Tujuan dan Manfaat penelitian Kecamatan Gunung Maligas Kelurahan Karang Anyar

1.Apa saja potensi wisata yang terdapat di Karang Anyar? 2.Bagaimana bentuk penanganan sampah di pemandian Karang Anyar?

1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian

A.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk ptensi wisata yang ada di Kelurahan Karang Anyar, dan bagaimana penanganan kebersihan sampah di Daerah Tujuan Wisata DTW pemandian Karang Anyar. B.Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini dapat dilihat secara akademis dan praktis. Secara akademis, manfaatnya menambah pemahaman mengenai penanganan kebersihan daerah tujuan wisata pemandian Karang Anyar. Secara praktis manfaatnya adalah memberikan sumbangan pemikiran dan masukan-masukan kepada masyarakat luas dalam bagaimana sebuah realita sosial dalam perkembangan Daerah Tujuan Wisata pemandian Karang Anyar, serta untuk melihat bagaimana penanganan kebersihan di daerah pemandian. Manfaat penelitian ini untuk menambah kepustakaan tentang kebersihan Daerah Tujuan Wisata DTW sesuai dengan penanganan kebersihan di daerah Tujuan Wisata DTW serta proses berlangsungnya.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong 2006:6 penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang terjadi dan dialami oleh subyek Universitas Sumatera Utara penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan. Dengan tahapan penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian. Peneliti akan mengumpulkan data kualitatif sebanyak mungkin yang akan dirumuskan menjadi beberapa kasus- kasus yang akan dianalisa menjadi sebuah kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Gunung Maligas dipilih karena di Kecamatan inilah terdapat Daerah Tujuan Wisata DTW yang mengaplikasikan penanganan kebersihan di lokasi wisata pemandian Karang Anyar. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan di lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan untuk menghasilkan data-data etnografis yang mendeskripsikan penanganan kebersihan sebagai masalah utama.

1.5.1 Penentuan Informan

Agar dapat menghasilkan data yang akurat, maka saya menggunakan tiga kategori informan, yakni informan pangkal, informan kunci dan informan biasa. Namun pada akhirnya informan pangkal berfungsi ganda sebagai informan kunci karena informan tersebut memiliki banyak pengetahuan seputar masalah Universitas Sumatera Utara penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan pangkal sekaligus kunci saya adalah Pak Camat yakni Jawansen Damanik 47 Tahun sebab yang bertanggung jawab atas kebersihan lokasi pemandian adalah pihak Kecamatan. Dan Bapak Nikman Damanik 62 Tahun sebagai pengelola retribusi di lokasi pemandian ini. Alasan mengapa mereka dijadikan informan pangkal sekaligus kunci adalah, karena beliau merupakan penanggung jawab pemandian. Untuk Pak Jawansen Damanik, saya pertama kali melakukan wawancara langsung di kantor Kecamatan. Sedangkan perkenalan saya dengan Pak Nikman Damanik adalah hasil rekomendasi Pak Jawansen sendiri, karena untuk beliau mengatakan Pak Nikman adalah pengelola langsung dilapangan. Penentuan informan kunci didasarkan atas beberapa pertimbangan selain karena orang-orang yang menjadi informan kunci memliki banyak pengetahuan tentang sampah. Sedangkan untuk mengidentifikasi sejarah penanganan kebersihan dan perkembangannya di pemandian Karang Anyar, saya lebih banyak mengajukan pertanyaan pada Pak Nikman Damanik, karena pertimbangan usia dan pengalamannya sebagai pengelola retribusi. Sebenarnya saya sama sekali tidak membatasi usia dari informan. Selain menggunakan informan kunci, peneliti juga menggunakan informan biasa yaitu orang yang memberikan informasi mengenai masalah penelitian ini sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, tetapi bukan ahlinya. Dalam studi ini informan biasa adalah pak Widodo 38 tahun warga sekitar yang berprofesi sebagai supir. Ibu Sumiati Siagian 32 Tahun yang berprofesi sebagai penyedia jasa ban di lokasi pemandian. Universitas Sumatera Utara Penentuan apakah seseorang bisa di sebut sebagai informan biasa atau informan kunci, ditentukan pada pertengahan atau di akhir penelitian, hal ini dikarenakan pada awal penelitian saya belum bisa mengkategorikan para informan ke dalam 3 tiga kategori tersebut. Namun seiring berjalan waktu penelitian, saya baru dapat menentukan siapa saja yang menjadi informan pangkal, kunci, dan informan biasa.

1.5.2 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam mencakup bagaimana penanganan kebersihan di pemandian Karang Anyar, oleh penanggung jawab pihak kecamatan sebagai pengelola daerah tujuan wisata. Wawancara pertama kali saya lakukan pada Pak Jawansen Damanik, dia adalah informan pertama saya. Wawancara pertama dengan Pak Jawansen saya lakukan di kantornya. Tidak merasa heran melihat kedatangan saya, beliau langsung menebak saya adalah mahasiswa sebab saya memakai almamater saya. Jadi saya tidak kerepotan menerangkan maksud kedatangan saya.Setelah saya menjelaskan maksud dan tujuan saya, agar lebih detail saya mengatakan ingin melakukan wawancara seputar penanganan kebersihan di Pemandian Karang Anyar. Pada sesi-sesi awal wawancara, kegiatan tanya jawab berjalan lancar, meskipun terkadang Pak Jawansen, kurang fokus karena sesekali pegawai TU Tata Usaha datang mengganggu, sebab banyak diantara masyarakat setempat yang ingin menandatangani surat–surat kepada beliau. Setelah itu sesi wawancara sedikit berjalan karena kurang nyaman, dan saya berulang kali memohon maaf, dan bertanya apakah kedatangan saya mengganggu beliau, namun beliau menerangkan tidak apa–apa bahwa hal yang demikian sudah biasa. Beliau mengatakan tidak mungkin urusan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara persulit. Usai menandatangani surat–surat dari pegawai tata usaha itu beliau pun langsung memulai bertanya untuk memulai pembicaraan. Hiingga akhir sesi wawancara beliau sangat fokus dan serius menjawab semua pertanyan yang saya berikan. Karena suasana saat itu tepat untuk saya melakukan wawancara dengan beliau, tidak terasa waktu percakapan kami berlangsung selama tiga jam. Hal ini terjadi sebab saya ditemani oleh ayah saya yang sesekali ikut mencairkan suasana. Sampai di tahap itu, saya merasakan bahwa data saya masih kurang lengkap. Hal itu saya utarakan kepada beliau dan beliau pun merekomendasikan saya untuk menemui Pak Nikman Damanik sebagai penanggung jawab retribusi di daerah pemandian. Saya membutuhkan informasi yang lebih rinci lagi mengenai kebersihan dari beberapa pengelola yang ada, karena saya juga ingin melihat bagaimana penerapan kebersihan yang dilakukan di lokasi pemandian. Oleh karena itu, saya mencari tahu dengan teknik snow ball. Sambil terus menggali informasi mengenai keberadaan Pak Nikman Damanik, saya pun mulai mencari informan biasa, dimana syarat penentuan informan yang saya butuhkan, hanya berasal dari orang orang yang memiliki kioslapak di sekitar pemandian. Dan informan biasa pertama saya jatuh pada Ibu Sumiati Siagian. Dari ibu tersebut saya meperoleh keterangan bahwa lokasi pemandian akhir – akhir ini kurang bersih diakibatkan meningkatnya kunjungan wisatawan ke daerah itu, sedangkan pengunjungnya bebas membuang sampah sesuai kehendaknya. Karena banyak teman – teman beliau yang berprofesi sama dengan dirinya beliau menyarankan agar saya juga bertanya pada pemilik lapak yang lainnya. akhirnya saya mencari informan dengan bantuan relasi Ibu Sumiati Siagian itu.. Meskipun cara mendapatkan informan, bisa dinilai acak-acakan, mereka semua mampu Universitas Sumatera Utara memberikan jawaban dan menambah informasi bagi saya. Ketidakseragaman pandangan dan pola pikir dari informasi yang mereka berikan, semakin memperkaya data saya, dan membantu saya untuk menjawab pertanyaan penelitian, khususnya mengenai penanganan kebersihan di lokasi pemandian ini. cara pandang mereka terhadapa sampah, peran pemerintah, masyarakat dan swasta dalam mengantisipasi keadan yang semakin buruk, dll.

1.5.3 Observasi Partisipasi

Informasi dan data pada penelitian ini salah satunya didapat dari observasi partisipasi yang dilakukan untuk melihat secara langsung aktivitas yang ada di lokasi pemandian dan tata cara mereka mengatasi masalah sampah. Observasi partisipasi bersama para pemilik lapak, saya lakukan dengan ikut menjadi penjaga lapak – lapak pemilik sebelum pengunjung selesai berekreasi. Apabila pemilik lapak sedang tidak melayani pengunjungnya, maka saat itulah saya melakukan waawancara.

1.5.4 Pengalaman Selama Penelitian

Setelah selesai ujian proposal saya langsung mengurus surat administrasi ke bagian pendidikan, saya menerima surat pengantar penelitian ke lapangan dari Ibu Sofiana bagian pendidikan. Surat pengantar ini akan diberikan sebagai pengantar kepada Camat Gunung Maligas bahwa saya akan melakukan penelitian di Kecamatan Gunung Maligas dan kiranya Kecamatan memberikan saya izin untuk melakukan penelitian skripsi. Sehari setelah saya mendapatkan surat pengantar pada tanggal 30 November, saya berangkat menuju lokasi penelitian. Saat itu kondisi saya sebenarnya masih dalam masa penyembuhan atas penyakit Universitas Sumatera Utara paru – paru yang saya alami dan belum memungkinkan bagi saya untuk pergi ke lapangan. Tetapi karena saya mendapat dukungan dari ayah saya, timbul semangat bahwa penelitian ini harus selesai dilakukan. Semangat itu muncul ketika beliau mengatakan: “Unang mabiar ho amang, au mangadopi halaki sude” yang artinya Jangan takut nak, aku yang menghadapi mereka semua. Jadi tanggal 30 bulan 11 tahun 2012 saya berangkat dari kosan di Jln. Gitar 1B Padang Bulan menuju Kecamatan Gunung Maligas. Kecamatan ini berada di Kota Pematang Siantar tepatnya 15 Km dari rumah peneliti. Dari Padang Bulan saya naik angkutan umum Medan Bus 135 menuju Terminal Amplas pukul 16:00 WIB, dengan biaya angkutan sebesar Rp.3000,-. Dari terminal saya naik bus INTRA Indah Transport menuju kota Pematang Siantar. Dengan biaya perjalanan ongkos sebesar Rp. 15.000,- untuk kelas ekonomi. Butuh waktu selama tiga jam menuju kota Pematang Siantar. Perhentian terakhir bus INTRA ini adalah di Terminal Parluasan Pematang Siantar. Dari Terminal Parluasan saya kembali naik angkutan umum “Siantar Jaya” menuju “Terminal Pasar Horas”. Butuh biaya Rp. 2000,-menuju terminal ini. Dari Terminal Pasar Horas, saya kembali naik angkutan umum “SKB Sepakat Karya Bersama” dengan biaya Rp.2000,- menuju rumah saya. Rumah saya terletak di Simpang Karang Sari, Jln Medan Km. 6,5. Dan jika ingin turun dari angkutan SKB ini cukup dengan mengatakan pada supirnya agar diturunkan di simpang ini. Sesungguhnya jika ingin langsung menuju pemandian Karang Anyar dari Terminal Pasar Horas, juga dapat menaiki angkutan umum SKB ini trayek Universitas Sumatera Utara Terminal-Karang Anyar. Dari simpang ini, saya akan berjalan 200 M kearah Gang Pancur di gang inilah letak rumah saya. Sesampainya dirumah saya disambut oleh kedua orang tua saya yang kebetulan sudah berada di rumah. Kemudian pada malam harinya pada saat makan malam bersama saya menceritakan tujuan saya pulang kerumah. Dan ayah saya mengatakan bahwa beliau akan mengantar saya menuju pemandian itu, dan tidak hanya mengantar beliau juga mengatakan bahwa dia juga akan menemani selama penelitian ini belum selesai di lapangan. Pagi harinya saya sudah bersiap – siap untuk berangkat kelapangan dan ayah saya juga sengaja tidak bekerja pada hari itu hanya untuk mengantar saya ke Kantor Kecamatan. Dengan membawa kamera, surat pengantar, dan almamater yang sudah saya siapakan sebelumnya. Kemudian kami berangkat dari rumah pukul delapan pagi menggunakan kendaraan roda dua. Menuju Kecamatan hanya memerlukan waktu tiga puluh menit saja. Karena pada hari itu kami datang dengan cepat, maka kami dapat bertemu langsung dengan Camat Gunung Maligas. Karena sudah sampai di Kantor Camat, maka saya menuju kantor bagian tata usaha. Disana saya langsung mengutarakan tujuan saya kepada salah seorang pegawai tata usahanya yang bernama Hendra Sirait yang juga Kepala Subbag TU Sub Bagian Tata Usaha. Saya mengatakan: “Selamat pagi pak saya mahasiswa USU nama saya Luksan dari jurusan Antropologi, hendak melakukan penelitian skripsi di Pemandian Karang Anyar dan maksud tujuan saya datang ke pada bapak saya ingin menyampaikan surat Universitas Sumatera Utara pengantar dari universitas saya. Kiranya bapak memberikan izin penelitian pada saya untuk kiranya segera dapat melakukan penelitian”. Setelah saya selesai berbicara kemudian bapak itu mengatakan: “Oh.. kalau itu memang saya paham dan sudah menjadi tugas kami dek, tapi yang saya belum paham itu Antropologi. Jurusan apa itu dek?” Kemudian saya jelaskan bahwa jurusan Antropologi ini adalah jurusan yang membahas tentang “BUDAYA pak” kemudian dia mengerti sedikit penjelasan saya itu. Setelah bercerita panjang lebar tentang Antropologi kemudian bapak itu membuatkan bagi saya surat izin penelitian yang dimaksud dan ditanda tangani oleh Pak Camat. Dan untuk menandatangani surat itu harus saya antarkan langsung ke kantor Camat. Sesampainya di kantor Camat saya ketuk pintu kantornya dan saya mengatakan: “Selamt pagi pak, boleh saya masuk?” dan bapak itu mempersilahkan saya masuk dan mempersilahkan saya duduk juga. Kemudian dia mengatakan: “Ada apa ya nak?” saat itulah saya jelaskan tujuan saya dan beliau pun mengerti bahwa saya adalah mahasiswa yang igin melakukan penelitian skripsi Sebelum menandatangani surat izin ini saya juga ditanya beliau tentang judul apa yang saya ambil dan saya menjawab ”Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar” dan beliau mengatakan fokus kemanakah penelitian ini?. Dan saya menjelelaskan bahwa saya tertarik meneliti tentang sampah di sekitar Daerah Tujuan Wisata DTW Karang Anyar, mengapa saat ini lokasi pemandian Karang Anyar banyak terdapat sampah. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya pihak kecamatan sudah mengerahkan truk pengangkutan sampah di lokasi pemandian tetapi hingga saat ini tidak juga bisa Universitas Sumatera Utara bebas dari banyaknya sampah. Beliau mengatakan “Mungkin masyarakat disana memang tidak peduli lagi pada kebersihan” beliau mengatakan demikian sambil menandatangani surat izin saya itu. Terakhir pesan beliau pada saya jika selesai melakukan penelitian kiranya saya memberikan kesimpulan tentang hasil penelitian ini padanya. Dan saya pun mengatakan “ya pak akan saya berikan” lalu saya minta izin sambil menyalami beliau. Kemudian kami diarahkan Pak Camat kembali ke bagian tata usaha untuk menyerahkan surat izin ini kepada Pak Hendra Sirait selaku Kepala Subbag Tata Usaha Kecamatan Gunung Maligas agar kiranya surat izin ini di fotocopi sebagai pertinggal bagi kecamatan dan yang aslinya akan saya bawa ke Kantor Kepala Desa Karang Anyar. Selesai melakukan instruksi dari Pak Camat kemudian saya berangkat ke Kelurahan Karang Anyar. Setelah selesai menyampaikan surat penelitian itu saya kembali merasa lelah dan sudah sesak napas sebab selama satu jam beraktifitas mulai dari perjalanan hingga sampai di kantor. Saat itu saya merasa tidak kuat lagi dan sangat sedih tidak dapat segera pergi ke lokasi pemandian untuk melakukan penelitian. Melihat saya sesak napas, ayah saya memapah saya agar tidak jatuh. Saya merasa sedih pada saat itu apakah saya sangup menyelesaikan penelitian ini atau tidak. Pada hari itu juga karena ayah saya sanksi melihat kondisi saya yang belum pulih dari sakit beliau memutuskan untuk membatalkan semua rencana ke lokasi pemandian, dan pada hari itu kami langsung pulang ke rumah untuk beristirahat. Universitas Sumatera Utara Selama tiga hari saya hanya beristirahat di rumah dan tidak pergi kemana- mana. Pada hari keempat ketika saya merasa agak baikan pada pagi harinya, pikiran saya tertuju pada skripsi saya. Maka dengan semangat saya mengatakan pada ayah saya bahwa saya sudah agak sembuh dan meminta pada ayah agar kiranya dapat menemani saya lagi ke lokasi pemandian. Lalu tepat pukul 10:00 WIB kami berangkat dari rumah dan sampai di desa Karang Anyar selama 40 menit lamanya. Karena ayah saya tumbuh dan besar di lokasi pemandian Karang Anyar ini, otomatis dia mengenal siapa pengelola retribusi pemandian Karang Anyar ini. Maka sesampainya di pintu masuk pemandian ayah saya bertanya ke pada salah seorang pemuda yang sedang piket mengutip retribusi di pintu masuk itu. Ayah saya mengatakan: “Dek, ada pak Nikman Damanik” dan pemuda itu pun menjawab “Oh ya pak, bapak itu di warung kopinya” dan beliau pun menjawab “Terimakasih ya” sambil melambaikan tangan pemuda itu menjawab “Ok pak”. Kemudian ayah saya menstarter kereta dan berangkat menuju warung kopi yang dimaksud pemuda itu. Sesampainya di warung, ayah saya dan pak Nikman langsung saling menyapa dengan kata “Horas Pakpahan” dan ayah saya juga mengatakan “Horas Bapa” mungkin karena sudah lama tidak jumpa suasana begitu akrab karena baru bertemu. Saat itulah mereka berbicara panjang lebar dengan menguanakan bahasa Batak Simalungun yang kurang saya pahami. Selang sepuluh menit ayah saya memperkenalkan saya pada beliau bahwa saya adalah anaknya dan punya tujuan ingin bertemu dengan bapak selaku pengelola retribusi pemandian Karang Anyar ini. Universitas Sumatera Utara Kemudian saya langsung menyalami bapak yang kelihatan sudah berumur 60 tahun itu sambil menyatakan nama saya”luksan pak”. Beliau pun mengangguk- angguk saja dan tersenyum. Lalu ayah saya mengatakan bahwa bapak inilah yang mengelola pemandian ini dan padanyalah saya harus bertanya-tanya. Karena ayah saya mengatakan demikian maka beliau pun langsung bertanya apakah kiranya yang hendak kamu tanyakan itu nak? Kiranya hal hal yang menyangkut pemandian saja. Beliau mengatakan demikian sambil tersenyum. Mulailah saya bertanya mengenai asal-usul terbentuknya pemandian ini sampai berkembang hingga pada saat ini. Dengan sabar beliau pun menerangkan detailnya. Setelah paham maka saya masuk pada pertanyan kedua apakah tidak ada perhatian pemerintah terhadap kebersihan lokasi pemandian ini?. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya dia bertanggung jawab pada kecamatan untuk mengutip uang retribusi masuk ke lokasi pemandian saja sedang untuk mengelola kebersihan itu adalah tanggung jawab pihak kecamatan. Tetapi dia memberikan sedikit penjelasan bahwa dulu pihk kecamatan sebenarnya sudah mengerahkan truk pengangkut sampah, tong sampah, gerobak sampah ke lokasi pemandian itu hingga pada saat ini. Memang tong sampah, dan gerobak sampah masih ada hingga saat ini dilokasi pemandian, tapi sayang truk pengangkut sampah saat ini berhenti di bulan 12 tahun 2012. Memang kadang truk sampah ini tidak tentu datangnya ke lokasi pemandian Hingga mengakibatkan tong sampah, dan gerobak sampah penuh dan dibiarkan begitu saja. Beliau mengatakan “tapi memang kami masyarakat di kelurahan ini selalu melakukan gotong royong sekali seminggu nak untuk mengatasi sampah yang sudah menumpuk itu. Sampah yang sudah penuh di tong sampah dan gerobak sampah itu kami pindahkan di salah satu Universitas Sumatera Utara tanah lapang ditanah milik warga, sehingga tong dan gerobak sampah dapat tetap menampung sampah yang ada”. Percakapan itu berlangsung selama empat jam saja. Dan pukul tiga sore kami bergerak ke pemilik lapak – lapak yang ada di lokasi pemandian itu. Disana saya bertanya pada seorang pemilik lapak tentang status kepemilikan lapak, alat – alat renang, dll hingga pada pukul enam sore. Pada kesempatan kedua hanya data itulah yang saya peroleh. Pada kesempatan ketiga selang seminggu saya kembali lagi ke lokasi pemandian, tetapi saya pergi ke kantor lurah yang ada di desa itu untuk memperoleh gambaran umum desa. Di kantor lurah saya bertemu dengan Pak Sasmito. Juga terjadi percakapan yang sengaja saya lakukan untuk mengorek data tetapi tidak ada yang saya peroleh dari beliau selain gambaran umum desa sebab masalah sampah adalah tugas pihak kecamatan begitu diungkapkannya dengan kata: “Oh, maaf ya dek, semua masalah pemandian Karang Anyar adalah urusan pihak kecamatan, kalau kami hanya menyediakan data-data kelurahan saja” Pada kesempatan ketiga ini saya banyak mengumpulkan foto – foto lokasi pemandian, foto anak sekolah, foto kantor lurah, foto kantor camat, alat – alat renang, dll. Lalu saya dan ayah pulang kerumah pada pukul satu siang, sebab pada siangnya langit sudah mendung. Ayah saya khawatir sebab hujan dapat membuat saya sesak napas. Begitulah kesempatan yang ketiga saya selesaikan. Selang seminggu memasuki Hari Raya Natal saya memutuskan untuk istirahat agar sempat merayakan natal bersama keluarga. Tepat pada tanggal 28 desember 2012 saya kembali lagi ke lokasi pemandian dan mendapati lokasi pemandian yang begitu ramai sekali. Saat itulah saya mengamati banyak orang – Universitas Sumatera Utara orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Pada kesempatan yang keempat ini saya hanya mengamati seraya mengabadikan perilaku wisatawan itu. Pada kesempatan kelima tepat pada tanggal 3 Januari 2013 saya kembali ke kantor kecamatan hendak ingin menyampaikan hasil penelitian saya pada Pak Jawansen Camat. Beruntung pada hari itu juga saya bertemu dengan beliau. Terlebih dahulu saya salam beliau sambil mengucapkan selamat tahun baru. Hasil penelitian saya laporkan pada beliau dan percakapan kami hanya berlangsung setengah jam. Setelah selesai berbicara saya mengatakan bahwa saya sudah selesai melakukan penelitian dan begitulah yang saya peroleh dari lapangan. Hari itu saya ucapkan terimasih kepada beliau atas izin yang saya peroleh dan kiranya beliau memberikan surat balasan kepada universitas bahwa saya telah selesai melakukan penelitian skripsi. Kemudian beliau memerintahkan salah seorang pegawai TU yang bernama Iqbal untuk menmbuat surat pernyataannya untuk ditandatangani oleh beliau sendiri. Selang sejam setelah surat balasan itu saya peroleh,maka saya ucapkan rasa terimakasih sedalam – dalamnya kepada seluruh pegawai kecamatan sambil menyalami mereka. Pada hari itulah saya kembali pulang ke Medan untuk menyelesaikan tugas selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Kecamatan Gunung Maligas

Kecamatan Gunung Maligas berada di Kabupaten Simalungun berada di ketinggian antara 101-200 Meter di atas permukaan laut dengan topografi datar rata. Luas areal kecamatan ini 64,50 Km 2 dan secara administratif terbagi atas 9 sembilan kelurahan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.1: Tabel 2.1 Luas wilayah Kelurahan di Kecamata Gunung Maligas No. Desa Kelurahan Luas Km2 1 Kelurahan Karang Sari 4,29Km 2 Kelurahan Karang Rejo 3,20Km 3 Kelurahan Karang Anyar 3,80Km 4 Kelurahan Silau Bayu 7,10Km 5 Kelurahan Bandar Malela 4,55Km 6 Kelurahan Huta Dipar 5,40Km 7 Kelurahan Tumorang 15,5Km 8 Kelurahan Rabuhit 13,65Km 9 Kelurahan Gajing Raya 7,47Km Jumlah 64,50Km Secara geografis letak Kecamatan Gunung Maligas dibatasi oleh: Sebelah utara : Kecamatan Pematang Bandar Sebelah Selatan : Kecamatan Siantar Kota Pematang Siantar Sebelah Barat : Kecamatan Dolok Batu Nanggar Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Malela

2.2 Kelurahan Karang Anyar

Universitas Sumatera Utara Kelurahan Karang Anyar adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Gunung Maligas. Jarak Kelurahan Karang Anyar ke Ibu Kota Kecamatan sejauh kurang lebih 1 Km, sedangkan jarak Kelurahan Karang Anyar dari ibu kota Kabupaten sejauh 51 Km. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Karang Anyar adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Karang Rejo, Bandar, Kecamatan Gunung Maligas Sebelah Selatan : Laras II, Dolok Marlawan, Kecamatan Siantar Sebelah Barat : Rambung Merah, Kecamatan Siantar Sebelah Timur : Nagori Silau Malela, Kecamatan Silau Wilayah Untuk sampai ke Kelurahan karang Anyar dapat menggunakan roda 4 Empat dan Roda 2 Dua. Angkutan yang digunakan di Karang Anyar adalah angkutan umum dan kendaraan pribadi. Kelurahan Karang Anyar adalah kelurahan pemekaran dari Kelurahan Karang Sari pada tahun 1999-2000 berada pada masa uji coba dan pada tahun 2001 defenitif sebagai kelurahan yang baru. Kelurahan Karang Anyar seluas 381 Ha, dengan 83 Ha sebagai daerah pertanian dan 291 Ha sebagai daerah pemukiman. Terdapat sembilan Huta dusun di Kelurahan Karang Anyar, di dalam 1 Satu huta terdapat minimal 100 KK. Jumlah Kepala Keluarga KK di Kelurahan Karang Anyar sebanyak 1437 KK dan jumlah penduduk sebanyak 5248 jiwa pada 2012, dengan sembilan penghulu diantaranya: Huta 1 : Satiyo Huta 6 : Nisiadi Huta 2 : Tahir Damanik Huta 7 : Tupan S Huta 3 : Syamsuri Huta 8 :Santuso Huta 4 : Abdul Rahim Nasution Huta 9: Pardi Universitas Sumatera Utara Huta 5 : Paidi Menurut cerita sebagian warga pemukiman di daerah ini, desa ini berdiri pada Tahun 1970-an. Yang pertama kali mendirikan rumah disini adalah orang-orang Simalungun dan Batak Toba. Masyarakat yang tinggal di kelurahan ini adalah orang-orang pribumi yang sudah lama tinggal jauh sebelum berdirinya PTPN IV PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV Unit Kebun Laras. Sebelum PTPN IV berdiri mayoritas masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Seiring maraknya pembangunan jalan ke daerah perkebunan banyak orang-orang mulai membangun rumah sebagai tempat tinggal. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka daerah pemukiman semakin banyak, dan mulailah mereka bekerja sebagai buruh-buruh kasar di PTPN IV unit Kebun Laras. Karena banyaknya permintaan akan tenaga kerja datanglah orang-orang Jawa perantauan ke daerah ini. Lokasi penelitian adalah pemandian Karang Anyar terletak di Kelurahan Karang Anyar. Berikut adalah batas-batasnya: Sebelah Utara : Jalan Medan Sebelah Selatan : PTPN IV unit kebun Laras Sebelah Barat : Perumnas Batu VI Sebelah Timur : Perumahan Karang Sari Objek wisata yang ada di Kelurahan ini adalah sungai yang membelah pemukiman penduduk dengan perkebunan sawit milik PTPN IV. Sejak tahun 1920-an pemerintah kolonial Belanda telah menggunakan air sungai ini sebagai air konsumsi. Munculnya ide untuk mendirikan Daerah Tujuan Wisata DTW Universitas Sumatera Utara berupa pemandian ini adalah gagasan warga yang tinggal di Kelurahan Karang Anyar ini sendiri. Dan yang mendirikan lapak kios – kios untuk menampung pengunjung yang pertama kali adalah Pak Legimin, dan Pak Jafar. Semakin banyaknya pengunjung yang ingin melihat dan mengetahui tempat wisata ini maka masyarakat yang memiliki tanah di pinggiran sungai mulai membangun lapak – lapak 6

2.3 Pola Pemukiman dan Tata Lahan.

Dokumen yang terkait

Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata (Studi Deskriptif Mengenai Pengelolaan Sampah di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

1 51 131

Peran Pengelola dalam Pelestarian Budaya di Daerah Tujuan Wisata Desa Lingga Kabupaten Karo

1 93 61

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

10 152 135

Upaya Pengembangan Potensi Objek-Objek Wisata Kota Sibolga Sebagai Daerah Tujuan Wisata

3 124 62

Analisis Pengembangan Objek Wisata Pemandian Alam Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalingun, Provinsi Sumatera Utara

2 68 101

“Kelayakan Hutan Kota Srengseng Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Jakarta Barat (Studi Kasus di Kelurahan Srengseng Kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat)”.

14 45 164

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Kecamatan Gunung Maligas - Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata (Studi Deskriptif Mengenai Pengelolaan Sampah di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1. - Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata (Studi Deskriptif Mengenai Pengelolaan Sampah di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

0 0 38

PENANGANAN KEBERSIHAN DI DAERAH TUJUAN WISATA (Study Deskriptif tentang Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun )

0 0 16

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

0 1 12