Pengertian dividen Kebijakan dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Pada landasan teori ini akan uraikan tentang pengertian dividen, kebijakan dividen yang terdiri dari pola pembayaran dividen dan teori tentang kebijakan dividen, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

2.1.1. Pengertian dividen

Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan income. Pendapatan tersebut dapat diinvestasikan dalam bentuk operating asset, diinvestasikan dalam bentuk sekuritas, digunakan untuk melunasi hutang ataupun didistribusikan kepada pemegang saham. Pendapatan perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham inilah disebut dividen. Pembagian dividen perusahaan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu : kas cash dividend, saham stock dividend, surat berharga notes dividend ataupun aktiva lainnya property dividend. Besarnya dividen yang didistribusikan kepada pemegang saham dapat direpresentasikan oleh suatu rasio yang disebut rasio pembayaran dividen yang merupakan persentase dari pendapatan setelah pajak yang berubah menjadi dividen. Besaran yang menyangkut dividen lainnya adalah dividen per share yaitu besarnya dividen untuk tiap-tiap lembar saham.

2.1.2. Kebijakan dividen

Perusahaan dalam memutuskan pembagian dividen harus mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan pada Universitas Sumatera Utara umumnya tidak dibagikan seluruhnya sebagai dividen karena sebagian disisihkan untuk diinvestasikan kembali atau ditahan dalam bentuk laba ditahan retained earning. Besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tergantung kepada kebijakan dividen masing-masing perusahaan sehingga memerlukan pertimbangan yang serius. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang akan dibagikan diputuskan daalam Rapat Umum Pemegang Saham. Kebijakan pembayaran dividen, dapat menggunakan berbagai pola yang menurut Van Horne 1995 dibagi menjadi 4 macam, yaitu : 1. Kebijakan dividen yang stabil Kebijakan dividen yang stabil artinya dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap sama selama jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi. 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal ditambah dividen ekstra Kebijakan ini menetapkan minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya dan jika terjadi peningkatan laba secara drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut ditambah lagi dengan dividen ekstra. 3. Kebijakan dividen konstan Berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh perusahaan setiap tahunnnya. Hal ini berarti dividen dianggap mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan membaik atau memburuk, maka perubahan kebijakan dividen akan Universitas Sumatera Utara meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan. 4. Kebijakan dividen fleksibel Kebijakan dividen fleksibel berarti besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Pemegang saham selain berkepentingan dengan dividen juga berkepentingan terhadap capital gain. Capital gain adalah imbal hasil yang diterima oleh investor karena harga saham pada saat menjual lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat membeli. Terdapat beberapa teori tentang kebijakan dividen yang mencoba menjelaskan tentang dividen, antara lain : Dividend Irrelevance Theory, The Bird-In-The-Hand Theory, Signaling Theory, Residual Theory dan Expectation Theory. Berikut ini akan dijelaskan mengenai teori-teori tentang dividen tersebut sebagai berikut : a. Dividend Irrelevance Theory Modigliani dan Miller 1961 menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain bahwa keputusan pembayaran ataupun tidak membayar dividen tidak akan berpengaruh irrelevance terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas aset perusahaan dan kompetensi manajemen perusahaan. Dalam merumuskan teori ini, Modigliani dan Miller mengasumsikan suatu pasar yang sempurna, investor bersifat rasional dan adanya Universitas Sumatera Utara kepastian yang sempurna perfect certainty. Asumsi-asumsi tersebut menjadikan suatu pasar mempunyai kondisi sebagai berikut : • Tidak ada pihak yang dapat mempengaruhi harga • Adanya informasi yang simetris untuk semua pihak • Tidak ada biaya transaksi seperti biaya komisi ataupun biaya transfer • Tidak ada perbedaan pajak antara dividen dengan capital gain ataupun profit yang didistribusikan dengan profit yang tidak didistribusikan. • Investor menginginkan lebih banyak kekayaan dibanding sedikit kekayaan. • Investor bersifat indifferent antara dividen dan capital gain • Setiap investor memiliki kepastian investasi di masa depan dan atas profit perusahaan di masa depan • Dengan adanya kepastian tersebut, seluruh perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis sekuritas, yaitu common stock. b. The Bird-In-The-Hand Theory Gordon dan Lintner 1963 mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara kebijakan dividen dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh sebesar risiko menunggu capital gain yang masih mungkin berfluktuasi. Satu burung di tangan dividen saat ini lebih berharga daripada seribu burung di udara capital gain di masa yang akan datang. Tingkat kepastian dividen lebih tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain oleh karena itu, investor akan cenderung membeli saham-saham yang membagikan Universitas Sumatera Utara dividen. Semakin tinggi dividen yang dibagikan maka semakin tinggi minat investor terhadap saham sehingga akan meningkatkan harga saham bersangkutan. c. Signaling Theory Teori ini menyatakan bahwa terdapat ketidaksimetrisan informasi yang terjadi antara manajer dengan investor. Manajer umumnya mempunyai informasi yang lebih baik mengenai aktivitas perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Oleh karena itu dividen menjadi penyampai informasi dari manajer kepada investor. Menurut teori ini, apabila perusahaan mengumumkan dividen yang lebih tinggi daripada yang diantisipasi pasar merupakan sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek kinerja keuangan yang lebih cerah daripada yang diekspektasikan. Dengan adanya sinyal tersebut, investor akan membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga sahamnya naik. Demikian juga sebaliknya, jika perusahaan mengumumkan dividen yang lebih rendah daripada yang diharapkan merupakan sinyal buruk sehingga investor menjual saham yang mereka miliki dan harga saham menjadi turun. d. Residual Theory Menurut teori ini, pembayaran dividen dilakukan jika perusahaan memiliki dana sisa setelah membiayai investasi-investasi yang memiliki Net Present value positif dengan menggunakan pendapatan perusahaan yang ditahan retained earning. Dengan kata lain, perusahaan tidak akan membayarkan dividen jika tidak memiliki dana sisa. Keputusan pembiayaan investasi dengan menggunakan pendanaan internal, yaitu dengan menggunakan pendapatan yang ditahan lebih disukai oleh perusahaan dibandingkan dengan pembiayaan eksternal karena biaya yang dikeluarkan akan lebih Universitas Sumatera Utara murah. Oleh karena itu, selama masih ada investasi yang dapat dibiayai dengan laba ditahan maka dividen yang akan dibayarkan akan semakin sedikit tergantung pada sisa dana internal yang ada. Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan cepat cenderung jarang membayarkan dividen atau memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhannya sudah lambat karena ukurannya sudah besar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi akan menahan pendapatannya untuk proyek-proyek investasi yang layak sehingga dividen payoutnya relatif kecil. Sedangkan perusahaan yang sudah besar tidak terlalu banyak lagi membiayai proyek-proyek investai sehingga dapat lebih banyak menggunakan pendapatannya untuk membayar dividen. e. Expectation Theory Pemegang saham dalam teori ini, dinyatakan memilki harapan masing-masing terhadap besarnya dividen yang akan dibayarkan perusahaan. Harapan terhadap besarnya dividen yang diterima dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal seperti besarnya dividen tahun lalu, rencana investasi perusahaan, dan pendapatan perusahaan tahun berjalan, sedangkan faktor eksternal seperti kondisi perekonomian dan politik negara. Pada saat dividen diumumkan dan dibagikan, maka pemegang saham akan membandingkan dividen yang diterima dengan harapan mereka. Apabila pemegang saham menerima dividen yang relatif sama dengan harapannya, maka harga saham tidak terpengaruh. Sebaliknya apabila terjadi perbedaan yang relatif besar maka harga saham akan terpengaruh secara signifikan. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen