Close up Close up
Berita di koran yang berjudul “S.
Soedjono Tewas, kepalanja Petjah
Ditjangkul” Berita di koran
yang
berjudul “PENGHINAAN
THD. PEMERINTAH
JG SAH” milik
negara dengan
kaum tani
yang menggarap
secara tidak sah. dan sebenarnya
persoalannya telah
diselesaikan secara
baik. tetapi kaum tani
kemudian dihasut
oleh orang-orang
BTI Partai
Komunis Indonesia PKI
untuk kembali
menduduki tanah itu secara
sepihak melawan
pemerintah. dalam peristiwa
ini
seorang petugas soejono
tewas karena
dikeroyok dan
dianiyaya, aksi aksi
sepihak yang didalangi
Partai Komunis Indonesia PKI
ini, juga terjadi di
Indramayu, Boyolali, Klaten
dan berbagai
tempat lainnya di Indonesia.
sementara
itu sebenarnya,
pada bulan
Desember 1964 terungkap
tentang adanya dukungan
Karena ulah Partai Komunis Indonesia
PKI ini
menimbulkan dampak
yang buruk
terhadap sengketa
tanah yang
seharusnya sudah
selesai menjadi
pemicu keributan kembali.
Kemudian dampak yang ditimbulkan
adalah
tewasnya seorang
petugas, berita ini semakin
menambah daftar
hitam kekerasan
yang dilakukan
oleh Partai
Komunis Indonesia PKI.
Lalu adanya berita yang
membuat kejahatan
Partai Komunis Indonesia
PKI semakin
lengkap dengan
terungkapnya
perebutan kekuasaan yang
akan dilakukan oleh
Partai Komunis
Indonesia PKI, namun
oleh Partai Komunis
Indonesia PKI dikatakan
dokumen
itu adalah palsu dan
malah menuduh balik pembawa
fitnah
itu sengaja
disebarkan oleh lawan
politiknya yaitu partai
murba yang terobsikis
dalam hal ini Khairul
Saleh dan Soekarni.
dukungan perebutan
kekuasaan. Berita ini
sekaligus menjadi titik terang
terhadap aksi yang tidak diakui oleh
Partai
Komunis Indonesia PKI.
Adegan ini menampilkan beberapa pemberitaan tentang kekerasan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia PKI, dalam adegan ini
menampilkan beberapa judul pemberitaan yang menunjukan betapa jahatnya para anggota Partai Komunis Indonesia PKI pada masa itu.
Dalam adegan ini menggambarkan bahwa peristiwa kekerasan atas ulah para anggota Partai Komunis Indonesia PKI sudah mulai diberitakan
secara nasional karena berita ini menjadi berita penting pada masa itu. Dengan adanya beberapa berita buruk yang ditampilkan pada adegan
ini membuat pembukaan dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI ini menjadi pelengkap fakta-fakta yang menunjukan tindakan kekerasan yang dilakukan
oleh Partai Komunis Indonesia PKI, sehingga para penonton semakin
percaya bahwa pada masa itu memang benar terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia PKI
3. Analisis Semiotika Pada Adegan Penyerangan Kepada Brigjen D.N
Pandjaitan
Sinopsis: Adegan yang sangat dramatis ditampilkan ketika para pasukan yang
menculik Brigjen D.N. Pandjaitan. Dalam adegan ini ditampilkan saat para penculik mendobrak rumah Brigjen D.N. Pandjaitan, mereka menembak
dua orang keponakan Brigjen D.N. Pandjaitan. Brigjen D.N. Pandjaitan yang sedang tertidur lelap pada saat itu, terbangun oleh serangan di
rumahnya. Secara spontan dia mengambil senapannya untuk melawan namun sayang senjatanya rusak, lalu dia pun menyerah. Lalu dia
mengenakan seragamnya dengan tenang dan melangkah keluar rumah. Ketika Brigjen D.N. Pandjaitan sedang berdoa di teras rumahnya, sebuah
peluru ditembakakan ke kepalanya dan diikuti rentetan tembakan yang menembus tubuhnya hingga dia tersungkur dan dibawa oleh para penculik.
Lalu sang anak perempuannya berlari sambil berteriak ke arah tumpahan darah Brigjen D.N. Pandjaitan dan menangis histeris sambil mengusap
mukanya dengan darah tersebut.
PETANDA SIGNIFIER PENANDA
SIGNIFIED Shoot Size
Visualisasi Pesan Non-
Verbal Visualisasi
Pesan Verbal
Grup Shoot Close Up
Close Up
Long Shoot Medium Shoot
Para anggota
penculik sedang memanggil
Brigjen D.N.
Pandjaitan. Pemimpin
pasukan sedang memanggil
sekali
lagi Brigjen
D.N. Pandjaitan
dengan nada
mengancam.
Para pasukan
penculik menembaki gelas
agar Brigjen
D.N. Pandjaitan segera turun.
Brigjen
D.N. Pandjaitan yang
sudah turun lalu berdoa di depan
teras. Seorang pasukan
yang tidak sabar menunggu
Brigjen
D.N. Pandjaitan
kemudian menembak
ke arah
D.N. Pandjaitan.
Brigjen D.N.
Pandjaitan yang tertembak
lalu
Anggo ta penculik:
segera turun
jenderal, lekas
atau saya
ledakan rumah ini
saya peringatkan
sekali
lagi jenderal
suara
pecahan gelas
yang ditembaki.
Anggota penculik:
ayo
cepat jenderal
kita habis waktu
Suasana penculikan
di rumah
Brigjen D.N.
Pandjaitan yang menunjukan
bahwa para
penculik melakukan
penculikan dengan kekerasan
dan ketidaksabaran.
Mereka menembaki
isi rumah agar Brigjen
D.N. Pandjaitan
segera turun dari kamarnya
yang berada di lantai
dua. Brigjen
D.N. Pandjaitan
melakukan doa
sejenak sebelum
berangkat ketempat penculikan.
Namun pasukan
penculik yang tidak sabar
dengan sengaja
menembaki Brigjen
D.N. Pandjaitan hingga
ia tersungkur
bersimbah darah.
Medium Shoot
Long Shoot Close Up
Close Up tersungkur
bersimbah darah Anak
perempuannya berlari tak kuasa
menahan tangis menuju
lokasi penembakan.
Lalu ia
memegang darah sisa penembakan
tersebut. sambil menagis
histeris mengusapkan
darah
Brigjen D.N. Pandjaitan
ke mukanya Anak
D.N. Pandjaitan:
Papiiiiiiiii...... Dengan
berlari kencang
sambil berteriak , anak
perempuan Brigjen D.N.
Pandjaitan mendatangi tempat
tertembaknya sang ayah yang hanya
dipenuhi sisa-sisa darah
dan kemudian
sambil menangis
histeris ia
mengambil darah
itu lalu
mengoleskannya ke
bagian mukanya.
Kejahatan kembali digambarkan dalam adegan ini pada saat terjadi penculikan terhadap Brigjen D.N. Pandjaitan di kediamannya, dalam adegan
ini digambarkan bahwa para penculik memiliki watak tidak sabar dan kejam. Mereka yang tidak sabar menunggu Brigjen D.N. Pandjaitan sedang
berdoa malah langsung menembakinya tanpa kompromi, hal ini memunculkan respon yang sangat emosional bagi para penonton karena
tidak adanya belas kasihan dan rasa hormat sama sekali dari penculikan