Klasifikasi dan Karakteristik Debris Flow

berpengaruh terhadap kejadian aliran debris pada wilayah gunung berapi adalah kemiringan lereng, jumlah material endapan, faktor topografi dan geologi tanah, luas Daerah Aliran Sungai, serta curah hujan Mananoma, 2007. Terjadinya aliran debris pada sungai di daerah vulkanik dikarenakan kemiringan dasar sungai curam sehingga kecepatan aliran sangat tinggi dan daya rusaknya sangat besar. Dampak meluncurnya aliran debris dengan kecepatan tinggi dapat menerjang semua obyek yang dilaluinya antara lain bangunan sungai, jembatan, kawasan permukiman, lahan pertanian, dan infrastruktur lainnya. Aliran debris menyebabkan bencana berupa kerusakan lingkungan dan infrastruktur, serta kerugian harta benda, bahkan korban jiwa dan luka-luka dalam jumlah besar.

2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Debris Flow

Klasifikasi dan karakteristik debris flow tidak bisa terlepas dari pemahaman pengetahuan tentang debris flow itu sendiri, baik mengenai kriteria terjadinya maupun mekanisme alirannya. Dengan demikian karakter aliran, total migrasi sedimen, kecepatan aliran, dan besar serta kekuatan daya rusak akan dapat diprediksi. Aliran lumpur vulkanik volcanic mud flow adalah campuran antara air dengan material vulkanik hasil letusan gunungapi yang meluncur ke bawah melalui alur sungai atau alur-alur gunung. Temperatur aliran ini kurang dari 100º tetapi dapat mengandung blok-blok lava panas yang dapat membakar rumah atau apa saja yang tersentuh. Kecepatan aliran sangat tinggi dapat mencapai 100 kmjam sehingga sulit untuk menghindar. Daya rusak aliran tinggi mengakibatkan kerusakan terhadap apa saja yang dilanggarnya. Di Indonesia aliran lahar dikenal sebagai aliran lahar hujan, karena biasanya aliran lahar terbentuk dari air hujan bercampur endapan material piroklastik hasil letusan gunungapi. Jika endapan piroklastik pembentuk aliran lahar masih panas yang terjadi adalah lahar hujan dengan temperatur tinggi disebut lahar panas, namun jika material piroklastiknya sudah dingin yang terbentuk adalah aliran lahar hujan yang tidak panas disebut sebagai lahar dingin Kusumobroto, 2006. Lahar hujan terjadi akibat hujan yang terus menerus dalam jangka waktu tertentu di atas timbunan endapan material vulkanik di sekitar puncak dan lereng gunung berapi. Air hujan yang turun di atas endapan material vulkanik ini akan mengakibatkan endapan material menjadi jenuh dan mudah longsor atau runtuh. Longsoran campuran material vulkanik dengan air hujan ini mengalir menuju sungai- sungai yang berhulu di sekitar endapan lereng dan puncak gunung berapi dalam bentuk aliran lumpur atau aliran debris Kusumosubroto, 2010.

2.3 Prediksi Waktu Kejadian Debris Flow