Perpanjangan Pengertian Persepsi Analisis Kinerja Pustakawan Layanan Sirkulasi Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Ditinjau Dari Persepsi Pengguna)

32

e. Perpanjangan

Perpanjangan waktu peminjaman yang diberikan kepada pengguna tergantung kepada kebijakan masing-masing perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali, namun ada juga yang memberikan perpanjangan satu kali saja. Dalam buku Pedoman : Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 , 24, prosedur perpanjangan masa pinjam yaitu: 1. Petugas memeriksa formulir penempahan 2. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjam dan kartu buku 3. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan. Dari prosedur di atas dapat diketahui bahwa koleksi yang akan di perpanjang oleh pengguna harus melalui tahap pengecekan daftar pemesanan koleksi. Apabila koleksi yang akan diperpanjang telah dipesan oleh pengguna lain maka tidak izinkan untuk melakukan perpanjangan peminjaman koleksi. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada pengguna yang lain untuk memanfaatkan koleksi perpustaka Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi adalah pelayanan perpustakaan yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan yang diizinkan meminjam dengan menggunakan sistem tertentu. 33

2.6 Pengertian Persepsi

Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, di mana merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya baik menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama yaitu penerimaan langsung seseorang dalam mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Manusia mempunyai persepsi yang berbeda terhadap suatu kejadian. Menurut Mulyana 2002, 167 adalah “Proses internal yang memungkinkan seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku”. Sedangkan menurut Suwarno 2009, 52, “Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di lapangan penginderaan seseorang”. Pendapat lain menurut kamus besar bahasa Indonesia 1997, 759 persepsi yang berarti “tangapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan melalui panca inderanya.” Menurut Widyatun 2004, 110 bahwa persepsi adalah “tanggapan atau proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukan bagaimana kita akan melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba kerja indera disekitar kita.” Sedangkan menurut Rakhmat 2007, 51 menyatakan persepsi adalah “pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.” 34 Akibat dari persepsi yang dialami oleh individu dapat terjadi dengan berbagai macam bentuk respon, yang bergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Bila berdasarkan perasaan, pemikiran dan pengalaman yang dimiliki individu yang tidak sama, maka hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang individu terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif diibaratkan sebuah file yang tersimpan rapi di alam pikiran bawah sadar individu dan ketika ada kejadian tertentu yang akan membukanya sehingga mengakibatkan individu meresponnya. Persepsi itu sendiri merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka dinyatakan bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsangan berupa objek maupun peristiwa melalui panca indera yang selanjutnya disimpulkan, sehingga dapat mempengaruhi penilaian dan perilaku seseorang yang disampaikan melalui tanggapan atau respon. Proses terjadinya persepsi adalah suatu proses yang unik karena menggambarkan sesuatu yang terkadang berbeda dengan kenyataan. Proses tersebut menghasilkan praduga atau anggapan sesaat. Proses terjadinya persepsi dapat dimulai dari objek atau peristiwa yang menimbulkan rangsangan hingga dapat disadari dan dimengerti. Menurut Kenneth dalam Mulyana 2002, 169 “Ada tiga aktivitas dalam proses persepsi yaitu seleksi, organisasi, dan 35 interpretasi”. Sedangkan menurut Thoha 2003, 145 proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan: 1. Stimulus atau rangsangan. Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya. 2. Registrasi. Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya. Kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut. 3. Interprestasi. Interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interprestasi bergantung pada cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang. Sedangkan menurut Widyatun 1999, 111, “Proses terjadinya persepsi adalah karena objek yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera objek menjadi perhatian panca indera kemudian objek perhatian tadi dibawa ke otak hingga terjadi kesan atau respon, respon dibalikkan ke indera berupa tanggapan atau persepsi hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak”. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa proses persepsi terjadi ketika individu mendapat atau memperoleh rangsangan kemudian individu melakukan seleksi terhadap rangsangan yang diperoleh, dan objek yang menjadi perhatiannya kemudian dibawa ke otak untuk memprosesnya menjadi respon, selanjutnya melalui panca indra memberikan tanggapan atau kerja indera berdasarkan hasil pengolahan otak. 36 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian