outlier maka data telah memenuhi asumsi klasik yaitu telah berdistibusi normal, nonmultikoloneiritas, homokedastisitas dan non autokorelasi. Dengan demikian model
regresi yang tercipta dari data tersebut telah memenuhi model estimasi yang menghasilkan estimator linier tidak bias Best Linier Unbias Estimator BLUE.
5.3.1. Persamaan Regresi
Hasil persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 5.6. Persamaan Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standar
dized Coeffici
ents t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant .480
.203 2.361
.020 SQRT_Posisi_Kas
.139 .032
.454 4.293
.000 SQRT_Pertumbuhan
-.133 .137
-.087 -.971
.334 SQRT_Ukuran_Perusahaan
1.660E-11 .000
.208 2.337
.021 SQRT_Rasio_Hutang_Terhadap_
Ekuitas_DER -.050
.105 -.069
-.477 .634
SQRT_Profitabilitas_ROA .635
.203 .338
3.129 .002
SQRT_Likuiditas -.125
.058 -.312 -2.153
.033 a. Dependent Variable: SQRT_Rasio_Pembayaran_Dividen_DPR
Berdasarkan tabel 5.6 yaitu setelah transformasi data dan pengeluaran data outlier maka model regresi linier berganda antara variabel independen X dengan variabel dependen
Y adalah :
Universitas Sumatera Utara
SQRT Y = 0,480 + 0,139 SQRT X1 – 0,133 SQRT X2 + 1660E-11 SQRT X3 – 0,50 SQRT X4 + 0,635 SQRT X5 – 0,125 SQRT X6 +
ɛ
atau
SQRT Rasio Pembayaran Dividen = 0,480 + 0,139 SQRT Posisi Kas - 0,133 SQRT
Pertumbuhan + 1,660E-11 SQRT_Ukuran Perusahaan - 0,050 SQRT Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
DER + 0,635 SQRT Profitabilias ROA - 0,125 SQRT
Likuiditas
+
ɛ
Berdasarkan persamaan regresi berganda tersebut di atas, maka pengaruh masing- masing variabel independen terhadap Rasio Pembayaran Dividen dapat diinterprestasikan
sebagai berikut : 1. Nilai
konstanta β = 0,480 , menunjukkan bahwa apabila nilai semua variabel
independen SQRT Posisi Kas, SQRT Pertumbuhan, SQRT Ukuran Perusahaan, SQRT Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER, SQRT Profitabilias ROA
,
SQRT Likuiditas diasumsikan sama dengan 0 nol maka nilai SQRT Rasio Pembayaran
Dividen adalah 0,480 2. Nilai
β
1 =
0,139 Koefisien regresi β
1 =
0,139 , menunjukkan bahwa setiap kenaikan SQRT Posisi Kas sebesar 1 akan diikuti kenaikan SQRT Rasio Pembayaran Dividen sebesar 13,9
dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 nol. Koefisien bernilai positif berarti bahwa terjadi hubungan positif antara Rasio Pembayaran
Dividen dengan Posisi Kas, semakin tinggi Posisi Kas maka semakin meningkat Rasio Pembayaran Dividen. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah Posisi Kas
maka semakin menurun Rasio Pembayaran Dividen. 3. Nilai
β
2 =
- 0,133
Universitas Sumatera Utara
Koefisien regresi β
2 =
- 0,133 , menunjukkan bahwa setiap kenaikan SQRT Pertumbuhan sebesar 1 akan diikuti penurunan SQRT Rasio Pembayaran
Dividen sebesar 13,3 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 nol. Koefisien bernilai negatif berarti bahwa terjadi hubungan negatif
antara Rasio Pembayaran Dividen dengan Pertumbuhan, semakin tinggi Pertumbuhan maka semakin menurun Rasio Pembayaran Dividen. Demikian juga
sebaliknya, semakin rendah Pertumbuhan maka semakin meningkat Rasio Pembayaran Dividen.
4. Nilai β
3 =
1,660E-11 atau 166.000.000.000,- Koefisien regresi β
3
= 1,660E-11 atau 166.000.000.000,- menunjukkan bahwa setiap kenaikan SQRT Ukuran Perusahaan sebesar 1 akan diikuti kenaikan SQRT Rasio
Pembayaran Dividen sebesar 1,660E-11 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 nol. Koefisien bernilai positif berarti bahwa terjadi
hubungan positif antara Rasio Pembayaran Dividen dengan Ukuran Perusahaan, semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin meningkat Rasio Pembayaran
Dividen. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil Ukuran Perusahaan maka semakin menurun Rasio Pembayaran Dividen.
5. Nilai β
4 =
- 0,050 Koefisien regresi β
4 =
-0,050 , menunjukkan bahwa setiap kenaikan SQRT Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER sebesar 1 akan diikuti penurunan SQRT Rasio
Pembayaran Dividen sebesar 5 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 nol. Koefisien bernilai negatif berarti bahwa terjadi hubungan
negatif antara Rasio Pembayaran Dividen dengan Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Universitas Sumatera Utara
DER, semakin tinggi Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER maka semakin menurun Rasio Pembayaran Dividen. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah Rasio
Hutang Terhadap Ekuitas DER maka semakin meningkat Rasio Pembayaran Dividen.
6. Nilai β5
=
0,635 Koefisien regresi
β5
=
0,635 , menunjukkan bahwa setiap kenaikan SQRT Profitabilias ROA
sebesar 1 akan diikuti kenaikan SQRT Rasio Pembayaran Dividen sebesar 63,5 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama
dengan 0 nol. Koefisien bernilai positif berarti bahwa terjadi hubungan positif antara Rasio Pembayaran Dividen dengan Profitabilias, semakin besar Profitabilias
perusahaan maka semakin meningkat Rasio Pembayaran Dividen. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil Profitabilias perusahaan maka semakin menurun Rasio
Pembayaran Dividen. 7. Nilai
β6 = - 0,125 Koefisien regresi
β6 = -0,125 , menunjukkan bahwa setiap kenaikan SQRT Likuiditas sebesar 1 akan diikuti penurunan SQRT Rasio Pembayaran Dividen
sebesar 12,5 dengan asumsi nilai variabel independen lainnya sama dengan 0 nol. Koefisien bernilai negatif berarti bahwa terjadi hubungan negatif antara Rasio
Pembayaran Dividen dengan Likuiditas, semakin tinggi Likuiditas maka semakin menurun Rasio Pembayaran Dividen. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah
Likuiditas maka semakin meningkat Rasio Pembayaran Dividen.
5 .3.2. Pengujian Hipotesis
Universitas Sumatera Utara
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara simultan maupun parsial. Pengujian
menggunakan analisis statistik Uji F, Uji t dan k oefisien determinasi R
²
dengan tingkat kepercayaan 95 atau signifikan level α = 5 .
5.3.2.1. Uji Statistik F Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara simultan atau
serempak seluruh variabel independen yaitu Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias ROA dan Likuiditas
terhadap variabel dependen yaitu Rasio Pembayaran Dividen. Hasil uji statistik F adalah sebagai berikut :
Tabel 5.7 Uji Statistik F ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
1.368 6
.228 4.660
.000
a
Residual 5.578
114 .049
Total 6.946
120 a. Predictors: Constant, SQRT_Likuiditas, SQRT_Profitabilitas_ROA,
SQRT_Ukuran_Perusahaan, SQRT_Pertumbuhan, SQRT_Posisi_Kas, SQRT_Rasio_Hutang_Terhadap_Ekuitas_DER
b. Dependent Variable: SQRT_Rasio_Pembayaran_Dividen_DPR Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai F signifikansi adalah
sebesar 0,000 dan F hitung adalah sebesar 4,66. Nilai F tabel berdasarkan tabel statistik adalah sebesar 2,179. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
- F signifikansi = 0,000 ≤ tingkat signifikansi yang digunakan α =5 = 0,050 ;
- dan F hitung = 4,66 F tabel = 2,179.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen yaitu Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang
Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias ROA dan Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu Rasio Pembayaran Dividen.
5.3.2.2. Uji Statistik t Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh secara parsial
masing-masing variabel independen yaitu Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias ROA dan Likuiditas
terhadap variabel dependen yaitu Rasio Pembayaran Dividen. Hasil uji statistik t adalah sebagai berikut :
Tabel 5.8. Uji Statistik t
Model Unstandardized
Coefficients Standar
dized Coeffici
ents t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant .480
.203 2.361
.020 SQRT_Posisi_Kas
.139 .032
.454 4.293
.000 SQRT_Pertumbuhan
-.133 .137
-.087 -.971
.334 SQRT_Ukuran_Perusahaan
1.660E-11 .000
.208 2.337
.021 SQRT_Rasio_Hutang_Terhadap_
Ekuitas_DER -.050
.105 -.069
-.477 .634
SQRT_Profitabilitas_ROA .635
.203 .338
3.129 .002
SQRT_Likuiditas -.125
.058 -.312 -2.153
.033 a. Dependent Variable: SQRT_Rasio_Pembayaran_Dividen_DPR
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.8 di atas, dapat dilihat nilai t hitung untuk masing masing variabel dan nilai t tabel berdasarkan tabel statistik diketahui sebesar 1,98 maka secara
parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Variabel SQRT Posisi Kas mempunyai nilai signifikan sebesar 0,000 dan berpengaruh positif yaitu t hitung = 4,293. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa : - nilai signifikansi = 0,000
≤ tingkat siqnifakansi yang digunakan α = 5 = 0,050 ; dan
- t hitung = 4,293 t tabel = 1,98. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Posisi Kas berpengaruh signifikan dan positif
terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010.
2. Variabel SQRT Pertumbuhan mempunyai nilai signifikan sebesar 0,334 dan berpengaruh negatif yaitu t hitung = -0,971. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa : - nilai signifikansi = 0,334 tingkat siqnifakansi yang digunakan
α = 0,050 ; dan - - t tabel = - 1,98
≤ t hitung = -0,971 ≤ t tabel = 1,98. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pertumbuhan berpengaruh tidak signifikan dan
negatif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010.
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel SQRT Ukuran Perusahaan mempunyai nilai signifikan sebesar 0,021 dan berpengaruh positif yaitu t hitung = 2,337. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa : - nilai signifikansi = 0, 021
≤ tingkat siqnifakansi yang digunakan α = 0,050 ; - dan t hitung = 2,337 t tabel = 1,98.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Ukuran_Perusahaaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. 4. Varibel SQRT Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER mempunyai nilai signifikan
sebesar 0,634 dan berpengaruh negatif yaitu t hitung = -0,477. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa :
- nilai signifikansi = 0,634 tingkat siqnifakansi yang digunakan α = 0,050 ; dan
- - t tabel = -1,98 ≤ t hitung = -0,477 ≤ t tabel = 1,98.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap Rasio Pembayaran Dividen
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. 5. Variabel SQRT Profitabilias ROA mempunyai nilai signifikan sebesar 0,002 dan
berpengaruh positif yaitu t hitung = 3,129. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa :
- nilai signifikansi = 0,002 ≤ tingkat signifikansi yang digunakan α = 0,050 ; dan
- t hitung = 3,129 t tabel = 1,98.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilias ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode tahun 2007 – 2010. 6. Variabe SQRT Likuiditas mempunyai nilai signifikan sebesar 0,033 dan berpengaruh
negatif yaitu t hitung = -2,153. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa : - nilai signifikansi = 0,033
≤ tingkat siqnifakansi yang digunakan α = 0,050 ; - dan - t hitung = - 2,153 -t tabel = -1,98.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel Likuiditas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode tahun 2007 – 2010. 5.3.2.3. Koefesien Determinasi R2
Hasil uji hipotesis uji F menunjukkan bahwa Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias ROA, dan Likuiditas
mempunyai pengaruh terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Kekuatan hubungan variabel dependen dengan variabel independen dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 5.9 Koefesien Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.444 .197
a
.155 .22120
a. Predictors: Constant, SQRT_Likuiditas, SQRT_Profitabilitas_ROA, SQRT_Ukuran_Perusahaan, SQRT_Pertumbuhan, SQRT_Posisi_Kas,
SQRT_Rasio_Hutang_Terhadap_Ekuitas_DER b. Dependent Variable: SQRT_Rasio_Pembayaran_Dividen_DPR
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa nilai R Square adalah sebesar 0,197 atau 19,7 artinya variabel independen yaitu Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran
Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias ROA dan Likuiditas dapat menjelaskan variabel dependen yaitu Rasio Pembayaran Dividen sebesar 19,7
dan sisanya sebesar 80,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai R atau nilai koefesien korelasi adalah sebesar 0,444 atau
44,4 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen yaitu Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER,
Profitabilias ROA dan Likuiditas dengan variabel dependen yaitu Rasio Pembayaran Dividen. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Situmorang dkk. 2010, R = 0,444
termasuk kategori mempunyai hubungan cukup erat.
5.4. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji statistik F yang dilakukan di atas diketahui bahwa nilai F
signifikansi adalah sebesar 0,000 ≤ 0,050 tingkat signifikansi yang digunakan α =5.
Hal ini menununjukkan bahwa seluruh variabel independen yaitu Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias
ROA dan Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2007 - 2010. Besarnya pengaruh variabel independen secara independen terhadap variabel dependen ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,197 atau 19,7 . Dengan
demikian kontribusi variabel Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio
Universitas Sumatera Utara
Hutang Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias ROA dan Likuiditas terhadap variabel dependen Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia priode 2007 – 2010 adalah sebesar 19,7 dan sisanya 80,3 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dengan
demikian walaupun seluruh variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, namun pengaruhnya relatif kecil dibandingkan dengan semua faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa pengaruh
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Posisi Kas terhadap Rasio Pembayaran Dividen Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Posisi Kas
berpengaruh signifikan dan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai signifikansi SQRT Posisi Kas sebesar 0,00 0,05 dan nilai koefisien regresi SQRT Posisi Kas
β1
=
0,139. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Posisi Kas merupakan salah satu faktor penting yang
diperhatikan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Berpengaruh positif
maksudnya semakin besar Posisi Kas yang disebabkan antara lain oleh membesarnya saldo kas akhir perusahaan maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil saldo
Universitas Sumatera Utara
kas akhir perusahaan maka semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Pembayaran dividen yang pada umumnya dilakukan dalam bentuk kas
merupakan arus kas keluar sehingga perusahaan harus memperhatikan Posisi Kas. Hasil penelitian ini mendukung teori Brittain 1966 dan Partington 1989 dalam
Usman 2006 yang mengatakan bahwa ketersediaan uang kas menunjukkan tingkat dividen yang dibagikan. Hal ini berarti semakin besar kas perusahaan, maka
semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen dan semakin kecil Posisi Kas maka semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Demikian juga hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Prihantoro 2003 yang menemukan bahwa Posisi Kas berpengaruh signifikan positif terhadap Rasio
Pembayaran Dividen, Hairani 2001 dan Nasution 2004 menemukan bahwa Posisi Kas tidak berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen, sedangkan
Puspita 2009 tidak memasukkan variabel Posisi Kas dalam penelitiannya.
2. Pengaruh Pertumbuhan terhadap Rasio Pembayaran Dividen Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Pertumbuhan
berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikansi SQRT Pertumbuhan sebesar 0,334 0,050 dan nilai koefisien regresi SQRT Pertumbuhan
β2
=
- 0,133. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan bukan merupakan faktor yang
diperhatikan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh secara signifikan, Pertumbuhan berpengaruh negatif yang berarti bahwa Pertumbuhan yang semakin besar yang dalam penelitian ini dilihat dari
peningkatan penjualan, maka perusahaan membutuhkan investasi dana yang semakin besar sehingga akan memperkecil kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
kepada pemegang saham. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil peningkatan penjualan, maka perusahaan membutuhkan investasi dana yang semakin kecil
sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Riyanto 2001 bahwa makin cepat
tingkat Pertumbuhan satu perusahaan makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Chang dan Reee 1990 menyatakan
bahwa potensi pertumbuhan menjadi faktor penting yang menentukan kebijakan dividen. Hasil penelitian Puspita 2009 menemukan bahwa growth Pertumbuhan
mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap Rasio Pembayaran Dividen, sedangkan Prihantoro 2003 dan Nasution 2004 menemukan bahwa growth
Pertumbuhan berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Ukuran
Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikansi SQRT Ukuran Perusahaan sebesar 0,021 0,05 dan nilai koefisien regresi SQRT Ukuran Perusahaan
β3 = 1,660E-11. Berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan
untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Berpengaruh positif maksudnya semakin besar Ukuran Perusahaan yang dalam
penelitian ini dilihat dari total aktiva yang dimiliki, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Demikian juga sebaliknya semakin kecil
Ukuran Perusahaan maka perusahaan semakin kecil kemampuannya untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Chang dan Rhee 1990, perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal sementara perusahaan baru
dan yang masih kecil akan mengalami kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Kemudahan akses kepasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan
kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar sehingga perusahaan besar mampu memiliki Rasio Pembayaran Dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan
kecil. Hasil penelitian Puspita 2009 menemukan bahwa Ukuran Perusahaan firm size berpengaruh signifikan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen, sedangkan
Prihantoro 2003 dan Nasution 2004 menemukan bahwa Ukuran Perusahaan firm size berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.
4. Pengaruh Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER terhadap Rasio Pembayaran Dividen
Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap Rasio
Universitas Sumatera Utara
Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi SQRT Rasio Hutang
Terhadap Ekuitas DER sebesar 0,634 0,050 dan nilai koefisien regresi SQRT Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER
β4
=
- 0,050. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER bukan
merupakan faktor yang diperhatikan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.
Disamping tidak berpengaruh secara signifikan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER berpengaruh negatif yang berarti bahwa Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
DER yang semakin besar yang disebabkan antara lain oleh membesarnya jumlah total hutang dan atau mengecil jumlah ekuitas dalam hal ini akibat mengecilnya
perolehan laba laba ditahan termasuk bagian dari ekuitas akan memperkecil kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Demikian juga sebaliknya,
semakin kecil Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER yang disebabkan oleh mengecilnya jumlah total hutang dan atau membesarnya jumlah ekuitas dalam hal ini
akibat membesarnya perolehan laba akan memperbesar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Hal ini mendukung teori yang
dikemukakan oleh Riyanto 2001 bahwa apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan termasuk bagian dari ekuitas
berarti perusahaan harus menahan sebahagian besar pendapatannya untuk keperluan tersebut dan hanya sebahagian kecil saja pendapatan yang dibayarkan sebagai
dividen. Hasil penelitian Hairani 2001, Prihantoro 2003 dan Nasution 2004 menemukan bahwa Rasio Pembayaran Dividen dipengaruhi secara signifikan negatif
Universitas Sumatera Utara
oleh DER, sedangkan Puspita 2009 menemukan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.
5. Pengaruh Profitabilitas ROA terhadap Rasio Pembayaran Dividen Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Profitabilitas
ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikansi SQRT Profitabilitas ROA sebesar 0,002 0,050 dan nilai koefisien regresi SQRT Profitabilitas ROA
β5
=
0,635. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas ROA merupakan salah satu
faktor penting yang diperhatikan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.
Berpengaruh positif maksudnya semakin besar Profitabilitas ROA yang disebabkan antara lain oleh membesarnya jumlah laba bersih setelah pajak yang diperoleh
perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil jumlah laba bersih setelah pajak yang
diperoleh perusahaan maka semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh
Damayanti dan Achyani 2006 bahwa perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen. Hasil penelitian Puspita 2009 menemukan bahwa ROA berpengaruh signifikan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen, sedangkan Prihantoro 2003
Universitas Sumatera Utara
dan Nasution 2004 menemukan bahwa ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.
6. Pengaruh Likuiditas terhadap Rasio Pembayaran Dividen Berdasarkan hasil penelitian secara parsial diketahui bahwa variabel Likuiditas
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Rasio Pembayaran Dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007 – 2010. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai signifikansi SQRT Likuiditas sebesar 0,033 0,050 dan nilai koefisien regresi SQRT Likuiditas
β6
= -
0,125. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Likuiditas merupakan salah satu faktor penting yang
diperhatikan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Berpengaruh negatif
berarti bahwa Likuiditas yang semakin besar yang dalam penelitian ini dilihat dari perbandingan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar, akan memperkecil
jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham. Data variabel Likuiditas dalam penelitian ini berjumlah 144 data 36 perusahaan x 4 tahun .
Berdasarkan lampiran 10 dapat diketahui bahwa sebanyak 89,6 129 data perusahaan mempunyai nilai Likuiditas 1 dan sisanya 10,4 15 data mempunyai
nilai Likuiditas ≤ 1. Nilai Likuiditasnya 1 berarti aktiva lancar lebih besar dari
kewajiban lancar atau pada umumnya perusahaan sampel mengalami kelebihan Likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Likuiditas perusahaan yang
semakin besar kelebihan Likuiditas akan menyebabkan Rasio Pembayaran Dividen
yang semakin kecil karena kelebihan Likuiditas tersebut akan digunakan untuk selain
Universitas Sumatera Utara
membayar dividen. Berdasarkan variabel dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah kelebihan Likuiditas tersebut digunakan untuk membiayai Pertumbuhan
maka digunakan analisis korelasi. Menurut Situmorang dkk. 2010, analisis korelasi adalah analisis untuk mengetahui hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.
Mengingat data penelitian ini adalah data rasio maka digunakan Pearson Product Moment Correlation. Hubungan antara variabel Likuiditas dengan variabel
Pertumbuhan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.10 Korelasi Pearson Variabel Likuiditas Dengan Variabel Pertumbuhan
Correlations
SQRT_Likuiditas SQRT_Pertum-
buhan SQRT_Likuiditas
Pearson Correlation
1 -.253
Sig. 2-tailed .005
N 121
121 SQRT_Pertumbuhan
Pearson Correlation
-.253 1
Sig. 2-tailed .005
N 121
121 Berdasarkan tabel 5.10 di atas diketahui bahwa :
1. Nilai Pearson Correlation = -0,253 Nilai Pearson Correlation adalah negatif, hal ini menunjukkan Likuiditas
berkorelasi negatif dengan Pertumbuhan, berarti semakin tinggi Likuiditas kelebihan Likuiditas maka semakin kecil Pertumbuhan, demikian juga
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya semakin rendah Likuiditas kelebihan Likuiditas maka semakin tinggi Pertumbuhan.
2. Nilai Siq. 2-tailed = 0,005 Nilai Siq. 2-tailed = 0,005 0,05 , hal ini menunjukkan bahwa Likuiditas
mempunyai hubungan yang erat dengan Pertumbuhan Dengan demikian, disimpulkan bahwa Likuiditas kelebihan Likuiditas akan
digunakan antara lain untuk membiayai Pertumbuhan perusahaan sehingga Likuiditas semakin menurun dan Pertumbuhan semakin meningkat. Hasil penelitian
ini mendukung teori free cash flow hypothesis yang dikemukakan oleh Jensen 1986 yang menyatakan bahwa perusahaan dengan kesempatan Pertumbuhan yang lebih
tinggi memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian besar dana yang ada digunakan untuk investasi pada proyek yang memiliki NVP yang positif. Perusahaan
cenderung menggunakan free cash flownya untuk membiayai Pertumbuhan investasi yang menguntungkan perusahaan. Free cash flow dalam penelitian ini dapat
diartikan sebagai kelebihan Likuiditas dan kelebihan Likuiditas tersebut berhubungan erat serta negatif dengan Pertumbuhan perusahaan. Sebagaimana
dikemukakan di atas bahwa Pertumbuhan berpengaruh negatif nilai koefisien regresi SQRT Pertumbuhan
β2
=
- 0,133 terhadap jumlah pembayaran dividen. Jika dikaitkan antara variabel Likuiditas, Pertumbuhan dengan Rasio Pembayaran
Dividen maka dapat disimpulkan bahwa Likuiditas yang semakin besar kelebihan Likuiditas digunakan antara lain untuk membiayai Pertumbuhan dan dengan
semakin besarnya Pertumbuhan perusahaan maka semakin kecil Rasio Pembayaran
Universitas Sumatera Utara
Dividen. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang disampaikan di atas bahwa Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Hasil penelitan
ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Gill dan Green 1993 yang diacu Adedeji 1998 menemukan bahwa Likuiditas suatu perusahaan mempunyai
pengaruh positif dengan Rasio Pembayaran Dividen, yang berarti bahwa semakin besar rasio likuditas maka semakin besar kemungkinan perusahaan membayar
dividen kepada pemegang saham. Namun hasil penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan oleh Myers 1984 dalam Myers dan Majluf 1984 menyatakan bahwa perusahaan mempunyai kecenderungan untuk menentukan pemilihan sumber
pendanaan yaitu dengan internal equity terlebih dahulu. Apabila internal equity dianggap tidak mencukupi baru menggunakan sumber dana external. Terkait dengan
hubungan Likuiditas kelebihan Likuiditas dengan Pertumbuhan, maka hasil penelitian ini sejalan dengan teori free cash flow hypothesis yang dikemukakan oleh
Jensen 1986 bahwa free cash kelebihan Likuiditas berhubungan erat dan negatif dengan Pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian Suharli 2004 dan Puspita 2009
menemukan bahwa Likuiditas Cash Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen, sedangkan Prihantoro 2003 dan Nasution 2004 tidak
memasukkan variabel Likuiditas dalam penelitiannya. Perbandingan beberapa hasil penelitian di Indonesia tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen dibandingkan dengan hasil dalam penelitian ini serta dikaitkan kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami
krisis ekonomi pada tahun 1998, secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11 Perbandingan Beberapa Hasil Penelitian Dikaitkan Dengan Krisis Ekonomi Tahun 1998
Peneliti Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
Keterangan Prihantoro
2003
Populasi : perusahaan thn
1991 sd 1996 di BEJ
• Posisi Kas • Pertumbuhan
• ukuran pers. • DER
• ROA • kepemilikan
• Posisi Kas siq. + • DER siq. -
• earnings kurang signifikan
Sebelum krisis ekonomi
tahun 1998
Nasution 2004 Populasi :
perusahaan thn 1999 sd 2001 di
BEJ • cash position
• growth • firm size
• DER • ROA
• DER siq. - Sedang keluar dari
krisis ekonomi tahun 1998
Puspita 2009 Populasi :
perusahaan thn 2005 sd 2007 di
BEI • Likuiditas
cash ratio • Pertumbuhan
• ukuran pers. • ROA
• debt to Total Asset DTA
•
DER • ukuran pers.siq. +
• ROA siq. + • Pertumbuhan siq. -
• Likuiditascash ratio siq. +
Kondisi ekonomi
relatif stabil jauh dari krisis
ekonomi tahun
1998
Penelitian ini, Sitepu 2012
Populasi : perusahaan
manufaktur thn 2007 sd 2011 di
BEI • Posisi Kas
• Pertumbuhan • ukuran pers.
• DER • ROA
•
Likuiditas • Posisi Kas siq. +
• ukuran pers.siq. + • ROA siq. +
• Likuiditas siq.- Kondisi
ekonomi relatif stabil
jauh dari krisis ekonomi
tahun 1998
Berdasarkan tabel 5.11 di atas menunjukkan bahwa variabel-variabel akuntansi yang mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen berubah-ubah sesuai dengan kondisi
ekonomi dari populasi perusahaan pada saat dilakukan penelitian. Hasil penelitian ini lebih mendekati hasil penelitian Puspita 2009 yaitu perusahaan berada dalam rentang waktu
Universitas Sumatera Utara
yang berdekatan dan dalam kondisi ekonomi relatif stabil serta berbeda jauh dengan hasil penelitian Prihantoro 2003 dan Nasution 2009 yang melakukan penelitian pada
perusahaan pada kondisi ekonomi sebelum krisis ekonomi tahun 1998 dan pada saat perusahaan sedang berusaha keluar dari krisis ekonomi pada tahun 1998.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 - 2010, maka setelah dilakukan uji
statistik dengan program SPSS yang kemudian dianalisis dan dilakukan pembahasan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa semua variabel independen yaitu Posisi Kas, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER, Profitabilias ROA dan
Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen Rasio Pembayaran Dividen.
2. Bahwa secara parsial Posisi Kas, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas ROA berpengaruh signifikan positif terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Dengan
demikian, perusahaan sangat memperhatikan Posisi Kas dan Profitabilitas ROA dalam menentukan besarnya pembayaran dividen, semakin tinggi Posisi Kas dan
Profitabilitas ROA maka semakin besar Rasio Pembayaran Dividen, sebaliknya semakin rendah Posisi Kas dan Profitabilitas ROA maka semakin rendah Rasio
Pembayaran Dividen. Selanjutnya diketahui bahwa perusahaan yang relatif besar akan cenderung membayar dividen yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan kecil. 3. Bahwa secara parsial Likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap Rasio
Pembayaran Dividen. Dengan demikian, perusahaan sangat memperhatikan
Universitas Sumatera Utara