31
Gambar 13. ER-Diagram CDM untuk Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Keterangan :
: tabel entitas dengan atributnya
:setiap satu objek A berelasi dengan banyak objek : setiap banyak objek A berelasi dengan banyak objek B
4.5 PHYSICAL DATA MODEL PDM
Physical data model merupakan konsumsi computer specialist yang mencakup detil penyimpanan data di komputer. Pada konsep ini data direpresentasikan dalam bentuk record
format, record ordering dan acces path. Dimana acces path adalah suatu struktur pencarian sehingga pencarian record dalam basis data diharapakan bisa efisien. Model Relasional atau
Physical Data Model PDM adalah model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah
kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik. Pada Physical Data Model PDM Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel ini,
terlihat alur hubungan antara entitas–entitas yang ada. Hubungan-hubungan tersebut dapat menunjukkan model penentuan keputusan proses untuk mutu biodiesel. PDM untuk sistem ini
dapat dilihat pada Gambar 14.
A B
A B
32
Gambar 14. PDM untuk Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel
4.6 GLOBAL DESIGN
4.6.1 Crud Tabel
CRUD merupakan singkatan dari create, read, update, dan delete. CRUD didapat dari data input DFD level ke-1 pada Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel ini.
Pengisian tabel CRUD disesuaikan dengan kenyataan dan kebutuhan dalam tujuan yang akan dicapai yaitu membentuk sistem penunjang keputusan mutu biodiesel. Kolom tabel diceklist
apabila input tersebut dapat dibuat, dibaca, diperbaharui, atau dihapus. CRUD dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. CRUD untuk SPK mutu biodiesel No.
Item Data C
create R
read U
update D
delete 1
Karakteristik Bahan Baku √
√ √
√ 2
Jenis Bahan Baku NA
√ √
√ 3
Penentuan Proses √
√ √
√ 4
Jenis Proses NA
√ √
√ 5
Standar Nasional Indonesia NA
√ NA
NA 6
Standar Mutu Negara Lain NA
√ NA
NA 7
Analisis Mutu Biodiesel √
√ √
√ 8
Prosedur Analisis Mutu NA
√ √
√ 9
Peralatan Produksi NA
√ √
√
33
4.6.2 Normalisasi Data
Normalisasi adalah suatu teknik untuk meng-organisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Tujuan dari normalisasi adalah
untuk menghilangkan kerangkapan data, mengurangi kompleksitas, dan mempermudah pemodifikasian data. Tabel normalisasi dimulai dari tahap normalisasi dasar yaitu 1NF, yang
mana masih belum sampai pada tingkat efektifitas maksimal, masih banyak kemungkinan terjadinya redundancy data atau duplikasi data. Untuk BCNF yaitu tahap normalisasi setelah
3NF , yang mana efektifitas telah mencapai maksimal, kemungkinan terjadinya redundancy data dan duplikasi data lebih kecil dari pada 1NF.
Tabel normalisasi pada Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel normalisasi yang tersedia dibuat berdasarkan entity relationship
diagram. Tabel normalisasi tersebut terdiri dari tabel proses, tabel perhitungan bahan tambahan, tabel penentuan mutu, dan tabel analisis mutu. Pada tabel normalisasi proses
terdapat ID karakteristik bahan baku, karakteristik bahan baku dan nilainya, serta jenis proses. Pada tabel normalisasi perhitungan bahan tambahan terdapat ID proses, jenis proses, jenis
bahan tambahan dan nilai dari setiap bahan tambahan. Pada tabel normalisasi penentuan mutu biodiesel terdapat ID SNI, standar mutu biodiesel, dan nilai standar mutu biodiesel. Untuk tabel
normalisasi ketidaksesuaian standar mutu ID SNI, standar mutu biodiesel, nilai standar mutu biodiesel, penyebab ketidaksesuaian, pengaruh, dan alternatif yang dapat dilakukan.
4.7 KEBUTUHAN LAPORAN REQUIREMENT REPORTS
Laporan atau report merupakan hal yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan. Dimana pembuatan laporan ini dapat berfungsi sebagai bahan evaluasi dari sebuah sistem.
Penyajian kebutuhan report biasa disajikan dalam bentuk tabulasi tabel. Dalam tabulasi tersebut terdapat laporan beberapa output yang dapat disajikan, baik melalui hardcopy ataupun softcopy.
Selain itu, output juga dapat dilakukan dengan melakukan control report yang frekuensi aksesnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
Kebutuhan pelaporan disajikan dengan format yang berbeda untuk setiap outputnya. Format pelaporan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu berdasarkan isi dan waktu. Kombinasi dari
kedua kondisi tersebut disebut dengan ADHOC. Berdasarkan waktunya, maka laporan yang bersifat history H merupakan bentuk laporan yang berlandaskan data yang sudah ada sebelum
dibuat sistem informasi. Laporan yang bersifat prediktif P merupakan bentuk laporan yang mengacu kepada hasil yang akan datang dari keputusan sistem tersebut. Sedangkan laporan yang
bersifat status St merupakan output dari laporan pada saat sistem dilaksanakan . Dari segi isinya, laporan dapat dibagi menjadi laporan komprehensif K, summary S,
dan eksepsi E. Laporan yang bersifat komprehensif merupakan laporan secara detail yang dilakukan oleh sistem. Sedangkan laporan summary merupakan bentuk pelaporan secara umum
tidak dijelaskan secara detail. Selain itu, pelaporan juga dapat disajikan dalam bentuk laporan eksepsi, dimana ini merupakan laporan tambahan yang tidak diharapkan oleh user, melainkan
laporan tersebut memiliki utilitas tambahan. Pada pembuatan sistem penunjang keputusan mutu biodiesel ini disajikan tabulasi
kebutuhan report untuk memantau dan dapat memperbaiki sistem informasi yang selalu update. Output yang akan disajikan dalam laporan ini diantaranya :
34
a. Proses Pengolahan untuk Biodiesel Output ini akan disajikan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Sehingga
pengguna dapat melihat dan menerima hasil dari sistem informasi yang dimasukkannya. Pada informasi proses pengolahan ini dilakukan laporan secara
control, sehingga dapat diketahui proses keterkiniannya. Format dalam output ini berupa laporan komprehensif dan history.
b. Perhitungan Bahan Tambahan Hasil dari perhitungan ini dilaporkan dalam bentuk softcopy. Sedangkan format
yang digunakan pada laporan perhitungan bahan tambahan ini berupa komprehensif dan status.
c. Kesesuaian Standar Mutu Biodiesel Data ini akan dilaporkan melalui hardcopy dan softcopy. Format yang digunakan
adalah summary dan history. d. Ketidaksesuaian Standar Mutu Biodiesel
Data dari model ini akan dilaporkan dalam bentuk softcopy dengan dilakukan control report setiap tiga bulan sekali. Format yang digunakan untuk laporan ini
adalah summary dan history. e. Informasi Lengkap Mengenai Biodiesel
Ouput ini dilaporkan dalam bentuk softcopy, dengan dilakukan control report sebanyak 3 bulan sekali. Sedangkan format yang digunakan adalah kombinasi
antara komprehensif dan history. Tabel 8. Kebutuhan Laporan pada Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel
No. Nama
Output Report SC
HR CR
Frekuensi Akses Format
1 Proses Pengolahan untuk
Biodiesel
√ √
√ -
K-H 2
Perhitungan Bahan Tambahan
√ -
- -
K-H 3
Kesesuaian Standar Mutu Biodiesel
√ √
- -
S-H 4
Ketidaksesuaian Standar Mutu Biodiesel
√ -
√
3 kalibulan K-H
5 Informasi Lengkap Mengenai
Biodiesel
√ √
√
3 kalibulan K-H
Keterangan: SC = Softcopy Report
H = History HC = Hardcopy Report
S = Summary CR = Control Report
E = Eksepsi K = Komprehensif
St = Status P = Prediktif
35
4.8 KERANGKA MODEL