Analisis Semiotika Pada Adegan Penganiayaan di Lubang Buaya

Medium Shoot Close Up Close Up Medium Shoot Medium Shoot Long Shoot Penyiksaan dengan mengikat ditiang lalu dipukul dengan gagang senjata api. Mematikan api rokok ke tangan Lenan Tendean. Menusuk bagian belakang badan jenderal dengan senjata tajam. Lalu melakukan penginjakan terhadap salah satu jenderal. Para anggota Partai Komunis Indonesia PKI sedang menakut- nakuti akan memahat muka jenderal Memasukkan para jenderal yang telah tewas ke Lubang Buaya bungkam? Bicara Anggota PKI: saya bisa injek sampe mampus jenderal. Anggota PKI: saya pemahat jenderal, sekarang saya akan memahat muka jenderal Dengan sadis penganiayaan ini pun diakhiri dengan dimasukannya para jasad jenderal ke dalam Lubang Buaya dengan cara menyeret jasad tesebut hingga sampai ke Lung buaya dan memasukannya sepeti memasukan bangkai binatang ke dalam lubang. Adegan penganiayaan di Lubang Buaya adalah adegan dengan penganiayaan paling sadis, dimana tidak ada sensor terhadap penyayatan, penusukan dan pemukulan yang dilakukan anggota Partai Komunis Indonesia PKI kepada para jenderal yang mereka culik. Hal ini menimbulkan respon yang sangat negatif dan akan selalu diingat dalam benak masyarakat. Adegan ini menandakan tiada lagi belas kasihan dan rasa hormat terhadap para jenderal yang menjadi tawanan anggota Partai Komunis Indonesia PKI. Darah bercucuran dan perlakuan seperti binatang yang ditampilkan dalam adegan ini akan berdampak pada kesan negatif yang sulit untuk dimaafkan karena masyarakat sebagai penonton akan menganggap bahwa kejadian kejam dalam adegan-adegan di film ini adalah kisah nyata yang sama seperti kejadian sebenarnya. Apalagi para penonton yang belum lahir atau tidak menyaksikan langsung ketika kejadian itu terjadi. Pada akhirnya hal ini semakin menyudutkan Partai Komunis Indonesia PKI sebagai satu-satunya pihak yang bersalah dalam rencana pemberontakan yang terjadi pada masa itu.

5. Analisis Semiotika Pada Adegan Perampasan Radio Republik

Indonesia RRI oleh Partai Komunis Indonesia PKI Sinopsis: Setelah penganiayaan di Lubang Buaya, para pasukan Partai Komunis Indonesia PKI bergegas menuju Radio Republik Indonesia RRI untuk segera mendudukinya dan menyiarkan bahwa Letnan Kolonel Untung telah menyelamatkan presiden Soekarno dari rencana KUP Dewan Jenderal. PETANDA SIGNIFIER PENANDA SIGNIFIED Shoot Size Visualisasi Pesan Non- Verbal Visualisasi Pesan Verbal Close Up Medium Shoot Group Shoot Two Shoot Long Shoot Close Up Shoot pada logo Radio Republik Indonesia RRI. Para angkatan bersenjata dari pasukan Partai Komunis Indonesia PKI telah bersiaga di depan gedung Radio Republik Indonesia RRI. Pasukan Partai Komunis Indonesia PKI telah memasuki gedung Radio Republik Indonesia RRI. Salah serang anggota pasukan Partai Komunis Indonesia PKI sedang mengawasi jalannya siaran Anggota pasukan Partai Komunis Indonesia PKI berjaga di luar ruang siaran Radio Republik Indonesia RRI. Tampak wajah penyiar Radio Republik Indonesia RRI. Letnan Kolonel Untung menyelamatkan Presiden Soekarno dari KUP Dewan Jenderal. pada hari kamis tanggal 30 September 1965 di Ibukota Republik Indonesia, Jakarta telah terjadi gerakan militer dalam angkatan darat dengan dibantu oleh pasukan- pasukan dari angkatan- angkatan bersenjata lainnya. Para angkatan bersenjata dari pasukan Partai Komunis Indonesia PKI telah menduduki gedung Radio Republik Indonesia RRI dengan maksud untuk menyiarkan bahwa Letnan Kolonel Untung menyelamatkan Presiden Soekarno dari KUP Dewan Jenderal. Tujuan utama perampasan Radio Republik Indonesia RRI ini agar rakyat ahu bahwa yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia PKI adalah benar. Dengan dijaga ketat oleh salah satu anggota pasukan Partai Komunis Indonesia PKI dari ruang siaran maupun diluar ruang siaran, penyiar Radio Republik Indonesia RRI dengan raut muka terpaksa menyiarkan apa yang diminta oleh para pasukan Partai Komunis Indonesia RRI. Adegan perampasan Radio Republik Indonesia RRI oleh pasukan bersenjata Partai Komunis Indonesia PKI ini menjadi penutup kekerasan yang dilakukan oleh pasukan bersenjata Partai Komunis Indonesia PKI. Perampasan ini menjadi suatu cara untuk membalikan fakta bahwa apa yang telah mereka lakukan dengan menculik para jenderal itu tidak bersalah dimata masyarakat. Mereka pun memaksa penyiar yang sedang siaran di Radio Republik Indonesia RRI pada waktu itu menyiarkan bahwa Letnan Kolonel Untung telah menyelamatkan Presiden Soekarno dari rencana KUP Dewan Jenderal. Hal ini membuat citra mereka menjadi baik dimata masyarakat.