c. Pemanfaatan jasa wisata dan lingkungan yang mencakup pemanfaatan potensi
wisata dan jasa lingkungan tanpa merusak fungsi kawasan taman nasional seperti pemanfaatan objek wisata untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi alam,
pemanfaatan air, pemanfaatan keindahan dan kenyamanan, pemanfaatan untuk penelitian dan pendidikan dan lain-lain.
Keberadaan kawasan konservasi masih belum dirasakan manfaatnya secara optimal, baik oleh masyarakat sekitar hutan dan masyarakat yang tinggal dalam
kawasan hutan. Oleh karena itu, paradigma pemanfaatan sumberdaya alam hayati seharusnya tidak hanya dibatasi pada pemanfaatan jasa dan lingkungannya
melainkan juga harus dimungkinkan pemanfaatan dalam bentuk lain secara riil yang mampu berkontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan tidak mengganggu fungsi kawasan secara keseluruhan Soekmadi 2005.
2.6 Pemanfaatan terhadap Hasil Hutan
Nilai adalah persepsi manusia yang merupakan harga sesuatu yang dinilai oleh setiap individu dan tergantung pada waktu dan tempat Davis dan Jonhson
1987. Sedangkan penilaian diartikan sebagai pendugaan terhadap nilai dari sesuatu, kemudian dinyatakan harganya. Jenis nilai yang dimaksudkan secara
umum adalah nilai pasar. Dalam keadaan dimana tidak ada pasar sama sekali untuk komoditi-komoditi dari jenis-jenis yang akan dinilai dan digunakan sebagai
standar lain yaitu dengan substitusi atau nilai barang penggantinya Duerr 1960. Dalam melakukan penilaian terhadap manfaat hutan, penilaian lebih banyak
dilakukan untuk manfaat tidak langsung seperti nilai rekreasi dan fungsi hidrologis sedangkan manfaat langsung sebagian besar belum dinilai misalnya
kayu bakar, tanaman obat, rumput-rumputan, tanaman hias dan hasil hutan lainya. Peran pengelolaan Taman Nasional adalah mencegah hilangnya atau
menambah nilai sumberdaya yang merupakan asetnya tersebut. Penilaian sumberdaya dapat menggunakan teknik ekonomi untuk mengatur secara
kuantitatif nilai pemanfaatan dan non pemanfaatan suatu taman nasional Merril dan Elfian 2001. Menurut Davis dan Johnson 1987 beberapa metode yang dapat
digunakan untuk melakukan penilaian ekonomi dari hasil hutan diantaranya :
1 Metode Nilai Pasar
Metode nilai pasar adalah nilai atau angka rupiah yang ditetapkan untuk transaksi atau jual beli di pasar. Nilai yang dianggap standar adalah nilai pasar,
yakni harga yang ditetapkan untuk penjual dan pembeli tanpa campur tangan pihak lain atau keadaan kompetisi sempurna.
2 Metode Nilai Relatif
Metode nilai relatif pada prinsipnya adalah menilai suatu barang yang belum ada pasarnya dengan membandingkan barang lain yang sudah ada
diketahui harga pasarnya dan dalam penilaian tersebut apabila sekali sesuatu benda yang dinilai masyarakat atau sudah diketahui harga pasarnya maka nilai
benda tersebut dapat diketahui. 3
Metode Biaya Pengadaan Metode biaya perjalanan travel cots method sebagai salah satu teknik
penilaian manfaat secara tidak langsung, pada dasarnya adalah pendekatan untuk menilai manfaat dari suatu barang dengan cara menghitung korbanan-korbanan
yang dikeluarkan oleh konsumen agar dapat mengkonsumsi barang yang akan dikonsumsinya. Dalam hal manfaat barang dan jasa hutan jika digunakan untuk
konsumsi sendiri, metode perjalanan dimodifikasi menjadi metode biaya pengadaan. Metode pengayaan ini pada prinsipnya menghitung berapa uang yang
dikorbankan konsumen untuk memperoleh barang yang akan dikonsumsinya. Terdapat lima karakteristik dari kawasan konservasi yang membuat
penilaian ekonomi sumberdaya menjadi sulit Dixon dan Sherman 1990 antara lain :
a. Tidak ada persaingan : Tidak ada kompetisi dalam mengkonsumsi jasa-jasa
yang diberikan oleh kawasan konservasi. b.
Tidak ada pengecualian : Akses terbuka terhadap sumberdaya sering menyebabkan tidak adanya harga pasar terhadap sumberdaya tersebut kendati
pun nilai aktualnya cukup besar. c.
Manfaat mengalir ke luar kawasan : Manfaat kawasan konservasi dapat menyebar ke wilayah pemukiman penduduk non-tempatan, propinsi atau
negara lain, yang menyebabkan nilai jasa-jasa ini di bawah nilai yang sesungguhnya.
d. Ketidakpastian : Kegagalan pasar terjadi karena infomasi yang tidak lengkap
atau informasi yang tidak benar mengenai kelangkaan sumberdaya alam yang terdapat di dalam kawasan konservasi.
e. Tidak dapat diperbaharui : Seandainya suatu kawasan konservasi rusak, jelas
akan memakan waktu berabad-abad untuk dapat mengembalikannya lagi sperti sediakala, sehingga suplai barang dan jasa menjadi tidak elastik yang
menyebabkan nilai aktual dari kawasan konservasi tersebut sulit diukur. Sedangkan James 1991 dalam Widiarso 2005 membuat klasifikasi nilai
manfaat didasarkan atas sumber atau proses manfaat tersebut diperoleh, yaitu : 1
Nilai guna use value yaitu seluruh nilai manfaat yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya hutan seperti kayu bulat untuk keperluan industri
pengolahan kayu, kayu bakar energi, produksi tanaman pangan seperti perladangan, kebun, produksi ikan, produksi air untuk berbabagai keperluan
seperti kebutuhan air rumah tangga, pertanian, pembangkit tenaga listrik dan ekowisata.
2 Nilai fungsi function value yaitu seluruh nilai manfaat yang diperoleh dari
fungsi ekologi sumberdaya hutan, seperti pengendalian banjir, pencegahan industri air laut dan habitat satwa.
3 Nilai atribut attributes value yaitu seluruh nilai yang diperoleh bukan dari
penggunaan materi hasil produksi barang dan jasa, tetapi aspek kebutuhan psikologis manusia yang menyangkut budaya masyarakat.
BAB III METODE PENELITIAN