Sebagai jalan keluar terhadap kemungkinan menumpuknya sampah, maka beberapa informan mengakui bahwa kepada mereka dipungut uang sampah yang
besarnya Rp. 5000 bulan diberikan setiap minggu ke 4 dalam satu bulan. Ketika ditanyakan kepada kepala desa bagaimana program-program dari
pemerintah desa setempat dalam menjaga kelestarian, kebersihan Pemandian Karang Anyar, kepala desa Karang Anyar, Pak Sasmito mengatakan :
penduduk di sekitar lokasi pemandian selalu peduli dengan kebersihan pemandian,
hanya saja pengunjung acuh tak-acuh mengakibatkan setiap hari
selalu ada saja sampah yang bertebaran.
4.5.4. Instansi yang dibentuk oleh Pihak Swasta
Campur tangan dari pihak swata untuk turut membenahi ekoturisme di Pemandian Karang Anyar sampai ketika penulis melakukan penelitian kelapangan
masih belum banyak memberikan kontribusi yang berarti ini dikarenakan masih kurangnya promosi yang dilakukan baik itu yang dibuat oleh pemerintah setempat
maupun penduduk desa sekitar sehingga para investasi ataupun pihak swasta kurang berminat membuka industri wisata di lokasi ini. Hanya penduduk desa
setempat saja yang sebagian kecil membuka usaha kecil-kecilan seperti warung untuk keperluan logistik para wisatawan.
4.6. Aktivitas Pengunjung 4.6.1. Memanfaatkan Teknologi Komunikasi Internet Sebagai
Sumber Informasi Dan Sarana Promosi.
Kemajuan teknologi informasi khususnya Internet memungkinkan terlaksananya proses yang cepat, akurat dan murah baik pengiriman maupun
penerimaan data. Pemanfaatan teknologi internet dibidang kepariwisataan akan
Universitas Sumatera Utara
memberikan banyak kemudahan dan penghematan yang dulunya sulit dilakukan serta membutuhkan biaya besar.
Untuk sektor pariwisata, internet dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas booking pemesanan kamar hotel dan restoran, Informasi Obyek dan Daya Tarik
Wisata yang tersedia berikut fasilitas pendukungnya, tingkat biaya hidup sosial ekonomi masyarakat di daerah pemandian, dan informasi lainya beserta gambar
foto.
4.6.2. Kepedulian Lingkungan
Kesadaran penunjung terhadap kebersiahan sangat kurang hal ini masih sering kita jumpai sampah dilokasi pemandian Karang Anyar. Tidak jarang kita
melihat aktivitas pengunjung yang tidak peduli dengan lingkungaan pemandian seperti membuang sampah di sungai, Seperti bungkusan makanan, puntungan
rokok, bungkus rokok, kaleng minuman dll. Mencoret-coret atau mengotori batu dengan pilox, pohon, dan dinding-
dinding pinggir sungai. Para pengunjung yang banyak melakukan aksi ini adalah dari kalangan remaja. Pada umumnya mereka menuliskan nama – nama mereka
sendiri dan nama teman – temannya atau pasangannya seperti “Ali dan Lisa forever”
Memecahakan botol atau kaca bekas minuman ringan. Tidak semua botol minuman ringan terbuat dari plastik, sebagian ada yang terbuat dari botol.
Ketidakpedulian pengunjung terhadap kelestarian sekitar sungai mengakibatkan pemandangan yang tidak layak di daerah wisata. Disegala sudut sungai banyak
terdapat tumpukan dan bertebaran sampah. Selain sampah ada lagi pemandangan yang tidak indak dilihat mata yaitu banyaknya pengunjung yang dibawah umur
Universitas Sumatera Utara
dan anak sekolah. Adanya pengunjung pada saat jam sekolah. Anak-anak sekolah yang sering berkumpul dan berpasang-pasangan.
Pengelola pemandaian tidak bisa melarang dan membatasi pengunjung karena jika mereka membatasi pengunjung otomastis mengurangi pendapatan
pengelola, masyarakat dan pedagang. Tidak jarang kita lihat anak sekolah yang mojok di lokasi pemandian Karang Anyar.
Gambar 4.3: Sebagian pengunjung adalah anak sekolah
4.6.3 Menjaga Ekosistem Sungai
Para wisatawan yang berkunjung ke lokasi pemandian Karang Anyar selalu jarang mengindahkan karifan lokal masyarakat setempat dan untuk menjaga
kestabilan ekosistem yang ada di dalam sungai dan lingkungan sekitar sungai seperti tidak memburumenembak hewan baik itu berupa burung maupun hewan
lainnya yang sudah dilindungi, seperti kera yang menjadi ikon pemandian ini. Pemandian Karang Anyar sudah cukup lama dijadikan tempat wisata baik
bagi para turis lokal. Objek wisata di pemandian Karang Anyar sangat berkaitan dengan lingkungan hidup sehingga yang terbentuk adalah wisata alam
ekoturisme, harus dilakukan upaya pengembangan agar lingkungan alam pemandian Karang Anyar tidak sampai terancam kelestariannya disebabkan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan pariwisata tersebut. Interaksi antar penduduk yang bermukim di sekitarnya menunjukkan suatu aktivitas yang saling berkaitan dengan lingkungan.
Penyelenggaraan pariwisata di pemandian Karang Anyar bukan saja telah merubah kondisi lingkungan alam, tetapi ada juga telah berpengaruh pada
kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penduduk beralih profesi misalnya dari petani menjadi pedagang, banyak sekali profesi yang muncul berkenaan seiring
dengan tuntutan kebutuhan pelayanan wisata, dan inilah yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, secara ekonomis
pariwisata telah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sayangnya tidak ada data konkrit mengenai tingkat pendapatan masyarakat setelah pariwisata berkembang.
Peningkatan taraf hidup orang banyak hanya diasumsikan dari peralihan profesi dan mata pencaharian penduduk. Dalam praktek sering terjadi penduduk
di Desa Karang Anyar mengajak anggota keluarganya untuk membuka usaha baru, misalnya menjadi pedagang di desa sepanjang jalan menuju pemandian
Karang Anyar. Meskipun tidak ada data akurat tentang pendapatan masyarakat, namun pandangan beberapa informan mengindikasikan bahwa berusaha di sektor
pariwisata sangat menarik bagi mereka. Mereka berfikir bahwa daripada menjadi seorang petani lebih baik
membuka usaha penginapan atau berjualan. Kegiatan menjual produk wisata ini, biasanya dilakukan dengan mengajak sanak keluarganya. Di lokasi baru ini
mereka membuat usaha yang dapat menunjang usaha pariwisata. Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pariwisata dan profesi-profesi yang berkembang, perlu
dibuat institusi yang berfungsi sebagai pengatur dan pengorganisir masyarakat ke dalam suatu ekosistem yang harmonis dan menyatu dengan lingkungnnya. Pihak-
Universitas Sumatera Utara
pihak yang berkepentingan membuat insitusi untuk menuntun masyarakat pengelola dan pemakai atau penikmat wisata agar tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan