keseluruh negeri, dan dengan banyaknya pemberitaan tersebut yang membuat para masyarakat yang menjadi penonton semakin percaya dengan adanya bukti-
bukti pemberitaan yang sah dari beberapa media cetak pada saat itu. Dalam adegan ini pun diselipkan adegan kekerasan terbuka dengan
menampilkan pemberontakan yang terjadi di Madiun pada tahun 1948 yang kemudian semakin mempertegas pemberitaan tersebut dengan adanya bukti
kekerasan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia PKI. Kekerasan yang ditampilkan dalam adegan ini menjadi pelengkap dengan berbagai berita
yang ditampilkan seakan ingin membuat kesan bahwa berita ini tidak dibuat- buat dan memang benar adanya yang kembali memperkuat adegan tersebut dan
membuat persepsi masyarakat yang menjadi penonton semakin percaya bahwa gerakan Partai Komunis Indonesia PKI ini sudah tidak bisa dimaafkan.
3. Analisis Propaganda Pada Adegan Penyerangan kepada Brigjen D.N
Pandjaitan
Dalam adegan ini teknik propaganda yang dilakukan adalah teknik Fear Arousing membangkitkan ketakutan. Teknik ini adalah sebuah cara untuk
mendapatkan dukungan dari target massa agar semakin membenci gerakan gerakan komunis dengan menimbulkan emosi negatif.
Dalam adegan ini memperlihatkan pembunukan D.N. Pandjaitan yang dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia PKI dalam penculikan di
rumahnya. Adegan yang membangkitkan ketakutan ialah ketika para anggota Partai Komunis Indonesia PKI diperlihatkan sebagai sosok yag sangat tidak
sabar dan kasar. Puncaknya ialah ketika D.N. Pandjaitan sudah bersedia untuk
ikut dengan pasukan Partai Komunis Indonesia PKI namun ketika sudah keluar rumah D.N. Pandjaitan berdoa sejenak sebelum meninggalkan
rumahnya, lalu para anggota Partai Komunis Indonesia PKI menunjukan sikap ketidaksabarannya dan langsung menghabisi nyawa D.N. Pandjaitan dengan
tembakan. Kemudian hal ini diperparah dengan adegan anak perempuan D.N. Pandjaitan yang berlari sambil menangis histeris menghampiri lokasi
penembakan sambil mengambil sisa-sisa darah D.N. Pandjaitan dan mengoleskannya ke mukanya.
Dalam adegan ini menimbulkan kekerasan terbuka yaitu melakukan penembakan secara langsung dan memeperlihatkan darah segar akibat
tertembaknya D.N. Pandjaitan yang langsung meninggal di lokasi kejadian. Hal ini membuat rasa benci dalam benak masyarakat sebagai penonton dan
membuat persepsi bahwa kekerasan yang dilakukan oleh para anggota Partai Komunis Indonesia PKI sudah keterlaluan dan sudah tidak bisa dimaafkan
karena sudah berani membunuh dalam setiap aksinya.
4. Analisis Propaganda Pada Adegan Penganiayaan di Lubang Buaya
Dalam adegan ini teknik propaganda yang dilakukan adalah teknik Fear Arousing membangkitkan ketakutan. Teknik ini adalah sebuah cara untuk
mendapatkan dukungan dari target massa agar semakin membenci gerakan gerakan komunis dengan menimbulkan emosi negatif dalam hal ini melihat
kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh para anggota Partai Komunis Indonesia dalam menyiksa para Jenderal di Lubang Buaya hingga meninggal
dunia. Dalam adegan penganiayaan di Lubang Buaya ini memperlihatkan