6 menterjemahkan  informasi  ke  dalam  faktor  input  yang  dibutuhkan  dalam
peramalan permintaan. Banyak  faktor  lingkungan  yang  mempengaruhi  permintaan  suatu
organisasi  yang  menghasilkan  barang  atau  jasa,  namun  tidak  mungkin mengidentifikasi  semua  faktor  dan  menghitung  kemungkinan  pengaruhnya
terhadap  organisasi.  Beberapa  faktor  umum  lingkungan  yang  mempengaruhi peramalan, yaitu:
a.  Kondisi umum bisnis dan ekonomi b.  Reaksi dan tindakan pesaing
c.  Tindakan pemerintah d.  Kecenderungan pasar, yang dipengaruhi oleh:
1.  Siklus kehidupan produk 2.  Gaya dan mode
3.  Perubahan permintaan konsumen e.  Inovasi teknologi
Assauri 1999 menyatakan bahwa “Prakiraan atau peramalan merupakan
seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang”.
2.2 Beberapa Metode Peramalan
Banyak  jenis  metode  peramalan  yang  tersedia  untuk  manajemen.  Namun yang  lebih  penting  bagi  para  praktisi  adalah  bagaimana  memahami  karakteristik
suatu metode peramalan agar cocok bagi situasi pengambilan keputusan tertentu. Secara umum metode peramalan dapat diklasifikasikan dalam dua kategori utama,
Universitas Sumatera Utara
7 yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif dapat dibagi ke
dalam deret berkala atau runtut waktu time series, indikator ekonomi dan model ekonometri.  Sedangkan  metode  kualitatif  dapat  berupa  pengumpulan  pendapat
yang dapat dibagi menjadi pengumpulan pendapat para ahli, survei pasar dan ada pula yang mengelompokkan dalam metode eksploratoris dan normatif.
Metode  kuantitatif  sangat  beragam  dan  setiap  teknik  memiliki  sifat ketepatan dan biaya yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu.
Metode kuantitatif didasarkan atas prinsip-prinsip statistik  yang memiliki tingkat ketepatan  tinggi  atau  dapat  meminimumkan  kesalahan  error,  lebih  sistematis,
dan  lebih  popular  dalam  penggunaannya.  Makridakis,  Wheelwright  dan  McGee 1999 menjelaskan bahwa pada umumnya peramalan kuantitatif dapat diterapkan
bila terdapat tiga kondisi berikut: -  Tersedia informasi tentang masa lalu
-  Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik -  Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut.
Peramalan  dengan  menggunakan  metode  deret  waktu  didasarkan  pada pendugaan  masa  depan  yang  dilakukan  berdasarkan  nilai  masa  lalu  dari  suatu
variabel  dan  atau  kesalahan  peramalan  di  masa  lalu.  Tujuan  metode  peramalan deret  waktu  seperti  itu  adalah  menemukan  pola  dalam  deret  data  historis  dan
mengekstrapolasikan pola dalam deret data tersebut ke masa depan. Menurut  Makridakis,  Wheelwright  dan  McGee  1999,  langkah  penting
dalam  memilih  suatu  metode  deret  waktu  yang  tepat  adalah  dengan mempertimbangkan jenis pola datanya.
Universitas Sumatera Utara
8 Pola data dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a.  Pola horisontal, terjadi bilamana data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang konstan atau stasioner terhadap nilai rata-ratanya.
b.  Pola  musiman,  terjadi  bilamana  suatu  deret  data  dipengaruhi  oleh  faktor musiman misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan atau hari pada minggu
tertentu c.  Pola  siklis,  terjadi  bilamana  datanya  dipengaruhi  oleh  fluktuasi  ekonomi
jangka  panjang  seperti  yang  berhubungan  dengan  siklus  bisnis  atau ekonomi.
d.  Pola  trend,  terjadi  bilamana  terdapat  kenaikan  atau  penurunan  jangka panjang dalam data.
Jika  terdapat  deret  data  yang  mencakup  kombinasi  dari  pola-pola  data tersebut,  maka  metode  peramalan  yang  dapat  membedakan  setiap  pola  harus
digunakan bila diinginkan adanya pemisahan komponen pola tersebut. Berikut ini Gambar 2.1 Jenis-Jenis Pola Data
Universitas Sumatera Utara
9 penjelasan  perhitungan  atau  rumus  dari  tiga  metode  peramalan  berdasarkan
pergerakan garis trend. Menghitung nilai trend dapat dilakukan dengan beberapa metode,  dalam tulisan
ini akan disampaikan tiga metode yang paling sering digunakan yaitu :
a.  Metode kuadrat terkecil least square method Perhitungan  nilai  trend  dengan  metode  ini  juga  biasa  disebut  dengan
metode linier yang dilakukan dengan menggunakan persamaan: Y = a + b. t
dimana: Y = data time series periode t
t = waktu hari, minggu, bulan, triwulan, tahun a, b = bilangan konstan
Nilai a dan b diperoleh dari: a
= ∑Yn    dan    b = ∑t.Y  ∑t
2
b.  Metode trend kuadratis quadratic trend method Menghitung nilai trend dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan
persamaan: Y = a + b.t + c.t
2
dimana: Y = data time series periode t
t = waktu hari, minggu, bulan, triwulan, tahun a, b, c = bilangan konstan
Nilai a, b dan c diperoleh dari:
Universitas Sumatera Utara
10 a
= ∑Y ∑t
2
.t
2
- ∑t
2
.Y ∑t
2
n∑t
2
.t
2
- ∑t
2 2
b = ∑t .Y∑t
2
c = n∑t
2
.Y- ∑t
2
∑Yn∑t
2
.t
2
- ∑t
2 2
c.  Model Siklis Musiman Untuk pola data  yang bersifat  siklis  atau musiman, persamaan  garis  yang
mewakili dapat didekati dengan fungsi trigonometri, yaitu: t
n v
t n
u a
t Y
2 sin
2 cos
...................................1
Dimana n adalah jumlah periode peramalan Jumlah  Kuadrat  Kesalahan  Terkecil  didefinisikan  sebagai  Makridakis,
1999:
n i
t N
v t
N u
a t
Y E
1 2
] 2
sin 2
cos [
Bentuk diskriminannya adalah sebagai berikut :
Maka: 2.3  Pemilihan Metode Prakiraan
2 2
sin 2
2 cos
2 sin
2 cos
1
n t
N k
n t
N k
n k
t N
t N
k ’
2 sin
2 2
cos 2
sin 2
2 sin
2 cos
2 cos
2 2
sin 2
2 cos
1 2
2 t
N k
n t
N k
n k
t N
n t
N k
t N
k n
k t
N n
t N
k n
t N
k k
n n
n k
Universitas Sumatera Utara
11 Pada  bagian  ini  akan  dikemukakan  suatu  kerangka  pemilihan  metode-metode
kualitatif,  deret  berkala  dan  kausalik.  Kerangka  tersebut  sebagian  besar berdasarkan
penelitian oleh
Wheelwright dan
Clarke 1999,
yang mengidentifikasikan faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam
memilih  metode  prakiraan  atau  peramalan.  Faktor-faktor  terpenting  adalah sebagai berikut :
1.  Keahlian pemakai dan kecanggihan sistem. Metode  prakiraan  harus  disesuaikan  dengan  pengetahuan  dan  keahlian  si
pemakai.  Pada  umumnya  para  manajer  enggan  menggunakan  hasil  suatu teknik  yang  tidak  mereka  kuasai.  Faktor  lain  adalah  status  sistem
peramalan  cenderung  berkembang  kearah  metode  yang  secara  sistematis semakin canggih, bukan suatu langkah perubahan yang besar. Jadi metode
yang  dipilih  jangan  terlalu  canggih  bagi  pemakai  atau  terlalu  lanjut dibandingkan  sistem  peramalaan  saat  ini.  Kadang-kadang  model  yang
lebih sederhana lebih baik hasilnya, sehingga kecanggihan bukanlah tujuan utama.
2.  Waktu dan sumber daya yang tersedia. Pemilihan  metode  peramalan  akan  bergantung  pada  waktu  yang  tersedia
untuk  mengumpulkan  datadan  mempersiapkan  prakiraan  atau  peramalan. Ketersediaan  waktu  ini  termasuk  waktu  untuk  pemakai,  prediktor  dan
pengumpul  data.  Persiapan  untuk  suatu  peramalan  yang  rumit  mungkin memerlukan  waktu  berbulan-bulan  untuk  pengumpulan  data  dan
menghabiskan  ribuan  dolar.  Untuk  peramalan  rutin  yang  dilakukan  oleh
Universitas Sumatera Utara
12 sistem  komputerisasi,  mungkin  sangat  sedikit  biaya  maupun  waktu  yang
diperlukan. 3.  Karakteristik pemakaian atau keputusan.
Pemakaian,  pada  gilirannya  sangat  erat  berkaitan  dengan  beberapa karakteristik  seperti  ketepatan,  jangka  waktu  prakiraan,  dan  jumlah  hal
yang  akan  diprakirakan  atau  diramalkan.  Sebagai  contoh,  keputusan mengenai  sediaan dan penjadwalan memerlukan  prakiraan jangka pendek
dengan  ketepatan  tinggi  untuk  sejumlah  besar  barang.  Metode  deret berkala umumnya tepat  untuk  kebutuhan ini. Sebaliknya, keputusan  yang
menyangkut  perencanaan  proses  dan  fasilitas  bersifat  jangka  panjang, mungkin  kurang  memerlukan  ketepatan  tinggi  untuk  perkiraan  tunggal
mengenai  total  permintaan.  Metode  kualitatif  atau  kausalik  lebih  sesuai untuk keputusan tersebut. Perencanaan agregat dan keputusan pelanggaran
yang  bersifat  jangka  menengah  seringkali  menggunakan  metode  deret berkala atau kausalik.
4.  Ketersediaan data Pemilihan  metode  peramalan  seringkali  dibatasi  oleh  data  yang  tersedia.
Model ekonometri mungkin membutuhkan data yang tidak mudah tersedia dalam waktu  singkat,  sehingga perlu memiliki metode lain. Metode deret
waktu  Box-jenkins  memerlukan  sekitar  60  butir  data  5  tahun  data bulanan.  Kualitas  data  yang  tersedia  juga  perlu  dipertimbangkan.  Data
perlu diperiksa dari kemungkinan faktor atau butir yang tidak sesuai.
Universitas Sumatera Utara
13 5.  Pola data.
Pola  data  akan  mempengaruhi  jenis  metode  prakiraan  yang  dipilih.  Jika deret  waktu  berbentuk  datar,  dapat  digunakan  metode  tingkat  satu.  Akan
tetapi, apabila pola data menunjukkan kecendrungan trend atau musiman seasonal,  akan  diperlukan  metode  yang  lebih  canggih.  Pola  data  juga
menentukan  apakah  metode  deret  waktu  sudah  cukup  atau  diperlukan suatau metode kausalik. Jika pola data tidak stabil,  mungkin  perlu dipilih
suatu  metode  kualitatif.  Jadi,  pola  data  merupakan  salah  satu  faktor penting  yang  mempengaruhi  metode  peramalan.  Salah  satu  cara  untuk
menentukan pola data adalah dengan mengalurkan data dalam suatu grafik. Hal  ini perlu selalu dilakukan sebagai  langkah pertama da;am melakukan
teknik peramalan. Hal  lain  yang  berkenaan  dengan  pemilihan  metode  peramalan  adalah
perbedaan  suai  fit  dan  perkiraan  prediksi.  Jika  beberapa  model  yang  berbeda diuji,  seringkali  dianggap  bahwa  model  yang  sangat  tepat  dengan  data  historis
kesalahan terkecil juga merupakan model prediktif terbaik.  Hal  ini tidak benar. sebagai  contoh,  misalkan  observasi  terhadap  permintaan  dilakukan  selama
delapan  periode  waktu  dan  kita  ingin  mendapatkan  model  deret  waktu  terbaik untuk data yang diperoleh. Suatu model polinominal tingkat tujuh dapat dibentuk
dengan  sangat  tepat  melalui  setiap  titik  dari  kedelapan  data  masa  lalu  tersebut. Akan tetapi,  model ini bukanlah prediktor terbaik untuk  masa depan  Schroeder,
1997. Model  prediktif  terbaik  adalah  model  yang  menggambarkan  deret  waktu
yang  menjadi  acuan,  tetapi  tidak  “memaksakan  sesuai”  dengan  data.  Cara  yang
Universitas Sumatera Utara
14 tepat  untuk  menyesuaikan  model-model  yang  dibuat  berdasarkan  data  masa
lampau  adalah  memisahkan  model  suai  fit  dengan  model  prediksi.  Pertama kumpulan data dibagi ke dalam dua bagian.
Beberapa  model  berdasarkan  asumsi  yang  dapat  diterima  mengenai musiman  seasonality,  kecendrungan  trend,  dan  siklus  kemudian  disesuaikan
dengan  kumpulan  data  pertama.  Model-model  ini  digunakan  untuk  nilai  prediksi bagi  kumpulan data kedua, dan model dengan kesalahan terkecil pada kumpulan
data  kedua,  merupakan  model  terbaik.  Pendekatan  ini  menggunakan  model  suai fit untuk kumpulan data pertama dan model prediksi untuk kumpulan data kedua
sebagai dasar pemilhan model. Akhirnya,  suatu  pertanyaan  menarik  mengenai  pemilihan  model  adalah
ketetapan  peramalan  kualitatif  manusia  dibandingkan  dengan  peramalan berdasarkan  model  kuantitatif.  Ebert  1976  membandingkan  manusia  dengan
model  untuk  bermacam  pola  permintaan  berdasarkan  deret  berkala.  Ia menemukan  bahwa  apabila  data  memiliki  sejumlah  besar  ingar-acak  random
noice  atau  pola  musiman  non  linear,  model  lebih  baik  dari  prakiraan  manusia dengan  perhatian  ditekankan  tingkat  pertama  dengan  nilai  acak  digunakan,
prakiraaan manusia seringkali lebih baik  dari model. Penelitian ini menunjukkan bahwa  model  kuantitatif  tidak  selalu  menghasilkan  prakiraan  yang  lebih  baik
ketimbang manusia Schroeder, 1997.
2.4  Pengertian Persediaan