Instansi Yang Menunjang Pemandian Karang Anyar

4.5. Instansi Yang Menunjang Pemandian Karang Anyar

Dalam mendukung pengembangan pariwisata yang bersahabat dengan lingkungan di pemandian Karang Anyar peranan instansi masih sangat kurang itu diakui sendiri oleh masyarakat, yang menyebutkan bahwa pariwisata di pemandian Karang Anyar adalah sebagai pariwisata dadakan atau kejutan, sehingga kalau dibiarkan terus-menerus akan semrawut. Itulah sebabnya ia memandang perlu adanya instansi berwenang yang akan mengarahkan setiap pihak yang berkepentingan untuk menata, mengatur, dan mengelola penyelengaraan wisata pemandian Karang Anyar supaya semakin berkembang. Kehadiran instansi tersebut akan menciptakan suasana pariwisata yang tertata dengan baik oleh sebab itu peranan instansi tidak dapat diabaikan begitu saja. Bagaimanapun mustahil untuk mengelola pariwisata yang tetap terjaga kesinambungan lingkungan tanpa adanya badan-badan atau peraturan-peraturan yang merencanakan, mengatur dan mengawasi segala sesuatunya. Ada beberapa fungsi instansi yang telah dibentuk sehubungan dengan peningkatan kepariwisataan, yaitu : Fungsi pertama instansi tersebut adalah untuk memberikan pedoman kepada penduduk desa terutama kepada wisatawan yang berkunjung ke Pemandian Karang Anyar dalam bertingkah laku dan bersikap ketika berada di Pemandian Karang Anyarini misalnya : jangan membuang sampah sembarangan didalam lokai Wisata. Universitas Sumatera Utara Fungsi kedua instansi adalah untuk menjaga keutuhan dari penduduk desa yang ada disekitar pemandian Karang Anyar. Adakalanya pengelolaan pemandian Karang Anyar ini menimbulkan perbenturan kepentingan antara berbagai pihak. Seperti diceritakan seorang masyarakat kepada penulis : Dahulu sebelum ada campur tangan pemerintah kami warga disini masih bisa bergotong royong mengelola lokasi pemandian ini. Tetapi sekarang kami warga disini sering cekcok akibat karena warga disini saling berpikiran negatif Masno Fungsi ketiga instansi adalah untuk memberikan pedoman kepada penduduk desa supaya mengadakan pengawasan terhadap sesama penduduk desa lainnya, misalnya upaya seorang penduduk desa untuk selalu menegur dan mengingatkatkan penduduk desa yang lain agar bertindak sesuai dengan kebijakan pengelolaan pariwisata di pemandian Karang Anyar. Fungsi keempat dari instansi ini adalah untuk mengatur penduduk desa dalam menggunakan atau memanfaatkan usaha dalam pengelolaan pemandian Karang Anyar misalnya, bila ada penduduk desa yang membuka penginapan, hotel atau losmen maka instansi akan mengarahkan bagaimana tanggung jawab mereka terhadap kelestarian lingkungan. Jenis instansi dan ketentuan yang dibentuk berkenaan dengan pengelolaan ekoturisme antara lain: 4.5.1.Instansi yang dibentuk Pemerintah Pusat Lembaga-lembaga yang dibuat pemerintah untuk menangani langsung maupun tidak langsung pengelolaan wisata yang bersahabat lingkungan pemandian Karang Anyar adalah Departemen Pariwisata, Pos dan Universitas Sumatera Utara Telekomunikasi, Departemen Kehutanan Direktorat Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Pemerintah sudah banyak membentuk lembaga dan mengeluarkan peraturan-peraturan yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan pengelolaan ekoturisme. Meskipun tidak disebut secara terperinci mengatur ekoturisme namun ketentuan-ketentuan yang ada didalamnya relevan dengan pengelolaan dan pengembangan pariwisata yang bersahabat lingkungan. Peraturan-peraturan tersebut antara lain mencangkup bidang : Wilayah dan kependudukan a. Tata ruang dan tata guna tanah. b. Sumber daya alam hayati. c. Sumber daya alam non hayati. d. Kesehatan Lingkungan dan industri. e. Pencemaran dan perusakan lingkungan. f. Penyelengaraan wisata. Banyak aturan hukum yang telah dibuat antara lain adalah Undang-undang No. 41982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam pasal undang-undang ini dinyatakan bahwa “Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan tentang lingkungan hidup”. Peraturan perundang-undangan yang masuk dalam katagori ini adalah UU No. 91990 tentang pariwisata, UU No 51992 tentang Benda Cagar Budaya dan sebagainya. Dalam konteks ini perlu dijelaskan bahwa beberapa diantara Universitas Sumatera Utara peraturan yang dibuat mengatur kelestarian lingkungan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan, termasuk pariwisata. Yang sangat penting untuk pengelolaan ekoturisme di Pemandian Karang Anyar antara lain adalah institusi yang mengatur tentang : -Undang-undang No. 121992 tentang Sisitem Budidaya Tanaman. Pasal 7 berbunyi ; 1 Setiap orang atau badan umum yang membuka dan mengolah lahan dalam luasan tertentu untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tatacara yang dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup. Peraturan Pemerintah No. 281985 tentang Perlindungan Hutan Pasal 2 berbunyi ; Tujuan perlindungan hutan adalah untuk menjaga kelestarian hutan agar dapat memenuhi fungsinya. Pasal 3 berbunyi ; Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dilakukan segala usaha, kegiatan, tindakan untuk mencegah dan membatasi kerusakan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam dan penyakit serta untuk mempertahankan dan menjaga hak-hak Negara atas hutan dan hasil hutan. - Peraturan Pemerintah no. 71990 tentang hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pasal 3 berbunyi ; 1 Hutan Tanaman Industri dikelola secara profesional dan diusahakan berdasarkan asas manfaat, asas kelestarian, dan asas perusahaan. Pasal 12 berbunyi ; 8 Pemegang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri berkewajiban menebangi Hutan Tanaman Indistri di areal kerjanya yang telah ditetapkan, dan melaksanakan kewajiban segera menanam kembali setelah melakukan penebangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Universitas Sumatera Utara - Keputusan Presiden No. 321990 tentang Kawasan Hutan Lindung Pasal 2 berbunyi ; 1 Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. 2 Sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah a meningkatkan fungsi hutan lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa, dan untuk b mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam. Keputusan Presiden No. 401993 tentang Dana Reboisasi. Pasal 1 berbunyi ; 3 Dana reboisasi digunakan untuk membiayai kegiatan reboisasi diluar kawasan atau areal HPH, pembangunan HTI dalam kawasan atau areal hutan yang tidak produktif, dan rehabilitasi lahan pada kawasan atau areal yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan. b. Hewan - Undang-undang No. 51990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam hayati dan Ekosistemnya. Pasal 30 berbunyi ; - Kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Pasal 37 berbunyi ; 1 Peran serta rakyat dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna. - Undang-undang No. 51994 tentang Ratifikasi United Nations Conservation on Biological Diversity Universitas Sumatera Utara Konsiderans pertimbangan berbunyi ; b Bahwa keanekaragaman hayati yang meliputi ekosistem,jenis dan genetic yang mencangkup hewan,tumbuhan,dan jasad renik micro- organism perlu dijamin keberadaan dan keberlanjutannya bagi kehidupan. c. Sungai Air - Undang-undang No. 111974 tentang Pengairan Pasal 13 berbunyi : 2 Air,.sumber-sumber air beserta bangunan-bangunan paengairan harus dilindungi serta diamankan, dipertahankan dan dijaga kelestariannya supaya dapat memenuhi fungsinya dengan jalan : a. Melakukan usaha-usaha penyelamatan tanah air, b. Melakukan pengamanan dan pengendalian daya rusak air terhadap sumber-sumbernya dan daerah sekitarnya, c. Melakukan pencegahan terhadap terjadinya pengotoran air yang dapat merugikan penggunaan serta lingkungannya. - Peraturan Pemerintah No. 351991 tentang sungai Pasal 27 berbunyi : - Setiap orang atau badan hukum dilarang membuang benda-benda, bahan-bahan padat atau cair yang berupa limbah kedalam sungai yang diperkirakan akan patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau menurunkan kualitas air sehingga membahayakan dan atau merugikan penggunaan air yang lain dan lingkungan.

4.5.2. Instansi yang dibentuk Pemerintah Daerah

Peranan Pemerintah Kabupaten Simalungun terhadap wisata alam ini belum banyak berperan dikarenakan belum adanya menajemen resmi dan masih dalam pembenahan, tetapi di pemerintahan Kecamatan sudah mulai berperan tentang lokasi taman wisata tersebut. Strategi penanganan yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan yang terkait dalam pelayanan tanpa melestarikan kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Agar masyarakat meningkatkan promosi pelayanan usahanya agar wisatawan merasa nyaman b. Kepada para pengusaha penginapan supaya mengubah “image” negatif masyarakat terhadap wilayah Desa Karang Anyar c. Meningkatkan keramah-tamahan masyarakat lokal kepada para wisatawan.

4.5.3. Instansi dibentuk Masyarakat

Kepala Desa merupakan pihak yang berwenang di desa Karang Anyar. Sehingga segala sesuatunya harus diketahui oleh kepala desa. Kepala Desalah yang seyogianya memotivasi penduduknya agar menciptakan suasana penyelenggaraan wisata yang bersahabat dengan lingkungan. Baik buruknya kondisi lingkungan di Pemandian Karang Anyar tidak lepas dari tanggung jawab penduduk desa Karang Anyar itu sendiri. Lembaga yang diharapkan berperan selain kepala desa adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD, organisasi kepemudaan yang ada maupun organisasi paguyuban seperti Serikat Tolong Menolong. Menurut kepala desa, sejak lama sudah ada kesepakatan agar masing- masing menjaga kelestarian lingkungan, jangan merusak, dan tidak mencemari. Selama penelitian berlangsung penulis pernah menyaksikan berlangsungnya gotong-royong tersebut. Bahkan saat dikonfirmasikan kepada beberapa informan, mereka menyatakan bahwa upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hanya merupakan inisiatif kepala lingkunganpenghulu. Universitas Sumatera Utara Sebagai jalan keluar terhadap kemungkinan menumpuknya sampah, maka beberapa informan mengakui bahwa kepada mereka dipungut uang sampah yang besarnya Rp. 5000 bulan diberikan setiap minggu ke 4 dalam satu bulan. Ketika ditanyakan kepada kepala desa bagaimana program-program dari pemerintah desa setempat dalam menjaga kelestarian, kebersihan Pemandian Karang Anyar, kepala desa Karang Anyar, Pak Sasmito mengatakan : penduduk di sekitar lokasi pemandian selalu peduli dengan kebersihan pemandian, hanya saja pengunjung acuh tak-acuh mengakibatkan setiap hari selalu ada saja sampah yang bertebaran.

4.5.4. Instansi yang dibentuk oleh Pihak Swasta

Campur tangan dari pihak swata untuk turut membenahi ekoturisme di Pemandian Karang Anyar sampai ketika penulis melakukan penelitian kelapangan masih belum banyak memberikan kontribusi yang berarti ini dikarenakan masih kurangnya promosi yang dilakukan baik itu yang dibuat oleh pemerintah setempat maupun penduduk desa sekitar sehingga para investasi ataupun pihak swasta kurang berminat membuka industri wisata di lokasi ini. Hanya penduduk desa setempat saja yang sebagian kecil membuka usaha kecil-kecilan seperti warung untuk keperluan logistik para wisatawan. 4.6. Aktivitas Pengunjung 4.6.1. Memanfaatkan Teknologi Komunikasi Internet Sebagai

Dokumen yang terkait

Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata (Studi Deskriptif Mengenai Pengelolaan Sampah di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

1 51 131

Peran Pengelola dalam Pelestarian Budaya di Daerah Tujuan Wisata Desa Lingga Kabupaten Karo

1 93 61

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

10 152 135

Upaya Pengembangan Potensi Objek-Objek Wisata Kota Sibolga Sebagai Daerah Tujuan Wisata

3 124 62

Analisis Pengembangan Objek Wisata Pemandian Alam Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalingun, Provinsi Sumatera Utara

2 68 101

“Kelayakan Hutan Kota Srengseng Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Jakarta Barat (Studi Kasus di Kelurahan Srengseng Kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat)”.

14 45 164

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Kecamatan Gunung Maligas - Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata (Studi Deskriptif Mengenai Pengelolaan Sampah di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. - Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata (Studi Deskriptif Mengenai Pengelolaan Sampah di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

0 0 38

PENANGANAN KEBERSIHAN DI DAERAH TUJUAN WISATA (Study Deskriptif tentang Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun )

0 0 16

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

0 1 12