lapangan dalam penelitian ini berupa rekaman wawancara antara peneliti dengan subjek yang mendukung penelitian dan dokumentasi.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes awal, instrumen tes gaya kognitif, instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran,
instrumen tes akhir kemampuan pemecahan masalah, dan instrumen pedoman wawancara. Rincian mengenai instrumen penelitian tersebut adalah sebagai
berikut.
3.6.1 Instrumen Tes Awal
Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum diberi pembelajaran. Dalam penelitian ini tes awal disusun sesuai
dengan indikator kemampuan pemecahan masalah. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII G dengan materi tes adalah lingkaran. Hasil tes digunakan untuk
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah yang selanjutnya digunakan untuk menentukan subjek
penelitian.
3.6.2 Instrumen Tes Pengklasifikasian Gaya Kognitif
Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi gaya kognitif siswa adalah GEFT yang dikembangkan oleh Witkin et al., 1977. Tes ini tidak
dipengaruhi oleh budaya dan bahasa, karena setiap butir soalnya terdiri dari gambar yang kompleks yang memuat sebuah gambar yang sederhana. Tugas
subjek penelitian dalam tes ini adalah mempertebal gambar sederhana yang terdapat di dalam gambar-gambar kompleks tersebut. Instrumen yang
dikembangkan oleh Witkin ini merupakan instrumen baku dengan koefisien reliabilitas 0,81 Suningsih, 2015. Tes ini reliabel dan valid karena sudah
mengalami sejumlah pengujian. Instrumen GEFT dalam penelitian ini menggunakan GEFT yang
diterjemahkan oleh Ulya dari buku asli yang berjudul A Manual For The Embedded Figure Test karangan Witkin et al. dan telah divalidasi oleh dosen ahli.
Oleh karena itu instrumen GEFT ini sudah layak untuk digunakan langsung dalam penelitian.
GEFT terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama terdiri dari tujuh item yang khusus digunakan untuk latihan dengan waktu tiga menit. Sedangkan bagian
kedua dan ketiga terdiri dari sembilan item, masing-masing bagian diberi waktu lima menit. Hasil tes pada bagian pertama tidak diperhitungkan karena berfungsi
sebagai latihan. Sedangkan pada bagian kedua dan ketiga masing-masing butir soal diberi skor 1 untuk jawaban benar dan diberi skor 0 untuk jawaban salah,
sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 18. Menurut Ebrahim 2013, siswa dengan skor 0
–11 dikategorikan dalam gaya kognitif FD dan siswa dengan skor 12
–18 dikategorikan dalam gaya kognitif FI. Sedangkan menurut Al-Salameh 2011, siswa dengan skor 0
– 8 dikategorikan gaya kognitif FD dan siswa dengan skor 9
– 18 dikategorikan gaya kognitif FI. Dalam penelitian ini, penggolongan gaya kognitif menggunakan
kategori yang dirumuskan oleh Ebrahim 2011 dengan mengacu pada aturan nasional GEFT yaitu 11 jawaban benar. Aturan nasional ini digunakan untuk
menentukan apakah siswa termasuk kategori FD atau FI.
3.6.3 Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dibuat untuk empat pertemuan. RPP dibuat sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah
penelitian, yaitu kurikulum 2013. RPP dibuat menggunakan model pembelajaran SSCS dengan pendekatan saintifik pada materi Bangun Ruang Sisi Datar. RPP
yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh dua ahli, yaitu Dosen Jurusan Matematika FMIPA Unnes.
3.6.4 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Tes yang digunakan dalam penelitian ini disusun sesuai dengan indikator kemampuan pemecahan masalah siswa. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII
dengan materi tes adalah bangun ruang sisi datar. Langkah-langkah pengembangan tes untuk mengukur kemampuan
pemecahan masalah siswa adalah sebagai berikut. 1.
Menentukan bentuk soal yang digunakan yaitu soal uraian. 2.
Menentukan banyaknya butir soal dan alokasi waktu untuk mengerjakan tes. 3.
Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan indikator tujuan pembelajaran dan indikator kemampuan pemecahan masalah.
4. Menyusun butir soal sesuai dengan kisi-kisi.
5. Mereview dan merevisi soal.
6. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran.
7. Melakukan validasi soal oleh dosen pembimbing.
8. Melakukan uji coba soal.
9. Menganalisis hasil uji coba soal, meliputi validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan taraf kesukaran. 10.
Memperbaiki dan merakit soal berdasarkan hasil analisis uji coba soal. Setelah soal diperbaiki, dilakukan validasi lagi oleh dua ahli, yaitu Dosen
Jurusan Matematika FMIPA Unnes. Tujuan dari validasi ini yaitu agar tes kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian benar-benar
layak untuk disajikan.
3.6.5 Instrumen Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yaitu alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan responden. Wawancara ini
bertujuan untuk memvalidasi deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa, sehingga pedoman wawancara dibuat sesuai indikator pemecahan masalah
menurut Polya. Sebelum digunakan, pedoman wawancara ini divalidasi oleh dua ahli
yaitu Dosen Jurusan Matematika FMIPA Unnes. Validasi ini dilakukan dengan tujuan agar pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian benar-benar
layak untuk disajikan.
3.7 Prosedur Penelitian