4.2.4 Hasil Pemeriksaan Analisa Butiran
Pengujian ini untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan no. 10 tidak ada butir
yang lebih besar dari 2 mm. Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan hidrometer, sedangkan ukuran butir-butir yang tertahan saringan no.
200 0,075 mm dilakukan dengan menggunakan saringan. Berikut klasifikasi tanah hasil pengujian sampel dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Sistem klasifikasi unified
No Posisi
Kode Lempung
Lanau Pasir
Krikil 1
C10 1 3,38
3,26 74,65
18,71 2
C10 2 2,08
9,11 77,68
11,13 3
C10 3 1,37
2,33 71,19
25,12 PU - C10
Rata² C10 2,27
4,90 74,51
18,32
4 D1 1
1,49 0,70
80,42 17,39
5 D1 2
0,91 0,24
90,49 8,36
6 D1 3
1,35 1,75
78,79 18,11
PU - D1 Rata² D1
1,25 0,90
83,23 14,62
7 D2 1
0,96 5,67
83,97 9,41
8 D2 2
1,01 0,42
95,30 3,28
9 D2 3
1,24 1,71
89,40 7,65
PU - D2 Rata² D2
1,07 2,60
89,55 6,78
Hasil terpenting dari pengujian ini adalah dapat diketahuinya diameter endapan butiran yang sangat berpengaruh dalam gerakan sedimen. Hasil
akhir analisa mekanik digambarkan dengan kurva distribusi ukuran butiran di titik PU-D2 yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.1, Gambar 4.2.2, dan
Gambar 4.2.3 Analisa hasil penggabungan antara teknik ayakan dan teknik hidrometri dapat dilihat pada Lampiran 6.
Gambar 4.2.1 Kurva distribusi ukuran butiran PU-D2 titik 1
Gambar 4.2.2
Kurva distribusi ukuran butiran PU-D2 titik 2
Gambar 4.2.3 Kurva distribusi ukuran butiran PU-D2 titik 3
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.001 0.010
0.100 1.000
10.000 P
e rse
nta se
butiran ya
ng lo
lo s,
Ukuran butiran, mm
DISTRIBUSI BUTIRAN TANAH
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.001 0.010
0.100 1.000
10.000 P
e rse
nta se
butiran ya
ng lo
lo s,
Ukuran butiran, mm
DISTRIBUSI BUTIRAN TANAH
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.001 0.010
0.100 1.000
10.000 P
e rse
nta se
butiran ya
ng lo
lo s,
Ukuran butiran, mm
DISTRIBUSI BUTIRAN TANAH
4.2.5 Hasil Analisa Uji Geser Langsung
Tegangan geser dihasilkan dari perbandingan antara gaya geser dengan luasan sampel tanah, begitu pula dengan tegangan normal. Dari titik-
titik yang diplotkan pada grafik ditarik garis lurus terbaik sehingga didapatkan besarnya sudut geser intern ø berikut dengan nilai kohesi C
tanahnya. Pada pengujian ini untuk menganalisis datanya digunakan program komputer mengingat begitu banyaknya sampel yang harus diuji.
Penyajian hasil uji geser langsung ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan antara tegangan geser sebagai ordinatnya dan tegangan normal
sebagai absisnya. Hasil akhir analisa sudut geser tanah dapat dilihat pada Tabel 4.8, sedangkan data laboratorium dan proses perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Table 4.8 Hasil pemeriksaan sudut geser tanah
No Posisi
Kode c
Satuan ɸ
Satuan 1
C10 1 0,35
kgcm
2
38,65
o
2 C10 2
0,29 kgcm
2
37,00
o
3 C10 3
0,19 kgcm
2
36,50
o
PU - C10 Rata² C10
0,28 kgcm
2
37,38
o
4 D1 1
0,29 kgcm
2
40,95
o
5 D1 2
0,26 kgcm
2
41,78
o
6 D1 3
0,09 kgcm
2
45,13
o
PU - D1 Rata² D1
0,21 kgcm
2
42,62
o
7 D2 1
0,23 kgcm
2
36,25
o
8 D2 2
0,24 kgcm
2
34,39
o
9 D2 3
0,14 kgcm
2
35,84
o
PU - D2 Rata² D2
0,20 kgcm
2
35,49
o
4.2.6 Hasil Analisa Penampang Memanjang Sungai