debris yaitu data volume endapan vulkanik, geometri sungai, data curah hujan, data elevasi muka air, dan rekaman informasi kejadian banjir lahar.
Data-data tersebut diperoleh dari Balai Sabo Yogyakarta dan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi
BPPTKG Yogyakarta.
3.4 Metode Analisa Data
3.4.1 Analisa Penampang Memanjang Sungai
Data pengukuran elevasi dan jarak Kali Putih yang dihitung dari muara yaitu pertemuan antara sungai tersebut dengan Sungai Apu, dalam
penelitian ini diperoleh dari Balai Sabo Yogyakarta. Dari data tersebut kemudian dapat digambarkan grafik hubungan antara jarak dengan
elevasinya.
3.4.2 Analisa Tanah Dasar Sungai
Jenis-jenis pengujian dalam analisa material dasar sungai untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini yaitu:
1 Analisa kadar air tanah
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan kadar air dari sampel agregat debris dengan perbandingan antara berat air yang
dikandung agregat dengan berat keringnya. Selanjutnya dinyatakan dalam bentuk persen. Metode yang digunakan digunakan dalam
analisa kadar air ini berpedoman pada ASTM D 2216-98. Adapun langkah pemeriksaan kadar air adalah sebagai beriku :
a Timbang cawan yang akan dipakai berikut tutupnya lalu beri nomortanda. =W
1
b Masukkan benda uji yang akan diperiksa kedalam cawan tersebut lalu tutup.
c Timbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut. =W
2
d Masukkan kedalam oven yang suhunya telah diatur 11OºC selama 24 jam sehingga beratnya konstan tutup cawan dibuka.
e Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu dimasukkan ke dalam desikator agar cepat dingin.
f Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah kering tersebut. =W
3
g Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara duplo, artinya untuk satu hasil didapatkan dari dua benda uji. Hasilnya harus hampir sama,
lalu dibagi dua. 2
Analisa berat jenis tanah Tujuan analisa ini adalah untuk menentukan berat jenis agregat
debris yang merupakan penbandingan antara berat butir-butir tanah dengan berat air destilasi di udara pada volume dan temperatur yang
sama. Biasanya diambil suhu temperatur 27,5
O
C. Metode penelitian untuk analisa berat jenis ini berpedoman pada ASTM D854-14.
Adapun langkah pemeriksaan berat jenis tanah sebagai berikut:
a Siapkan benda uji secukupnya oven dengan temperatur 6O°C sampai dapat digemburkan atau pengeringan dengan sinar
matahari. b Dinginkan dalam desicator, tumbuk bila menggumpal dengan
mortar dan pastle, saring dengan sieve No.4. c Piknometer beserta tutupnya bersih dan kering ditimbang. =W
1
d Ambil sampel tanah sekitar 15-25 gram, dimasukan piknometer kemudian ditimbang. =W
2
e Ditambahkan aquades hingga dua per tiga volume pikno lalu direbus menggunakan kompor listrik sehingga gelembung-
gelembung udara keluar dan air menjani jernih, hal ini dilakukan selama ± 15 menit.
f Piknometer ditambang air destilasi sampai penuh, ditutup, dan ditimbang serta diukur suhunya t °C. =W
3
g Piknometer dikosongkan, diisi air destilasi sampai penuh, tutup, dan timbang. =W
4
h Hitung nilai berat jenis Gs masing-masing percobaan. i Sama seperti pemeriksaan kadar air. Analisis ini menggunakan
teknik duplo. 3
Analisa distribusi sedimen Tujuan analisa ini adalah untuk menentukan distribusi butir-
butir tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan No. 10 tidak ada butir yang lebih besar dari 2 mm. Pemeriksaan dilakukan
dengan analisa sedimen dengan hydrometer, sedangkan untuk butir- butir yang tertahan saringan No. 200 0.0075mm dilakukan dengan
menggunakan saringan. Metode penelitian untuk analisa distribusi sedimen berpedoman pada ASTM D 1140-00 ASTM D 422-63.
Adapun langkah pemeriksaan analisa distribusi sedimen sebagai berikut:
a Menyiapkan set ayakan dengan susunan dari atas ke bawag berturut-turut: Tutup ayakan, saringan No. 10 2,00 mm, No. 20
0,850 mm, No. 40 0,425 mm, No. 60 0,250 mm, No 140 0,106 mm, dan No. 200 0.075 mm serta alas tempat sisa.
b Menimbang sampel tanah sebanyak ± 500 gr yang sudah dioven terlebih dahulu.
c Menempatkan ayakan kedalam set ayakan dan digetarkan menggunakan alat vibrator.
d Massa tanah yang tertahan pada asing-masing ayakan ditimbang. e Taruh sampel tanah dalam tabung gelas beaker kapasitas 250 cc.
Tuangkan sebanyak ± 125 cc larutkan air + reagent yang telah disiapkan campur dan aduk sampai seluruh tanah bercampur
dengan air. Biarkan tanah terendam selama sekurang-kurangnya 16 jam.
f Tuangkan campuran tersebut dalam alat pengaduk stirring apparatus. Jangan ada butir yang tertinggal atau hilang dengan
membilas dengan air air destilasi dan tuangkan air bilasan ke
alat. Bila perlu tambahkan air, sehingga volumenya sekitar lebih dari separuh penuh. Putarkan alat pengaduk selama lebih dari 1
menit. g Kemudian segera pindahkan suspensi ke gelas silinder pengendap.
Jangan ada tanah tertinggal dengan membilas dan menuangkan air bilasan ke silinder. Tambahkan air destilasi sehigga volumenya
mencapai 1000 cm³. h Disamping silinder isi suspensi tersebut, sediakan gelas silinder
kedua yang diisi hanya dengan air destilasi ditambah reagent sehingga berupa larutan yang keduanya sama seperti yang dipakai
pada silinder pertama. Apungkan hydrometer dalam silinder kedua ini selama percobaan dilaksanakan.
i Tutup gelas isi suspensi dengan tutup karet atau dengan telapak tangan. Kocok suspense dengan membolak-balik vertical keatas
dan kebawah selama 1 menit, sehingga butir-butir tanah melayang merata dalam air. Gerakan membolak-balik gelas ini harus sekitar
60 kali. Langsung letakan silinder berdiri diatas meja dan bersama dengan berdirinya silinder, jalankan stop watch dan merupakan
waktu permulaan pengendapan. j Lakukan pembacaan hydrometer pada saat t = 2; 5; 15; 30; 60; 250
dan 1440 menit setelah t = 0, dengan cara sebagai berikut : 1 Kira-kira 20 atau 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan
pembacaan, ambil hydrometer dari silinder kedua, celupkan
secara hati-hati dan pelan-pelan dalamsuspensi sampai mencapai kedalaman sekitar taksiran skala yang akan terbaca,
kemudian lepaskan jangan sampai timbul goncangan. Kemudian pada saatnya bacalah skala yang ditunjuk oleh
puncak meniscus muka air = R1 pembacaan dalam koreksi. 2 Setelah dibaca, segera ambil hidrometer pelan-pelan,
pindahkan kedalam silinder kedua. Dalam air silinder kedua, bacalah skala hydrometer = R2 koreksi pembacaan.
3 Catatan : Apabila digunakan water bath dengan suhu konstan, taruhlah kedua silinder kedalam water bath dan
lakukanlah ini sesudah pembacaan 2 menit dan sebelum pembacaan 5 menit.
k Setiap setelah pembacaan hidrometer, amati dan catat temperatur suspensi dengan mencelupkan thermometer.
l Setelah pembacaan hidrometer terakhir selesai dilaksanakan t = 1440 menit, tuangkan suspensi ke atas saringan no. 200
seluruhnya, jangan sampai ada butir yang tertinggal. Cucilah dengan air air bersih sampai air yang mengalir di bawah saringan
menjadi jernih dan tidak ada lagi butir halus yang tertinggal. m Pindahkan butir-butir tanah yang tertinggal pada suatu tempat,
kemudian keringkan dalam oven dalam temperature 105° - 110° C.
n Kemudian dinginkan dan timbang serta catat berat tanah kering yang diperoleh = B1 gram.
o Saringlah tanah ini dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut pada bagian Peralatan no. 2.
p Timbang dan catat berat bagian tanah yang tertinggal di atas tiap saringan. Periksalah bahwa seharusnya jumlah berat dari masing-
masing bagian sama atau dekat dengan berat sebelum disaring. 4
Uji geser langsung tanah Kekuatan geser suatu masa tanah merupakan perlawanan
internal tanah tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepangjang bidang geser tanah. Tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mengerahui nilai sudut geser langsung karena sampel tanahnya berupa pasir. Metode penelitian untuk analisa uji geser
langsung ini berpedoman pada ASTM D3080-04. Khusus pengujian kali ini menggunakan alat merek Matest dengan kode alat S276-11.
Pengolaan data selanjutnya menggunakan aplikasi bawaan dari alat tersebut. Adapun langkah pemerikasan uji geser langsung sebagai
berikut: a Menyiapkan benda uji untuk tiga kali percobaan tiap satu sampel
material dasar sungai. Jadi dari ke-sembilan sampel dilakukan pengujian geser sebanyak 27 kali.
b Menyusun kotak geser susuai pentunjuk manual dari alat ini. Kotak geser memiliki dimensi 25 x 60 x 60 dalam satuan
millimeter. c Kemudian masukan sampel kedalam kotak geser dan ditimbang
berat sampelnya. Diharuskan pada tiap pegujian geser ke-1, ke-2, dan ke-3 miliki massa yang sama.
d Benda uji pertama diberikan tegangan 200 kPa. Benda uji kedua diberi tegangan 300 kPa. Benda uji ketiga diberi tegangan 400
kPa. e Selanjutnya pengujian geser dalam kondisi jenuh.
f Setelah semua siap, alat matest dijalankan, dan diperiksa hasil pembacaan dari alat tersebut baru kemudian diolah menggunakan
aplikasi bawaan dari alat tersebut.
3.4.3 Analisa Curah Hujan