46
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode campuran mixed methods. Penelitian metode campuran merupakan suatu langkah penelitian
dengan menggunakan dua bentuk penelitian yang sudah ada sebelumnya, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Menurut Creswell 2009: 5,
penelitian metode
campuran adalah
pendekatan penelitian
yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan- pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencampuran mixing kedua
pendekatan tersebut dalam satu tahap penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, tetapi juga
melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif. Strategi metode campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
strategi triangulasi konkuren. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan konkuren dalam satu tahap penelitian,
kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan.
Dalam penelitian ini metode kuantitatif digunakan untuk menguji apakah pembelajaran melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik efektif terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah
matematika ditinjau dari gaya kognitif melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII.
Untuk menguji keefektifan model SSCS dengan pendekatan saintifik diperlukan sampel yang diambil dari populasi yang ditentukan. Populasi dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Semarang tahun pelajaran 20152016. Dari populasi tersebut dipilih sampel secara acak yaitu satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen akan diberi perlakuan pembelajaran matematika melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik,
sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran matematika dengan model ekspositori. Setelah kedua kelas diberi perlakuan, pada pertemuan terakhir
diadakan tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
ditinjau dari gaya kognitif langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan tes awal dan tes pengklasifikasian gaya kognitif GEFT. Tes awal berfungsi
untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pemecahan masalah. Tes awal ini dilaksanakan pada kelas yang terpilih sebagai kels eksperimen. Kemudian dari
hasil tes awal, siswa dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah.
GEFT berfungsi untuk mengelompokkan siswa ke dalam gaya kognitif FD atau FI. GEFT dilaksanakan pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
pembelajaran matematika melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik. Dari GEFT ini didapatkan dua golongan siswa yaitu siswa dengan gaya kognitif FD
dan siswa dengan gaya kognitif FI. Setelah diketahui gaya kognitif siswa, kemudian masing-masing gaya kognitif tersebut dikelompokkan lagi berdasarkan
hasil tes awal. Siswa yang bergaya kognitif FD dikelompokkan menjadi tiga golongan
yaitu siswa FD kelompok atas, siswa FD kelompok sedang, dan siswa FD kelompok bawah. Siswa yang bergaya kognitif FI dikelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu siswa FI kelompok atas, siswa FI kelompok sedang, dan siswa FI kelompok bawah. Jadi banyaknya kelompok siswa ada 6 golongan.
Dari masing-masing golongan siswa tersebut kemudian dipilih satu siswa yang kemudian dijadikan sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian nantinya
akan dianalisis kemampuan pemecahan masalahnya secara mendalam. Kemampuan pemecahan masalah siswa akan dianalisis berdasarkan langkah-
langkah pemecahan menurut Polya.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian