Perumusan Model Pengujian Asumsi Klasik

Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel Nama Variabel Defenisi Parameter Skala Rasio Pembayaran Dividen Y Besarnya tingkat pembayaran dividen dibandingkan laba per lembar saham perusahaan Dividen Per Saham Laba Per Saham Rasio Posisi Kas X1 Besarnya saldo kas akhir dibandingkan laba bersih setelah pajak Saldo Kas Akhir Laba Bersih Setelah Pajak Rasio Pertumbuhan X2 Perubahan jumlah penjualan pada tahun tertentu dibanding tahun sebelumnya Jlh Penj. Thn Tertentu − Jlh Penj. Thn Sebelumnya Jlh Penjualan Tahun Sebelumnya Rasio Ukuran Perusahaan X3 Jumlah aktiva perusahaan pada akhir tahun Total Aktiva Rasio Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER X4 Besarnya hutang dibanding ekuitas perusahaan Total Hutang Total Ekuitas Rasio Profitabilitas ROA X5 Jumlah Laba setelah pajak dibanding total aktiva perusahaan Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva Rasio Likuiditas X6 Total aktiva lancar dibanding total hutang lancar perusahaan Total aktiva lancar Total hutang lancar Rasio

4.7. Model dan Teknik Analisis Data

Model dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.7.1. Perumusan Model

Untuk mengukur kekuatan hubungan 1 satu varibel devenden dengan 6 enam variabel independen dan juga arah hubungan varibel dependen dengan variabel Universitas Sumatera Utara independen, maka dalam penelitian ini digunakan model regresi linier berganda sebagai berikut: Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + ɛ dimana : Y = Rasio Pembayaran Dividen β = konstanta β i = k oofesien regresi masing-masing X i , dimana i = 1,2,3,4 5,6. X 1 = Posisi Kas X 2 = Pertumbuhan X 3 = Ukuran Perusahaan X 4 = Rasio Hutang Terhadap Ekuitas DER X5 = Profitabilitas ROA X6 = Likuiditas ɛ = v ariabel independen lain yang tidak diteliti

4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama untuk menilai apakah persamaan regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat. Menurut Algifari 2000, model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa Odinary Least Square OLS merupakan metode regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias Best Linier Unbias Estimator BLUE. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data harus normal, Nonmultikolonieritas, Homokedastisitas dan Nonautokorelasi sebagaimana dijelaskan di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 4.7.2.1.Uji Normalitas Data Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup besar. Sebuah model regresi yang menggunakan data time series dan cross section harus melakukan beberapa pengujian antara lain Uji Normalitas Data. Uji ini merupakan suatu asumsi terpenting dalam statistika parametrik. Uji Normalitas Data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memiliki distribusi normal. Data dapat dianalisis apabila telah berdistribusi normal atau mendekati normal. Normalitas dari distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolomogorov-Smirnov dimana nilai signifikansi harus lebih besar dari 0,05 dengan kriteria sebagai berikut : - Jika angka signifikansi 0,05 maka data mempunyai distribusi normal - Jika angka signifikansi 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal. 4.7.2.2. Uji Multikolonieritas Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antara varibel independen sehingga Multikoloniearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Konsekuensi praktis yang timbul sebagai akibat adanya multikolonieritas ini adalah kesalahan standar praktis semakin besar dan Profitabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Pengujian multikolonieritas dapat dilakukan dengan Tolerance dan Varian Inflation Factor VIF, nilai VIF yang semakin besar menunjukkan masalah Universitas Sumatera Utara multikolonieritas yang semakin serius. Menurut Situmorang dkk. 2010 batas tolerance value adalah 0,1 dan batas Varian Inflation Factor VIF adalah 5, dimana : - tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka terjadi multikolonieritas - tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka tidak terjadi multikolonieritas 4.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari suatu residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut terjadi homokedastisitas. Jika dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik scatter plot, sebagai berikut : - Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas - Jika tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.7.2.4. Uji Autokorelasi Universitas Sumatera Utara Pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara variabel pengganggu pada priode tertentu dengan variabel pengganggu pada priode sebelumnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah priode waktu. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian statistik Durbin-Watson. Menurut Gujarati 1995 pengujian statistik Durbin-Watson atau d statistik, menggunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : p = 0 maka tidak ada autokorelasi Ho : p ≠ 0 maka ada autokorelasi Jika nilai Durbin Watson terletak pada: d dL = tolak Ho berarti ada autokorelasi yang positif atau kecenderungan p = 1 dL ≤ d ≤ dU = tidak dapat diambil kesimpulan dU ≤ d ≤ 4-dU = terima Ho berarti tidak ada autokorelasi positif ataupun negatif 4 - dU ≤ d ≤ 4-dL = tidak dapat diambil kesimpulan d 4-dL = tolak Ho berarti ada autokorelasi negatif atau kecenderungannya p = -1

4.7.3. Pengujian Hipotesis