26 Tujuan pengendalian persediaan menurut Miswanto danWidodo 1999
adalah: 1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi. 2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak
terlalau besar atau berlebih-lebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena inni akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
2.9 Metode EOQ Economic Order Quantity
Menurut Riyanto 1997 adalah: “Economic Order Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat
diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal”. Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang
optimal ini kita hanya memperhatikan biaya variabel dari penyediaan persediaan tersebut, baik biaya variabel yang sifat perubahannya searah dengan perubahan
jumlah persediaan yang dibelidisimpan maupun biaya variabel yang sifat perubahannya berlawanan dengan perubahan jumlah inventory tersebuut. Biaya
variabel dari inventory pada prinsipnya dapat digolongkan dalam: 1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang
kini sering dinamakan “ procurement costs” atau “ set-up costs”. Misal, biaya pengiriman pesanan, biaya penerimaan barang yang dipesan dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
27 2. Biaya-biaya yang berubah-
ubah sesuai dengan besarnya “average inventory
” yang sering disebut “carrying costs”. Misal, biaya penggunaansewa gudang, biaya asuransi, biaya pemeliharaan material,
dan sebagainya. Cara untuk menentukan besarnya EOQ
Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan berbagai cara, dan antara lain yang banyak digunakan ialah dengan penggunaan rumus sebagai berikut:
EOQ = PxI
xRxS 2
Dimana, R
= Jumlah dalam unit yang dibutuhkan selama satu periode tertentu, misalnya 1 tahun.
S = Biaya pesanan setiap kali pesan.
P = Harga Pembelian.
I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang dinyatakan dalam
persentase dari nilai rata-rata dalam rupiah dari persediaan. Metode EOQ dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut:
1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus-menerus. 2. Tenggang waktu pemesanan dapat ditentukan dan relatif tetap.
3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan artinya setelah kebutuhan dan tenggang waktu dapat ditentukan secara pasti berarti
kekurangan persediaan dapat dihindari. 4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan.
Universitas Sumatera Utara
28 5. Struktur biaya tidak berubah: biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa
memperhatikan jumlah yang dipesan, biaya simpan adalah berdasarkan fungsi linier terhadap rata-rata persediaan, dan harga beli atau biaya
pembelian per unit adalah konstan tidak ada potongan 6. Kapasitas gudang dan madal cukup untuk menampung dan membeli
pesanan. 7. Pembelian adalah satu jenis item.
Meskipun terdapat berbagai macam asumsi yang harus dipenuhi dalam model EOQ, bagaimanapun juga EOQ adalah model manajemen persediaan yang
dapat meminimumkan total biaya.
2.10 Reorder Point