dan  volume  kubus,  balok,  prisma,  dan  limas  dengan  materi  pokok  menentukan luas permukaan dan volume balok dan kubus.
2.2  Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati et al. 2013 tentang Keefektifan Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Kartu Masalah terhadap Kemampuan
Pemecahan  Masalah  Siswa,  memperoleh  kesimpulan  bahwa  kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan penerapan model pembelajaran
SSCS berbantuan kartu masalah lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah  matematik  siswa  dengan  pembelajaran  ekspositori.  Hal  ini  sesuai
hasil  penelitiannya  yaitu  rata-rata  hasil  tes  kemampuan  pemecahan  masalah siswa kelas eksperimen yaitu
, sedangkan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan  masalah  siswa  kelas  kontrol  yaitu
.  Rata-rata  persentase aktivitas  siswa  di  kelas  eksperimen  yaitu  71,45  dan  persentase  aktivitas
siswa  di  kelas  kontrol  yaitu  46,43,  sehingga  terlihat  bahwa  siswa  di  kelas eksperimen lebih aktif daripada kelas kontrol.
2. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Periartawan  et  al.  2014  tentang  Pengaruh
Model  Pembelajaran  SSCS  terhadap  Kemampuan  Pemecahan  Masalah Matematika  Siswa  Kelas  IV  di  Gugus  XV  Kalibukbuk,  memperoleh
kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran SSCS berpengaruh positif terhadap  kemampuan  pemecahan  masalah  matematika  siswa  kelas  IV
dibandingkan  dengan  kemampuan  pemecahan  masalah  matematika  siswa kelas  IV  melalui  pembelajaran  konvensional  di  Gugus  XV  Kalibukbuk
Kabupaten  Buleleng.  Hal  ini  sesuai  dengan  hasil  penelitiannya  bahwa  rata- rata  skor  kemampuan  pemecahan  masalah  matematika  siswa  yang
dibelajarkan dengan  model  pembelajaran  SSCS  adalah  102,72  berada  pada
kategori  sangat  tinggi  dan  rata-rata  skor  kemampuan  pemecahan  masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional
adalah 72 berada pada kategori sedang.
3. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Deli  2015  tentang  Penerapan  Model
Pembelajaran  Search  Solve  Create  Share  SSCS  untuk  Meningkatkan
Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 13 Pekanbaru,
memperoleh kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran Search Solve Create Share  SSCS  dapat  meningkatkan  motivasi  belajar  matematika  siswa  kelas
VII-2 SMP Negeri 13 Pekanbaru semester  genap tahun pelajaran 20132014 pada  materi  pokok  Bangun  Datar  Segi  Empat.  Hal  ini  sesuai  dengan  hasil
dalam  penelitiannya  bahwa  rata-rata  motivasi  siswa  sebelum  pembelajaran , sedangkan pada siklus pertama rata-rata motivasi siswa untuk belajar
matematika  bertambah  menjadi ,  dan  pada  siklus  kedua  rata-ratanya
bertambah menjadi .
4. Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Vendiagrys  et  al.  2015  tentang  Analisis
Kemampuan  Pemecahan  Masalah  Matematika  Soal  Setipe  TIMSS Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa pada Pembelajaran Model Problem Based
Learning,  memperoleh  kesimpulan  bahwa:  1  untuk  subjek  FI  dalam
menyelesaikan  masalah  memiliki  profil:  dapat  memahami  pernyataan  verbal dari  masalah  dan  mengubahnya  ke  dalam  kalimat  matematika,  lebih  analitis
dalam menerima informasi, dapat memperluas hasil pemecahan masalah dan pemikiran  matematis,  memberikan  suatu  pembenaran  berdasarkan  pada
hasil,dan memecahkan masalah dalam konteks kehidupan nyata, memperoleh jawaban  yang  benar,  2  untuk  subjek  FD  dalam  menyelesaikan  masalah
memiliki profil: dapat memahami pernyataan verbal dari masalah, tetapi tidak dapat  mengubahnya  ke  dalam  kalimat  matematika,  lebih  global  dalam
menerima  informasi,  mudah  terpengaruh  manipulasi  unsur  pengecoh  karena memandang secara global, tidak dapat memperluas hasil pemecahan masalah,
memberikan  suatu  pembenaran  berdasarkan  pada  hasil,dan  memecahkan masalah  dalam  konteks  kehidupan  nyata,  sering  tidak  dapat  memperoleh
jawaban yang benar. 5.
Penelitian yang dilakukan oleh Arifin et al. 2015 tentang Profil Pemecahan Masalah  Matematika  Siswa    Ditinjau  dari  Gaya  Kognitif  dan  Efikasi  Diri
pada  Siswa  Kelas  VIII  Unggulan  SMPN  1  Watampone,  memperoleh
kesimpulan bahwa siswa dengan gaya kognitif FI memilki respon pemecahan masalah matematika yang lebih kompleks dibandingkan dengan FD yang cara
pengerjaannya lebih umum.
2.3  Kerangka Berpikir