value dan konsumsi bahan bakar and masih
berbentuk minyak tidak terkonversi dengan baik dalam biodiesel and
dilakukan re-transesterifikasi re-process dengan jumlah methanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal.
- if
jika viskositas = 2.3 then viskositas kinematik berpengaruh terhadap
atomisasi bahan bakar, kesempurnaan pembakaran, injeksi bahan bakar, dan umum digunakan sebagai indikator kualitas biodiesel selama penyimpanan.
and terjadi kontaminasi metanol and dilakukan proses recovery methanol.
24
3.3.4 Pengembangan Sistem