4.2.6 Hasil Analisa Penampang Memanjang Sungai
Dari data morfologi Kali Putih yang didapat dari Balai Sabo Yogyakarta mencantumkan data elevasi dan jarak dapat diubah menjadi
grafik yang menggambarkan hubungan antara jarak dan elevasi tersebut. Sumbu ordinat sebagai elevasi sungai dan sebagai absisnya adalah jarak tiap
titik elevasi sepanjang sungai dari muara dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3
Morfologi Kali Putih Balai Sabo Yogyakarta, 2015
4.2.7 Hasil Perhitungan Tinggi Air Minimum H
o
Dari hasil-hasil analisis kadar air tanah, berat jenis, analisis saringan, uji geser langsung, pengukuran penampang memanjang sungai, maka akan
didapatkan variabel-variabel yang akan digunakan untuk menghitung h
o
dari Persamaan Takahashi sebagai ketinggian air minimum yang dapat memicu
terjadinya aliran debris pada titik-titik yang ditinjau. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Kedalaman air minimum penyebab terjadinya aliran debris
No Titik Sabo Jarak
m Elevasi
m θ
o
d
50
m C
ɸ
o
h
o
m 1
PU - C10 1 5757
604 6,1
0,006 0,614
38,65 0,007
2 PU - C10 2
5422 6,6
0,006 0,607
37 0,007
3 PU - C10 3
5198 7,0
0,006 0,586
36,5 0,007
4 PU - D1 1
5059 638
7,9 0,007
0,533
40,95
0,006 5
PU - D1 2 4724
8,2 0,007
0,547
41,78
0,006 6
PU - D1 3 4487
8,6 0,007
0,531
45,13
0,006 7
PU - D2 1 3827
702 9,4
0,004 0,572
36,25
0,006 8
PU - D2 2 3611
10,1 0,004
0,561
34,39
0,006 9
PU - D2 3 3378
10,9 0,004
0,558
35,84
0,006
Untuk mengetahui kedalaman air minimum penyebab terjadinya aliran debris secara menyeluruh disepanjang alur Kali Putih, maka data hasil
pengamatan laboratorium harus ditentukan rata-ratanya seperti yang terlihat pada tabel-tabel yang tersebut di atas. Nilai rata-rata yang ada dari masing-
masing parameter adalah sebagai berikut : Berat jenis tanah
Gs = 2,67
Kadar air w
= 14,15 Angka pori
e = 0,772
Konsentrasi sedimen C
= 0,564 Sudut geser tanah
ɸ = 38,50
o
Berat volume air γ
b
= 1,000 tm
3
Diemeter butiran d
50
= 0.006 m
4.3 Analisa Curah Hujan