Hasil Pengamatan Kesesuaian Proses Pembelajaran dengan Langkah- Langkah dalam RPP Hasil Penentuan Subjek Penelitian

menggunakan model ekspositori. Adapun rincian kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan disajikan pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Pertemuan ke- Materi Waktu Eksperimen Kontrol 1 I Unsur-unsur Balok dan Kubus 2 April 2016 2 April 2016 2 II Luas Permukaan Balok 15 April 2016 12 April 2016 3 III Luas Permukaan Kubus 16 April 2016 16 April 2016 4 IV Volume Balok dan Kubus 22 April 2016 19 April 2016 Setelah dilaksanakan pembelajaran selama empat pertemuan, kemudian dilaksanakan tes akhir, yaitu tes kemampuan pemecahan masalah pada kedua kelas. Tes tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 April 2016. Tes dihadiri oleh 28 siswa pada kelas eksperimen dan 28 siswa pada kelas kontrol. Pemilihan subjek untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika diambil dari kelas eksperimen, karena kelas tersebut yang mendapatkan pembelajaran dengan model SSCS. Hasil penelitian yang dipaparkan meliputi pengamatan kesesuaian proses pembelajaran dengan langkah- langkah dalam RPP, analisis data, penentuan subjek penelitian, analisis kemampuan pemecahan masalah, dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah.

4.1.1 Hasil Pengamatan Kesesuaian Proses Pembelajaran dengan Langkah- Langkah dalam RPP

Berdasarkan pengamatan aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan model SSCS dengan pendekatan saintifik dalam upaya menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa selama empat pertemuan diperoleh data pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Pembelajaran melalui Model SSCS dengan Pendekatan Saintifik No Pertemuan Nilai Kriteria 1 Pertemuan I 76 Sangat Baik 2 Pertemuan II 85 Sangat Baik 3 Pertemuan III 92 Sangat Baik 4 Pertemuan IV 95 Sangat Baik Rata-rata 87 Persentase kesesuaian antara RPP dengan proses pembelajaran dari setiap pertemuan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik dalam upaya menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa yang dilakukan peneliti semakin baik dan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP. Grafik persentase kesesuaian antara RPP dengan proses pembelajaran melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Pembelajaran Melalui Model SSCS dengan Pendekatan Saintifik 20 40 60 80 100 I II III IV Pertemuan

4.1.2 Hasil Analisis Data

Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, kemudian data tersebut dianalisis. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis data awal dan analisis data akhir. Pada analisis data awal, data yang digunakan adalah data hasil ulangan harian pada materi lingkaran, sedangkan pada analisis data akhir data yang digunakan adalah data hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Analisis data yang dilakukan dipaparkan sebagai berikut.

4.1.2.1 Analisis Data Tahap Awal

Analisis data tahap awal dilakukan untuk mengetahui keadaan awal dari kedua kelas. Analisis data tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan yang berbeda pada sampel. Data awal yang digunakan diperoleh dari data hasil tes ulangan harian pada materi Lingkaran. Analisis data tahap awal terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 4.1.2.1.1 Uji Normalitas Data Awal Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil uji normalitas data tahap awal kelas VIII G dan kelas VIII H diperoleh . Dari daftar distribusi Chi-Kuadrat dengan dan , diperoleh . Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data tahap awal kelas VIII G dan kelas VIII H diperoleh , sehingga diterima. Jadi data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. 4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Data Awal Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data awal dari kedua kelas mempunyai varians yang sama homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh . Dari daftar distribusi F diperoleh . Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas data tahap awal diperoleh , sehingga diterima. Jadi kedua kelas memiliki varians yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.

4.1.2.2 Analisis Data Akhir

4.1.2.2.1 Data Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Setelah melaksanakan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol serta melakukan evaluasi dengan instrumen tes uraian sebanyak 8 butir soal diperoleh data akhir nilai kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi Balok dan Kubus. Data akhir yang diperoleh ini juga dianalisis. Analisis data akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata. Data akhir kedua kelas yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Data Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas N Rata-rata Simpengan Baku Nilai Tertinggi Nilai Terendah Eksperimen 28 71 13,19 95 43 Kontrol 28 62 14,78 91 37 4.1.2.2.2 Uji Normalitas Data Akhir Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil uji normalitas data tahap akhir diperoleh . Dari daftar distribusi Chi- Kuadrat dengan dan , diperoleh . Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data tahap akhir sampel diperoleh , sehingga diterima. Jadi data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 64. 4.1.2.2.3 Uji Homogenitas Data Akhir Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data akhir dari kedua kelas mempunyai varians yang sama homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh . Dari daftar distribusi F diperoleh . Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas data tahap akhir diperoleh , sehingga diterima. Jadi kedua kelas memiliki varians yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 65. 4.1.2.2.4 Uji Hipotesis I Uji Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal Uji ketuntasan belajar klasikal digunakan untuk mengetahui apakah persentase ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen mencapai persentase yang ditetapkan yaitu dari jumlah siswa dalam kelas tersebut memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan . Berdasarkan hasil perhitungan uji proporsi satu pihak diperoleh dan diperoleh dengan . Karena maka ditolak. Jadi persentase siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 66. 4.1.2.2.5 Uji Hipotesis II Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan pemecahaan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen setelah diberi pembelajaran melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik lebih dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol yang diberi pembelajaran model ekspositori. Hasil analisis uji perbedaan dua rata-rata disajikan dalam Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data N Rata- rata Kelas Eksperimen 28 71 174,10 14,008 Kelas Kontrol 28 62 218,37 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh , sedangkan dengan dan diperoleh Karena maka ditolak. Jadi rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen lebih dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 67.

4.1.3 Hasil Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas VIII G SMP Negeri 21 Semarang tahun ajaran 20152016 yang terdiri dari 28 siswa. Kelas tersebut dipilih karena kelas VIII G yang diberi perlakuan melalui model SSCS dengan pendekatan saintifik. Untuk mendapatkan subjek penelitian, peneliti melakukan tes awal dan GEFT di kelas tersebut. Tes awal dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016. Tes awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika sebelum diberi perlakuan. Setelah peneliti mengumpulkan, mengoreksi, menilai, dan merekap data hasil tes awal, peneliti mengelompokkan siswa menjadi 3 kelompok yaitu kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah. GEFT dilaksanakan pada tanggal 2 April 2016. GEFT dilakukan untuk mengetahui gaya kognitif siswa. Setelah peneliti mengumpulkan, mengoreksi, menilai, dan merekap data hasil GEFT, peneliti mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok yaitu siswa dengan gaya kognitif FD dan siswa dengan gaya kognitif FI. Hasil tes awal beserta pengelompokkan siswa dan GEFT dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Hasil Tes Awal dan GEFT Kelas Eksperimen No. Kode Siswa Nilai Gaya Kognitif Kelompok 1 S-22 83 FD Atas 2 S-18 80 FI Atas 3 S-19 80 FD Atas 4 S-1 68 FD Sedang 5 S-6 68 FD Sedang 6 S-7 68 FD Sedang 7 S-3 65 FD Sedang 8 S-15 65 FD Sedang 9 S-17 65 FD Sedang 10 S-9 63 FD Sedang 11 S-25 63 FD Sedang 12 S-28 63 FD Sedang 13 S-26 60 FD Sedang 14 S-4 50 FD Sedang 15 S-11 50 FI Sedang 16 S-13 50 FD Sedang 17 S-5 45 FD Sedang No. Kode Siswa Nilai Gaya Kognitif Kelompok 18 S-23 45 FD Sedang 19 S-24 45 FD Sedang 20 S-14 43 FD Sedang 21 S-20 43 FD Sedang 22 S-10 40 FD Sedang 23 S-12 40 FD Sedang 24 S-21 33 FI Bawah 25 S-8 28 FD Bawah 26 S-27 28 FD Bawah 27 S-2 25 FD Bawah 28 S-16 25 FD Bawah Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh 3 siswa yang termasuk kelompok atas, 20 siswa yang termasuk kelompok sedang, dan 5 siswa yang termasuk kelompok bawah. Selanjutnya, diperoleh 25 siswa yang bergaya kognitif FD dan 3 siswa yang bergaya kognitif FI. Setelah diperoleh data tersebut, peneliti memilih subjek penelitian yaitu 1 siswa bergaya kognitif FD dari kelompok atas FDA, 1 siswa bergaya kognitif FD dari kelompok sedang FDS, 1 siswa bergaya kognitif FD dari kelompok bawah FDB, 1 siswa bergaya kognitif FI dari kelompok atas FIA, 1 siswa bergaya kognitif FI dari kelompok sedang FIS, dan 1 siswa bergaya kognitif FI dari kelompok bawah FIB. Secara ringkas, subjek penelitian yang terpilih disajikan dalam Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Hasil Penentuan Subjek Penelitian Gaya Kognitif Kelompok Kode Kode Subjek FD Atas S-19 FDA Sedang S-4 FDS Bawah S-16 FDB FI Atas S-18 FIA Sedang S-11 FIS Bawah S-21 FIB

4.1.4 Hasil Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

101 585 415

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PBL DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII

7 60 285

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII

3 45 466

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN MODEL 4K MATERI GEOMETRI KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA

21 118 377

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MODEL PBL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII

25 139 434

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF Analisis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Ditinjau dari Gaya Kognitif di Kelas VIII SMP Negeri 1 Jatiroto Tahun Ajaran

0 6 15

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Menurut John A. Malone ditinjau dari Gaya Kognitif pada Siswa Kelas VII SMP Islam Diponegoro Surakarta.

0 0 19

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP.

0 1 64

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA) DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

0 0 72

HUBUNGAN GAYA KOGNITIF DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

1 6 12