Metode Pendekatan Utama Perumusan Analisa Hipotesis Bagan Pelaksanaan Penelitian

3.4.4 Analisa Persamaan Takahashi untuk Kondisi Nyata di Alur

Sungai Dari hasil-hasil pemeriksaaan indeks properties tanah dan penentuan kemiringan dasar sungai tan �, serta kedalaman air akibat curah hujan h o penyebab aliran debris sepanjang Kali Putih maka persamaan 2.5 yang dinyatakan dalam bentuk berikut ini akan dapat dibuktikan. γ - γ γ γ - γ an θ an ≥ 3.1

3.5 Metode Pendekatan Utama

Untuk menghindari kerumitan masalah karena banyaknya faktor lapangan yang mempengaruhi keandalan hasil penelitian, maka berikut ini disajikan anggapan-anggapan yang perlu diutarakan. 1. Kondisi awal aliran debris dianggap terjadi pada satu lokasi tertentu saja dan dapat terjadi disembarang lokasi, tergantung pada kondisi lapangan . 2. Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya aliran debris adalah karakteristik curah hujan 3. Karakteristik curah hujan dalam bentuk intensitas dan durasi hujan akan membentuk suatu korelasi spesifik dengan kejadian aliran debris, dan pada kondisi fenomena yang tersebut pada 1 sudah dilampaui. 4. Sampel yang diambil dari Kali Putih Jawa Tengah.

3.6 Perumusan Analisa

Untuk memprediksi kejadian aliran debris dalam kaitannya dengan intensitas hujan dapat dilakukan analisa berikut ini. 1. Dibuat analisa mengenai besaran debit yang menyebabkan konsentrasi sedimen bergerak meluncur kebawah sungai. 2. Dibuat perbandingan antara hujan sebelum kejadian aliran debris mm dan intensitas hujan saat kejadian aliran debris mmjam. 3. Dibuat perbandingan antara durasi hujan dengan intensitas maksimum dalam satuan mmjam pada kejadian hujan yang terjadi aliran debris. 4. Analisa dengan Unit Satuan Hidrograf.

3.7 Hipotesis

1. Pengaruh debit dan kecepatan aliran sungai akan memicu terjadinya aliran debris. 2. Karakteristik hujan dalam bentuk intensitas dan durasi hujan membentuk suatu korelasi spesifik dengan kejadian aliran debris. 3. Jika nilai kedalaman air akibat intensitas air hujan lebih besar dari kedalaman air minimum maka aliran debris akan terjadi. Ya Tidak

3.8 Bagan Pelaksanaan Penelitian

Gambar 3.3 Bagan pelaksanaan penelitian. Mulai 1. Studi pustaka karakteristik lokasi studi fenomena banjir lahar akibat banjir lahar 2. Review kondisi eksisting sungai kondisi geometri sungai pasca erupsi 3. Inventarisasi dan identifikasi data sekunder dart curah hujan, data geometri sungai, peta, catchment area, foto udara, rekaman kejadian banjir lahar 1. Analisis data geometri sungai kapasitas tamping alur sungai pasca erupsi 2. Analisis perilaku dan karakteristik banjir lahar aliran debris kecepatan aliran, kandungan material, serta daya rusak yang ditimbulkan 3. Analisis intensitas hujan hujan intensif dan hujan kumulatif 4. Analisis rekaman kejadian banjir lahar waktu kejadian, jangkauan jarak luncur, kerugian yang ditimbulkan 1. Hasil dan pembahasan karakteristik hujan terhadap migrasi sedimen 2. Kesimpulan dan saran penetapan kriteria yang potensial terjadi aliran debris Kesimpulan Pembuatan abstrak Selesai Konsisten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia yang terlatak 2980 meter di atas permukaan laut di Provinsi Jawa Tengah. Hingga saat ini, Gunung Merapi telah menglami erupsi sebanyak 68 kali, erupsi terakhir yang terbesar terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010. Erupsi ini merupakan yang terbesar bila dibandingkan dengan bencana serupa pada lima kejadian sebelumnya, yaitu kejadian erupsi pada tahun 1994, 1997, 1998, 2001 dan 2006 atau terbesar sejak 150 tahun tepatnya tahun 1872 Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2011. Suatu rangkaian erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 terdiri dari hujan abu, keluarnya awan panas, lava pijar, dan lahar panas. Salah satu potensi dampak yang berbahaya dari erupsi Gunung Merapi yaitu terjadinya aliran banjir lahar dari endapan material sedimen yang dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi. Terhitung pada tanggal 26 Oktober 2010 menghasilkan endapan material sebanyak 130 juta m 3 dan sedikitnya terdapat akumulasi 100 juta m 3 endapan material yang sangat berpotensi menjadi aliran banjir lahar. Distribusi endapan piroklastik kawasan Gunung Merapi pada tahun 2010 setidaknya tersebar pada tiga kali besar yakni Kali Pabelan dengan akumulasi sebesar 20,8 juta m 3 , Kali Putih Sebesar 8,2 juta m 3 , dan Kali Gendol sebesar 24 juta m 3 seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.