Analisis Kinerja Pustakawan Layanan Sirkulasi Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Ditinjau Dari Persepsi Pengguna)

(1)

1

PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN LAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

SKRIPSI

ARWIN RAHMADSYAH 070709014

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(2)

2

Arwin Rahmadsyah. 2015. Persepsi Pengguna Terhadap Kinerja Layanan Sirkulasi Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Muchtar Basri No.3 Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan yang bertugas di bagian layanan sirkulasi dengan menguraikan kinerja pustakawan melalui aspek kehandalan, daya tanggap, kompetensi, kesopanan dan komunikasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan jumlah populasi 14.699 orang diperoleh ukuran sampel sebanyak 99 sampel penelitian.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna tentang aspek kehandalan kinerja pustakawan dalam akurasi baik dalam melayani ataupun memberi informasi telah mendapatkan apresiasi positif dari pengguna. Hal ini diketahui melalui kemampuan pustakawan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan, pustakawan juga memberikan solusi dengan baik apabila pengguna mendapatkan masalah dalam pencarian informasi di perpustakaan. aspek daya tanggap memperoleh apresisasi yang positif dari pengguna. Hal ini dapat diketahui melalui respon pustakawan menyiapkan bahan pustaka yang dilayankan kepada pengguna dengan baik dan kesedian, kesigapan dan penanganan pustakawan dalam dalam membantu pengguna sangat baik. aspek kompetensi, diperoleh simpulan bahwa kemampuan petugas dalam aspek kompetensi masih kurang memuaskan pengguna. Hal ini diketahui dalam kemampuan pustakawan dalam menjawab pertanyaan dari pengguna yang masih dianggap kurang oleh pengguna. aspek kesopanan, disimpulkan bahwa pustakawan sudah bersikap sabar, ramah, bersahabat, serta sikap adil tanpa membeda-bedakan status sosial pengguna sehingga membuat pengguna merasa nyaman untuk memanfaatkan layanan sirkulasi perpustakaan. aspek komunikasi, diketahui bahwa interaksi yang dilakukan pustakawan dengan pengguna sudah sangan baik. Hal ini diketahui dari pustakawan bisa diajak berkonsultasi tentang masalah yang dihadapi pengguna, pustakawan berkomunikasi dengan bahasa yang sopan, jelas dan mudah dipahami dan pustakawan komunikatif dalam memberikan pelayanan kepada pengguna.


(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Kinerja Pustakawan Layanan Sirkulasi Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Ditinjau Dari Persepsi Pengguna)”, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rangkaian kata terindah. Penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta Razali dan Ibunda tersayang Yunidar Lumongga Lubis yang telah memberikan segenap jiwa dan raga agar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk segala curahan perhatian yang tiada pernah habis. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawati Kahar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang Juga menjadi dosen pembimbing I saya yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi arahan dan bimbingan sampai skripsi ini selesai.

3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi arahan dan bimbingan sampai skripsi ini selesai.


(4)

4

5. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P selaku dosen penguji pada skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar program studi S-1 Ilmu perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan mendidik penulis selama perkuliahan.

7. Untuk uak saya Drs.H. Ibrahim Sakty Batubara, M.AP yang telah banyak membantu saya dari mulai kuliah hingga selesai.

8. Untuk Abangda Yudi Purnomo, A. Md dan abangda Suryawan, S.Sos terima kasih waktu dan tenaga serta selalu memberikan masukan kepada penulis dari masa perkuliahan hingga tahap akhir penyelesaian skripsi ini. 9. Untuk abang saya H.M. Iskandar Sakty Batubara, SE, M.SP dan

Muhammad Romadhoni, SH yang banyak memotivasi saya selama kuliah. 10.Seluruh teman-teman stambuk 2007, dan seluruh mahasiswa IMPUS.

Seluruh teman-teman kader Hmi dan kader BMPAN.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis meyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, penulis menerima kritik dan saran yang membangun lebih baik lagi untuk skripsi, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015

Penulis

Arwin Rahmadsyah 070709014


(5)

5 DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ……… ii

DAFTAR TABEL ………. iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 4

1.3 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Manfaat Penelitian ……… 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ……… 6

2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ……… 7

2.3 Sumber Daya Manusia Perpustakaan Perguruan Tinggi ……….. 8

2.4 Pengertian Kinerja …………...……… 11

2.4.1 Kinerja Pegawai ……….. 13

2.4.2 Penilaian Kinerja ………. 15

2.5 Jenis Pelayanan Perpustakaan ... 17

2.5.1 Pelayanan Sirkulasi ... 18

2.5.2 Kegiatan Pelayanan Sirkulasi ... 19

2.6 Pengertian Persepsi ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Metode Penelitian ……… 28

3.2 Lokasi Penelitian ………. 28

3.3 Populasi ……...……….. 28

3.4 Sampel ………...……… 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….. 30

3.5 Jenis dan Sumber Data ………. 31


(6)

6

3.7 Defenisi Operasional Variabel ... ……… 31

3.8 Kisi-kisi Angket ………... 32

3.9 Analisis Data ... 33

BAB IV PEMBAHASAN ... 34

4.1 Kinerja Pustakawan ... 34

4.1.1 Kehandalan Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan ... 34

4.1.2 Daya Tanggap Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan ... 38

4.1.3 Kompetensi Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan ... 42

4.1.4 Kesopanan Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan ... 45

4.1.5 Komunikasi Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

7

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 32 Tabel 4.1 Tanggapan responden tentang akurasi atau kesesuaian pelayanan

yang diberikan pustakawan dalam pelayanan sirkulasi ... 34 Tabel 4.2 Tanggapan responden tentang keakuratan pustakawan dalam

mencari informasi yang dibutuhkan pengguna ... 35 Tabel 4.3 Tanggapan responden tentang pustakawan mampu memberikan informasi tentang letak dan jenis koleksi apa saja yang

saya minta... 36 Tabel 4.4 Tanggapan responden tentang kemampuan pustakawan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan. ... 37 Tabel 4.5 Tanggapan responden tentang pustakawan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang timbul ... 37 Tabel 4.6 Tanggapan responden tentang pustakawan menyiapkan bahan pustaka untuk dilanyankan /dipergunakan oleh pengguna. ... 38 Tabel 4.7 Tanggapan responden tentang kesediaan pustakawan dalam

mencarikan buku di rak ... 39 Tabel 4.8 Tanggapan responden tentang kesigapan pustakawan dalam

melayani pengguna... 40 Tabel 4.9 Tanggapan responden tentang penanganan pustakawan

dalam memberikan solusi atas keluhan pengguna ... 40 Tabel 4.10 Tanggapan responden tentang kesediaan dan kesiapan

pustakawan untuk membantu mahasiswa dan memberikan

layanan dengan tanggap ... 41 Tabel 4.11 Tanggapan responden tentang kemampuan pustakawan

dalam menjawab pertanyaan saudara ... 42 Tabel 4.12 Tanggapan responden tentang pustakawan mempunyai

kemampuan dalam mengolah dan menyajikan Informasi


(8)

8

Tabel 4.13 Tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam

menyelesaikan peminjaman buku ... 43 Tabel 4.14 Tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam

menyelesaikan pengembalian buku... 44 Tabel 4.15 Tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam

membantu penelusuran koleksi ... 45 Tabel 4.16 Tanggapan responden tentang sikap pustakawan terhadap

saudara saat mengantri untuk mendapatkan pelayanan ... 46 Tabel 4.17 Tanggapan responden tentang kesopanan pustakawan

dalam melayani pengguna ... 46 Tabel 4.18 Tanggapan responden tentang keramahan pustakawan dalam melayani pengguna... 47 Tabel 4.19 Tanggapan responden tentang perhatian pustakawan terhadap pengguna yang membutuhkan bantuan ... 48 Tabel 4.20 Tanggapan responden tentang sikap pustakawan tanpa

membedakan golongan/status saudara saat membutuhkan

pelayanan... 48 Tabel 4.21 Tanggapan responden tentang pustakawan bisa diajak

berkonsultasi tentang masalah yang saya hadapi. ... 49 Tabel 4.22 Tanggapan responden tentang pustakawan dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sopan, jelas dan mudah dipahami ... 50 Tabel 4.23 Tanggapan responden tentang informasi yang diberikan

Pustakawan sesuai dengan yang diinginkan pengguna ... 51 Tabel 4.24 Tanggapan responden tentang pustakawan komunikatif dalam

memberikan pelayanan kepada pengguna ... 51 Tabel 4.25 Tanggapan responden tentang pustakawan dalam penyampaian informasi mudah dipahami oleh pengguna ... 52


(9)

2

Arwin Rahmadsyah. 2015. Persepsi Pengguna Terhadap Kinerja Layanan Sirkulasi Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Muchtar Basri No.3 Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan yang bertugas di bagian layanan sirkulasi dengan menguraikan kinerja pustakawan melalui aspek kehandalan, daya tanggap, kompetensi, kesopanan dan komunikasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan jumlah populasi 14.699 orang diperoleh ukuran sampel sebanyak 99 sampel penelitian.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna tentang aspek kehandalan kinerja pustakawan dalam akurasi baik dalam melayani ataupun memberi informasi telah mendapatkan apresiasi positif dari pengguna. Hal ini diketahui melalui kemampuan pustakawan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan, pustakawan juga memberikan solusi dengan baik apabila pengguna mendapatkan masalah dalam pencarian informasi di perpustakaan. aspek daya tanggap memperoleh apresisasi yang positif dari pengguna. Hal ini dapat diketahui melalui respon pustakawan menyiapkan bahan pustaka yang dilayankan kepada pengguna dengan baik dan kesedian, kesigapan dan penanganan pustakawan dalam dalam membantu pengguna sangat baik. aspek kompetensi, diperoleh simpulan bahwa kemampuan petugas dalam aspek kompetensi masih kurang memuaskan pengguna. Hal ini diketahui dalam kemampuan pustakawan dalam menjawab pertanyaan dari pengguna yang masih dianggap kurang oleh pengguna. aspek kesopanan, disimpulkan bahwa pustakawan sudah bersikap sabar, ramah, bersahabat, serta sikap adil tanpa membeda-bedakan status sosial pengguna sehingga membuat pengguna merasa nyaman untuk memanfaatkan layanan sirkulasi perpustakaan. aspek komunikasi, diketahui bahwa interaksi yang dilakukan pustakawan dengan pengguna sudah sangan baik. Hal ini diketahui dari pustakawan bisa diajak berkonsultasi tentang masalah yang dihadapi pengguna, pustakawan berkomunikasi dengan bahasa yang sopan, jelas dan mudah dipahami dan pustakawan komunikatif dalam memberikan pelayanan kepada pengguna.


(10)

9 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi. Oleh karena itu perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi seperti di jurusan, fakultas, lembaga-lembaga dan pusat-pusat di lingkungan perguruan tinggi, maupun perpustakaan di tingkat pusat perguruan tinggi tersebut termasuk ke dalam jenis perpustakaan perguruan tinggi. Bersama komponen penunjang lainnya, perpustakaan berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya.

Dilihat dari segi proses pelayanannya, perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai pusat pengumpulan, pelestarian, pengolahan, pemanfaatan dan penyebarluasan informasi. Sedangkan dari segi program kegiatannya, perpustakaan peguruan tinggi berfungsi sebagai pusat layanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sesuai dengan fungsinya, perpustakaan dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dan tepat guna sehingga dapat menarik pengguna. Pengguna di lingkungan perguruan tinggi adalah masyarakat perguruan tinggi itu sendiri, yang terdiri atas staf pengajar, mahasiswa dan peneliti serta tenaga administrasi. Selain itu perpustakaan juga harus dapat


(11)

10

dimanfaatkan oleh anggota masyarakat lain di luar perguruan tinggi tersebut yang diatur dengan suatu peraturan baku.

Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu bentuk jasa perpustakaan yang berhubungan langsung dengan pengguna dan sekaligus menjadi barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Dari kegiatan layanan ini dapat dikembangkan gambaran dan citra perpustakaan perguruan tinggi, sehingga seluruh kegiatan perpustakaan akan diarahkan dan terfokus kepada bagaimana memberikan layanan yang baik. Dengan semakin banyaknya pengguna yang memanfaatkan layanan perpustakaan, maka petugas perpustakaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Selain dengan meningkatkan kinerja dari setiap individu pustakawan, kondisi kerja, iklim yang serasi dan dinamis serta penempatan tenaga kerja pada posisi yang tepat juga dapat mempengaruhi kemampuan kinerja pustakawan itu sendiri. Kemampuan pelayanan yang baik merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh petugas perpustakaan terutama petugas pada bagian layanan sirkulasi, sehingga pada bagian layanan sirkulasi tidak boleh menempatkan sembarang petugas.

Manajemen yang baik akan menumbuhkan respon positif bagi pertumbuhan perpustakaan ke depan. Upaya perbaikan manajemen dapat maksimal jika layanan perpustakaan berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pengguna. Anggapan pengguna akan bermanfaat sebagai landasan pengembangan perpustakaan ke depan. Selain itu, anggapan pengguna juga menjadi gambaran secara utuh mengenai kinerja yang telah diberikan oleh pegawai perpustakaan,


(12)

11

sehingga dalam memanajemen kinerja dapat tepat guna dan dapat dikembangkan lebih lanjut.

Untuk mengetahui penilaian kinerja dari petugas perpustakaan, maka salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan melihat persepsi pengguna yang merupakan sasaran utama pekerjaan. Persepsi pengguna tentang kinerja pustakawan dapat dilihat dari aspek kehandalan, daya tanggap, kompetensi, kesopanan, komunikasi, serta keamanan.

Kegiatan pelayanan sirkulasi di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) terdiri dari pendaftaran anggota, peminjaman, pengembalian, pemungutan denda, selving dan layanan bebas pustaka.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh beberapa permasalahan, permasalahan tersebut antara lain: pustakawan masih kurang aktif dalam membantu dan memberikan informasi kepada pengguna, terutama dalam hal pencarian koleksi serta kemampuan pustakawan dalam menjelaskan informasi koleksi yang tersedia. Selain itu, beberapa penataan koleksi yang belum sepenuhnya tepat menyebabkan sebagian pengguna merasa kebingungan untuk mencari bahan pustaka yang diinginkan.

Perpustakaan UMSU memiliki koleksi buku berjumlah 10.936 judul dengan 23.734 eksemplar, koleksi referensi berjumlah 1.147 judul dengan 2.589 eksemplar, dan koleksi skripsi berjumlah 2,401 judul. Sedangkan jumlah pengunjung pada tahun 2013 berjumlah 89.802 orang. Sumber daya Manusia yang dimiliki Perpustakaan UMSU berjumlah 11 orang dengan pustakawan berjumlah 2 orang. (Laporan Perpustakaan UMSU, 2013)


(13)

12

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul “Persepsi Pengguna Kinerja Terhadap Pustakawan Layanan Sirkulasi pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Persepsi Pengguna terhadap kinerja pustakawan layanan sirkulasi pada perpustakaan universitas muhammadiyah sumatera utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap kinerja pegawai layanan sirkulasi pada Perpustakaan UMSU dalam memberikan pelayanan perpustakaan kepada pengguna.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan bahan masukan kepada Perpustakaan UMSU dalam

meningkatkan manajemen sumber daya manusia dan memberikan pertimbangan kontekstual dan konseptual dalam merumuskan pola pelayanan perpustakaan berkaitan dengan kinerja pegawai perpustakaan


(14)

13

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan dengan aspek yang berbeda, atau dengan menggunakan metode penelitian lain yang lebih baik.

3. Bagi penulis adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya memperhatikan kinerja pegawai perpustakaan terutama dalam memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memudahkan penelitian ini dan sebagai pedoman penulisan, maka penulis memberikan batasan lingkup penelitian. Adapun yang menjadi lingkup penelitian ini adalah kinerja pustakawan layanan sirkulasi yang meliputi aspek: kehandalan, daya tanggap, kompetensi, kesopanan dan komunikasi.


(15)

14 BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi lebih banyak mengubah arti suatu perpustakaan sebagai konsekuensi adanya perkembangan metode belajar dan mengajar. Perpustakaan tidak hanya bertugas mengumpulkan, menyimpan dan meminjamkan bahan-bahan pustaka, tetapi lebih banyak memberikan pelayanan serta fasilitas yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis dari sekian banyak jenis perpustakaan yang telah dikategorikan.

Perpustakaan perguruan tinggi secara umum dan standar tercantum dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 3) dinyatakan bahwa “perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama unsur penunjang lainnya berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya”.

Pendapat lain mengenai pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 51) bahwa “a library or library system established, administered, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its students, faculty and staff”. Pendapat di atas menyatakan bahwa perpustakaan perguran tinggi adalah suatu perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan


(16)

15

dan didanai oleh sebuah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.

Berdasarkan pendapat di atas dinyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang dibangun dan di danai oleh sebuah perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya demi tercapainya visi misi perguruan tinggi.

2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum tujuan setiap perpustakaan adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi, sedangkan tujuan khusus setiap perpustakaan adalah sesuai dengan jenis dan masyarakat yang dilayani.

Menurut Hasugian (2009, 80) “tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan tri dharma perguruan tinggi”.

Sedangkan dalam buku Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 32) dinyatakan bahwa sebagai unsur penunjang perguruan tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut :

1. Mengadakan buku, dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi.

2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia.


(17)

16

3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah yang dihasilkan oleh sivitas akademika.

4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka 5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani

kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu memberikan pelatihan pengguna pustaka.

6. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.

Dari pendapat di atas dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi untuk memberikan layanan informasi berupa buku, jurnal dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat perguruan tinggi untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.3 Sumber Daya Manusia Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan menjadi sebuah lembaga yang teramat penting dalam proses penelusuran ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan. Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap fungsi-fungsi pelayanan dan fungsi-fungsi administrasi dalam sebuah lembaga informasi khususnya perpustakaan. Menurut Nawawi (1997, 42) sumber daya manusia pada perpustakaan adalah

“Mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi potensi fisik dan psikis dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan perpustakaan, dalam ini pemanfaatan optimalisasi sumber daya harus berjalan dengan baik di perpustakaan Perguruan Tinggi.”

Pendapat tersebut di atas mengharuskan adanya peningkatan kualitas pegawai bagi perpustakaan, sebagaimana prinsip yang dikemukakan oleh Zen (2006) menyatakan bahwa “pustakawan selain sebagai pendidik juga harus berpendidikan.” Demikian pula yang tersurat dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, bahwa “pustakawan adalah seseorang yang


(18)

17

memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.” Hal ini menjadi tanda bahwa diperlukan pendidikan yang memadai di bidang perpustakaan agar dapat menjadi seorang pustakawan, di mana tidak semua orang dapat melaksanakan tugas di perpustakaan jika tanpa dibekali ilmu-ilmu tentang perpustakaan.

Berkaitan dengan masalah SDM perpustakaan, Undang-undang No.43 tahun 2007 mengatur tentang tenaga perpustakaan sebagaimana disebutkan dalam Bab VIII pasal 29 ayat 1-5 sebagai berikut:

1) Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

2) Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan.

3) Tugas tenaga teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dirangkap oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

4) Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

5) Ketentuan mengenai tugas, tanggung jawab, pengangkatan, pembinaan, promosi, pemindahan tugas, dan pemberhentian tenaga perpustakaan yang berstatus nonpegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh penyelenggara perpustakaan yang bersangkutan.

Selanjutnya Pasal 32 UU No.43 tahun 2007 menyebutkan bahwa tenaga perpustakaan berkewajiban:

a. memberikan layanan prima terhadap pemustaka; b. menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif; dan

c. memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Dari sudut pandang manajemen, pegawai (SDM) yang bertugas di perpustakaan menjadi salah satu penentu keberhasilan perpustakaan. Menurut


(19)

18

Hartanto dalam Burhanudin (2010) bahwa “mentalitas dan wawasan keilmuan sumber daya manusia perpustakaan menjadi salah satu daya dukung dalam mewujudkan pelayanan yang optimal.” Oleh karena itu, pegawai perpustakaan harus mempunyai keahlian di bidang perpustakaan, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan atau bimbingan khusus (Tyasdjaja, 1999). Sedangkan menurut Gomes (2002), “kompetensi adalah pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan karakter utama yang mendasari manusia untuk menghasilkan prestasi dan kinerja yang baik.” Sehingga selain mentalitas dan wawasan keilmuan perpustakaan, pegawai juga harus memiliki karakteristik tertentu yang cukup berkompeten.

Dengan pegawai yang berkualitas sangat memungkinkan perpustakaan memberikan pelayanan baik dan memuaskan bagi para pemustakanya. Dengan kata lain perpustakaan yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu ciri perpustakaan yang baik. Dalam konteks kepustakawanan, pegawai menjadi titik fokus perhatian di mana pengukuran kinerjanya akan dapat terlihat dari berbagai sudut pandang. Pengukuran dapat dilakukan oleh internal perpustakaan dan bisa juga dilakukan dari pihak luar, termasuk dari pengguna.


(20)

19 2.4 Pengertian Kinerja

Pengertian kinerja sendiri tidak dapat dipisahkan dari apa yang telah terjadi dalam kegiatan kerja, baik dalam kantor maupun di luar kantor. Kinerja mengandung makna tingkat pencapaian dari suatu tujuan, pencapaian tujuan merupakan suatu syarat untuk menghasilkan kinerja yang telah ditentukan baik secara kualitas maupun kuantitas pencapaian dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki. Rivai (2005, 14) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang selama priode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standart hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Selain itu Prawiro dalam Tika (2006, 121) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”

Sedangkan Mangkunegara (2006, 9) menyatakan bahwa, “Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja yang kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Para pakar sendiri banyak yang berbeda pendapat dalam memberikan pengertian kinerja. Hal tersebut terjadi karena terdapat perbedaan latar belakang dan pandangan dari masing-masing pakar tentang kata kinerja sendiri. Bahkan dari segi terminologi sendiri banyak istilah yang selalu digunakan selain dari


(21)

20

kinerja tersebut misalnya unjuk kerja, hasil kerja dan karya maupun prestasi kerja. Terlepas dari perbedaan tersebut, istilah kinerja dalam bahasa Inggris disebut sebagai performance. Menurut Prawirosentono (1999, 1) performance mempunyai arti sebagai berikut:

1) Melakukan, menjalankan, melaksanakan 2) Memenuhi atau menjalankan kewajiban

3) Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab 4) Melakukan suatu kegiatan dalam permainan

5) Melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mendapatkan hasil yang diharapka

Kinerja supaya menjadi terarah dan produktif tentu harus dikendalikan. Untuk mengendalikan kinerja karyawan, Peter M. Drucker sebagaimana dikutip oleh Dindin Wachyudin (2002, 56) mengemukakan bahwa bekerja mempunyai lima dimensi.

1) Dimensi fisiologis.

Manusia akan bekerja dengan baik bila bekerja dalam berbagai konfigurasi operasional, yakni bekerja dengan berbagai ragam tugas dan ritme kecepatan yang disesuaikan dengan keadaan fisiknya.

2) Dimensi psikologis.

Dalam hubungan ini bekerja merupakan ungkapan kepribadian. Seseorang yang memperoleh kepuasan dari pekerjaannya akan menampilkan kinerja yang lebih baik dari pada mereka yang tidak menyenangi pekerjannya.

3) Dimensi sosial.

Bekerja dapat dipandang sebagai suatu ungkapan hubungan sosial diantara sesama karyawan. Situasi yang menyebabkan perpecahan diantara sesama karyawan dapat menurunkan kinerja karyawan baik secara individu maupun secara kelompok.

4) Dimensi ekonomi.

Bekerja adalah kehidupan bagi karyawan. Imbalan jasa yang tidak sepadan dapat menghambat atau memacu karyawan untuk berprestasi tergantung bagaimana karyawan menanggapi permasalahan itu.

5) Dimensi keseimbangan.

Dalam hubungan ini keseimbangan antara apa yang diperoleh dari pekerjaan dengan kebutuhan hidup akan memacu seseorang untuk berusaha lebih giat guna mencapai keseimbangan atau sebaliknya. Dimensi ini disebut juga sebagai dimensi kekuasaan pekerjaan karena


(22)

21

ketidakseimbangan dapat menimbulkan konflik yang dapat menurunkan kinerja.

Dari beberapa uraian di atas dinyatakan bahwa kinerja adalah kemampuan, keterampilan, motivasi akan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas kinerja pegawai apabila disertai dengan upaya yang dilakukan untuk mewujudkannya dan hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang yang berada didalam suatu organisasi dalam melaksanakan tugasnya.

2.4.1 Kinerja Pustakawan

Pustakawan adalah orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan Menurut Rachman dan Zen (2006, 19-20) pustakawan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Pustakawan ahli adalah mereka yang memiliki kualifikasi ahli dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan minimal sarjana atau berpengalaman lama mengelola perpustakaan secara professional. 2. Pustakawan terampil adalah yang menguasai teori-teori perpustakaan

dan terampil memanfaatkannya dalam melaksanakan tugas-tugas rutin perpustakaan seperti pengadaan, pengolahan dan pelayanan.

3. Pustawan penunjang adalah pustakawan yang banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan administratif atau pekerjaan yang sifatnya umum dan tidak terkait dengan ilmu perpustakaan dan informasi

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa “pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperolehnya melalui pendidikan dan atau/pelatihan


(23)

22

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Dalam kode etik IPI dan UU tersebut tidak dicantumkan pendidikan minimal untuk menjadi seorang pustakawan, namun dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi (2004, 166) yang dimaksud dengan pustakawan adalah:

“orang yang bertugas di perpustakaan, memilih, mengolah, meminjamkan, merawat pustaka, menjaga dan mengawasi perpustakaan, serta melayani pengguna. Untuk pustakawan perguruan tinggi paling rendah lulusan sarjana, dengan bidang pendidikan Strata 1 (S1) dalam bidang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi (Pusdokinfo), atau S1 bidang lain yang memiliki kompetensi dalam pengelolaan perpustakaan, dengan melaksanakan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan.”

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 dalam pasal 32 juga menyebutkan bahwa tenaga perpustakaan berkewajiban :

1) Memberikan layanan prima terhadap pemustaka, 2) Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif; dan

3) Memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Pustakawan perlu memiliki kemampuan lain untuk meningkatkan kinerjanya, seperti dikemukakan Prabowo Tjitropranoto (1995 , 1) antara lain :

1. Memiliki kemampuan berkomunikasi sehinga dapat dengan mudah mengidentifikasi keperluan pengguna informasi,

2. Dapat berbahasa asing, terutama bahasa Inggris sehingga mempermudah hubungan internasional,

3. Memiliki kemampuan mengembangkan teknik dan prosedur kerja dalam bidangnya, dan

4. Mampu melaksanakan penelitian di bidang perpustakaan untuk menentukan inovasi baru sebagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan kajian, analisis atau penelitian ilmiah.


(24)

23

Pustakawan perlu memiliki sikap yang baik dalam melayani pengguna untuk meningkatkan kinerjanya, Menurut Walgito (2002, 111) sikap memiliki tiga komponen dasar yaitu komponen kognitif (beliefs), komponen afektif (feelings), dan komponen konatif (behavior tendencies).

Rahayuningsih (2007, 86), menyatakan bahwa karakteristik pustakawan yang berkualitas dalam melayani pengguna adalah sebagai berikut :

a. Kesopanan dan keramahan pustakawan dalam pemberian layanan, terutama bagi pustakawan yang langsung berinteraksi dengan pemustaka b. Bertanggung jawab dalam melayani pemustaka.

c. Empati, wajar, dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pemustaka.

d. Profesional. Profesionalisme pustakawan di bagian layanan tercermin

2.4.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja memberikan kesempatan kepada pimpinan dan orang yang dinilai untuk secara bersama membahas perilaku kerja dari yang dinilai. Pada umumnya setiap orang menginginkan dan mengharapkan umpan balik mengenai kinerjanya. Penilaian juga memungkinkan penilai dan yang dinilai untuk secara bersama-sama menemukan dan membahas kekurangan-kekurangan yang terjadi dan mengambil langkah perbaikannya. Penilaian kinerja juga dapat menciptakan, memelihara suatu iklim dan suasana yang baik di organisasi. Menurut Robbins (2001, 56) menyatakan bahwa, “ yang dapat melakukan penilaian adalah 1) atasan langsung, 2) rekan kerja, 3) evaluasi diri, 4) bawahan langsung, dan 5) pendekatan menyeluruh : evaluasi 360 derajat”

Menurut Rivai (2005, 66) menyatakan bahwa :

Penilaian kinerja adalah suatu proses untuk penetapan pemahaman bersama tentang apa yan akan dicapai, dan suatu pendekatan untuk mengelola dan megembangkan orang dengan cara peningkatan dimana


(25)

24

peningkatan tersebut itu akan dapat dicapai di dalam waktu yang singkat ataupun lama.

Sedangkan Suwondo (2011, 20), ada lima sumber penilaian kinerja, yaitu: a. Penilaian atas diri sendiri

Proses dimana para individu mengevaluasi kinerja pustakawan mereka sendiri, menggunakan pendekatan yang terstruktur sebagai dasar bagi pembicaraan dengan para manajer mereka dalam pertemuan-pertemuan evaluasi.

b. Penilaian oleh bawahan

Penilaian oleh bawahan menyediakan kemungkinan bagi bawahan untuk menilai atau berkomentar tentang aspek tertentu dari kinerja pustakawan manajernya.

c. Penilaian oleh rekan sejawat

Penilaian ini merupakan evaluasi yag dibuat sesama anggota tim atau kolega yang berada dalam jaring kerja yang sama.

d. Penilaian oleh multi assement

Keuntungan dari mendapatkan sudut pandang yang berbeda dalam evaluasi kinerja pustakawan, terutama dari para manajer, telah menimbulkan perhatian yang lebih besar kepada penilaian yang dapat menambahkan nilaii kepada evaluasi/bawahan yang tradisionil.

e. Umpan balik dan konseling dalam penilaian kinerja pustakawan. Menurut Parasuraman, Zeithaml & Berry dalam Journal of Marketing dalam Sudarmanto (2009, 14) mengemukakan ukuran kinerja sebagai berikut:

1. Kehandalan, yakni mencakup konsistensi kinerja dan kehandalan dalam pelayanan; akurat, benar dan tepat.

2. Daya tanggap, yaitu keinginan dan kesiapan dalam menyediakan pelayanan dengan tepat waktu.

3. Kompetensi, yaitu keahlian dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan.

4. Kesopanan, yaitu mencakup kesopansantunan, rasa hormat, perhatian dan bersahabat dengan pengguna layanan.

5. Komunikasi, yaitu kemampuan menjelaskan dan menginformasikan pelayanan kepada pengguna layanan dengan baik dan dapat dipahami dengan mudah.


(26)

25

Dari penyataan di atas dapat dinyatakan bahwa penilaian Kinerja adalah suatu proses untuk penetapan pemahaman bersama tentang apa yan g akan dicapai dan suatu pendekatan yang dilihat dari sumber penilaian atas diri sendiri, bawahan, rekan sejawat, multi assesment dan umpan balik serta ukuran kinerja dilihat dari kehandalan, daya tanggap, kompetensi, kesopanan dan komunikasi.

2.5 Jenis Pelayanan Perpustakaan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunanya, perpustakaan memiliki beberapa jenis pelayanan. Diantaranya pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, pelayanan audiovisual, pelayanan terbitan berseri dan pelayanan bimbingan pengguna. Menurut Rahayuningsih (2007: 87) jenis - jenis layanan pengguna dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Layanan locker 2. Layanan sirkulasi 3. Layanan referensi

4. Layanan penelusuran informasi 5. Layanan informasi koleksi terbaru

6. Layanan koleksi, terbagi atas: (a) Layanan koleksi umum/sirkulasi, (b) Layanan koleksi cadangan, (c) Layanan terbitaan berkala, (d) Layanan koleksi digital, (e) Layanan koleksi referensi, (f) Layanan koleksi khusus, (g) Layanan koleksi tugas akhir.

7. Layanan ruang baca 8. Layanan foto copy

9. Layanan workstation dan multimedia

10.Layanan lain - lain, termasuk: pengawasan keluar masuknya koleksi, penataan koleksi, layanan informasi perpustakaan, pendidikan pengguna, sosialisasi peraturan.

Dari uraian di atas dinyatakan bahwa jenis pelayanan pengguna perpustakaan dapat dikelompokkan yaitu layanan locker, layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan informasi baik penelusuran dan koleksi terbaru,


(27)

26

layanan koleksi, layanan ruang baca dan multimedia, layanan fotocopy dan lainnya.

2.5.1 Pelayanan Sirkulasi

Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu pelayanan yang terdapat di perpustakaan. Menurut Rahayuningsih (2007, 95) “pelayanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi”. Sedangkan menurut Yusuf (1996, 142) “pelayanan sirkulasi adalah peredaran atau keluar masuknya bahan pustaka. Untuk kelancaran pelayanan maka digunakan sistem tertentu agar ada tanggung jawab pengguna terhadap jasa layanan perpustakaan”. Definisi lain mengenai layanan sirkulasi dalam Buku Panduan Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992, 86) adalah, ”kegiatan peminjaman bahan pustaka kepada annggota yang sudah diijinkan meminjam.

Selain pendapat di atas Lasa (2005, 213) juga menyatakan bahwa pelayanan sirkulasi bertujuan untuk:

1. Agar para pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.

2. Agar mudah diketahui identitas peminjaman buku yang dipinjam dan waktu pengembalian.

3. Untuk menjamin pengembalian pinjaman dalam waktu yang ditentukan.

4. Untuk memperoleh data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan.


(28)

27

Untuk mencapai tujuan layanan sirkulasi tersebut, menurut Sulistyo - Basuki (1993, 257 - 259) ada beberapa tugas yang harus dilakukan bagian sirkulasi adalah sebagai berikut:

1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan.

2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustakaan.

3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman.

4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan.

5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya.

6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak.

7. Bertanggungjawab atas segala berkas peminjaman. 8. Membuat statistika peminjaman.

9. Peminjam antar perpustakaan.

10.Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.

11.Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pelayanan sirkulasi bertujuan untuk menciptakan pemanfaatan bahan pustaka secara optimal serta bertugas untuk melakukan pengawasan kepada pengguna baik dalam peminjaman maupun pengembalian. Pengawasan dilakukan untuk mengontrol pemanfaatan bahan pustaka agar tidak terjadi pelanggaran.

2.5.2 Kegiatan Pelayanan Sirkulasi

Seluruh kegiatan pada pelayanan sirkulasi saling berkaitan, sehingga layanan sirkulasi disusun dan terkoordinasi sesuai dengan tugas pada setiap bagian. Menurut Lasa (2004, 18), “kegiatan dalam sirkulasi meliputi: keanggotaan, pinjaman koleksi, pengembalian koleksi, penagihan, sanksi, surat


(29)

28

keterangan bebas pinjam, dan statistik”. Kegiatan tersebut akan diuraikan pada uraian berikut:

a. Keanggotaan

Salah satu tugas bagian sirkulasi adalah menerima pendaftaran anggota perpustakaan dan melayani perpanjangan keanggotaan. Keanggotaan merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah menjadi anggota perpustakaan. Mengenai syarat dan jenis keanggotaan berbeda-beda tergantung kepada kebijakan perpustakaan. Syarat keanggotaan pada perpustakaan yang sudah terotomasi tentu saja berbeda dengan perpustakaan yang masih tradisional. Menurut Sutarno (2003, 98), pendaftaran anggota berguna untuk:

1. Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain, yang memungkinkan ingin mempergunakan dengan baik.

2. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya. 3. Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah buku

yang dipinjam oleh para pembaca.

4. Mengetahui golongan peminjaman untuk mengetahui pula kebutuhan mereka, selera yang sesuai dapat dipergunakan sebagai data perbandingan dengan perpustakaan lain, kemudian meningkatkannya. Jenis keanggotaan menurut Rahayuningsih (2007, 96) meliputi:

“keanggotaan intern dan ekstern. Anggota intern yaitu anggota yang terdiri dari orang yang berkaitan langsung dengan lembaganya, sedangkan anggota ekstern yaitu anggota yang terdiri dari orang yang tidak berkaitan langsung dengan lembaganya”.

Tujuan dari kegiatan keanggotaan ini adalah “untuk mengetahui identitas anggota, alamat, dan golongan, sedangkan secara psikologis bertujuan agar anggota merasa memiliki perpustakaan dan tidak menyalah gunakan perpustakan tersebut (Mudhoffir, 1992 , 69)”.


(30)

29

Dengan demikian calon pengguna perpustakaan dapat menggunakan hak dan memenuhi kewajibannya sebagai anggota perpustakaan, sehingga kebutuhan akan informasi yang dibutuhkannya dapat dipenuhi.

b. Peminjaman

Kegiatan peminjaman adalah suatu proses pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dengan pengguna pada saat pengguna meminjam koleksi. Kegiatan peminjaman ini menjadi salah satu kegiatan utama dalam pelayanan sirkulasi. Menurut Syihabuddin-Qalyubi (2007, 224) kegiatan dalam proses peminjaman “perlu dilakukan pencatatan agar koleksi yang dipinjam mudah diidentifikasi, tempat koleksi mudah dikontrol, pengguna koleksi mudah diketahui dan batas waktu pengembalian mudah diprediksi”.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman dinyatakan (2004, 74), Bahwa prosedur peminjaman bahan pustaka adalah sebagai berikut.

1. Pengguna menunjukan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan. 2. Petugas memeriksa tanda pengenal pengguna.

3. Pada perpustakaan yang menganut sistem tetutup, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut:

a. pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi,

b. petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir.

4. Pada perpustakaan yang menganut sistem terbuka, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut:

a. pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang telah dipilihnya, b. petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu

buku yang tersimpan pada katalog buku,

5. petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal kembali,

6. petugas mencatat kode bahan perpustakaan dan tanggal kembali. 7. Pengguna membubuhkan tanda tangan pada kartu bahan perpustakaan. 8. Petugas menyerahkan bahan perpustakaan tersebut pada pengguna. 9. Petugas menyusun kartu pada kotak sebagai berikut:


(31)

30

a. menurut tanggal kembali bahan perpustakaan, kemudian

b. setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun menurut urutan kode bahan perpustakaan.

10.Petugas menyusun kartu peminjaman dalam kotak kartu pinjaman menurut nama pengguna, kemudian menurut urutan nomor tanda pengenal.

c. Pengembalian

Buku yang dipinjam pengguna harus dikembalikan ke perpustakaan harus tepat pada waktunya, agar pengguna yang lain dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut. Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman dinyatakan bahwa (2004, 81), kegiatan yang dilakukan proses pengembalian bahan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa keutuhan buku dan tanggal kembali pada lembar tanggal kembali setelah pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang akan dikembalikan.

2. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali.

3. Mengambil kartu pinjaman dari kotak kartu pinjaman berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku.

4. Membubuhkan stempel tanda “kembali” pada kartu buku, lembar tanggal kembali, dan kartu pinjaman.

5. Mengembalikan kartu buku pada kantong buku.

6. Mengembalikan kartu pinjam kedalam kotak kartu buku.

7. Mengelompokkan buku menurut kode bukunya untuk dikembalikan ke rak.

8. Memilih buku:

a. yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada suatu tempat untuk dikirim ke unit perawatan,

b. yang rusak tidak dapat diperbaiki diletakkan pada tempat lain untuk disiangi.


(32)

31 d. Penagihan

Penagihan koleksi dilakukan apabila pengguna yang telat dan habis masa peminjaman yang telah ditentukan. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman dinyatakan bahwa (2004 , 83), kegiatan penagihan berlangsung dalam proses sebagai berikut.

1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan; pekerjaan ini harus dilakukan setiap hari.

2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua; lembar pertama dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal.

3. Bila bahan pustaka dikembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan proses pengembalian.

Sedangkan dengan pendapat Sutarno (2003 , 104) bila sudah beberapa kali dikirim surat peneguran tidak juga berhasil buku diperoleh kembali, perpustakaan masih dapat menjalankan tindakan sebagai berikut:

1. Buku diambil dari rumah peminjam dengan biaya pengembalian dibebankan kepada peminjam. Cara ini kebanyakan dikerjakan oleh perpustakaan umum.

2. Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang tertentu. 3. Khusus di perpustakaan perguruan tinggi sanksi dapat berupa tindakan

akademis, misalnya: tidak diberitahu nilai kuliah, tidak diserahkan ijazah si mahasiswa yang belum dikembalikan semua buku (bebas dari peminjaman).

Cara pengembalian ini hanya dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan Administrasi Pendidikan, sehingga memerlukan izin dari Dekan atau pun Rektor. Sehingga dengan cara ini koleksi perpustakaan dapat tersedia dan dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan yang lain.


(33)

32 e. Perpanjangan

Perpanjangan waktu peminjaman yang diberikan kepada pengguna tergantung kepada kebijakan masing-masing perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali, namun ada juga yang memberikan perpanjangan satu kali saja. Dalam buku Pedoman : Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 , 24), prosedur perpanjangan masa pinjam yaitu:

1. Petugas memeriksa formulir penempahan

2. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjam dan kartu buku

3. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan.

Dari prosedur di atas dapat diketahui bahwa koleksi yang akan di perpanjang oleh pengguna harus melalui tahap pengecekan daftar pemesanan koleksi. Apabila koleksi yang akan diperpanjang telah dipesan oleh pengguna lain maka tidak izinkan untuk melakukan perpanjangan peminjaman koleksi. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada pengguna yang lain untuk memanfaatkan koleksi perpustaka

Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi adalah pelayanan perpustakaan yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan yang diizinkan meminjam dengan menggunakan sistem tertentu.


(34)

33 2.6 Pengertian Persepsi

Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, di mana merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya baik menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama yaitu penerimaan langsung seseorang dalam mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Manusia mempunyai persepsi yang berbeda terhadap suatu kejadian. Menurut Mulyana (2002, 167) adalah “Proses internal yang memungkinkan seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku”. Sedangkan menurut Suwarno (2009, 52), “Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di lapangan penginderaan seseorang”.

Pendapat lain menurut kamus besar bahasa Indonesia (1997, 759) persepsi yang berarti “tangapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan melalui panca inderanya.” Menurut Widyatun (2004, 110) bahwa persepsi adalah “tanggapan atau proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukan bagaimana kita akan melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba (kerja indera) disekitar kita.” Sedangkan menurut Rakhmat (2007, 51) menyatakan persepsi adalah “pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.”


(35)

34

Akibat dari persepsi yang dialami oleh individu dapat terjadi dengan berbagai macam bentuk respon, yang bergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Bila berdasarkan perasaan, pemikiran dan pengalaman yang dimiliki individu yang tidak sama, maka hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang individu terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif diibaratkan sebuah file yang tersimpan rapi di alam pikiran bawah sadar individu dan ketika ada kejadian tertentu yang akan membukanya sehingga mengakibatkan individu meresponnya. Persepsi itu sendiri merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka dinyatakan bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsangan berupa objek maupun peristiwa melalui panca indera yang selanjutnya disimpulkan, sehingga dapat mempengaruhi penilaian dan perilaku seseorang yang disampaikan melalui tanggapan atau respon.

Proses terjadinya persepsi adalah suatu proses yang unik karena menggambarkan sesuatu yang terkadang berbeda dengan kenyataan. Proses tersebut menghasilkan praduga atau anggapan sesaat. Proses terjadinya persepsi dapat dimulai dari objek atau peristiwa yang menimbulkan rangsangan hingga dapat disadari dan dimengerti. Menurut Kenneth dalam Mulyana (2002, 169) “Ada tiga aktivitas dalam proses persepsi yaitu seleksi, organisasi, dan


(36)

35

interpretasi”. Sedangkan menurut Thoha (2003, 145) proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan:

1. Stimulus atau rangsangan. Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

2. Registrasi. Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syaraf seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya. Kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut.

3. Interprestasi. Interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interprestasi bergantung pada cara pendalamannya, motivasi dan kepribadian seseorang.

Sedangkan menurut Widyatun (1999, 111),

“Proses terjadinya persepsi adalah karena objek yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indera objek menjadi perhatian panca indera kemudian objek perhatian tadi dibawa ke otak hingga terjadi kesan atau respon, respon dibalikkan ke indera berupa tanggapan atau persepsi hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa proses persepsi terjadi ketika individu mendapat atau memperoleh rangsangan kemudian individu melakukan seleksi terhadap rangsangan yang diperoleh, dan objek yang menjadi perhatiannya kemudian dibawa ke otak untuk memprosesnya menjadi respon, selanjutnya melalui panca indra memberikan tanggapan atau kerja indera berdasarkan hasil pengolahan otak.


(37)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan untuk menganalisa data salah satunya adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2009, 234) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya untuk menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.” Sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif yang berarti mendeskripsikan obyek penelitian berdasarkan fakta yang nyata apa adanya tanpa melihat hubungan dan membandingkannya dengan variabel lain.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Muchtar Basri No.3 Medan.

3.3 Populasi

Populasi merupakan objek atau sumber yang digunakan dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2013, 117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai


(38)

37

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UMSU yang terdaftar sebagai anggota aktif perpustakaan yang berjumlah 14.699 orang.

3.4 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subjek atau objek penelitian. Menurut Sugiyono (2013, 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Mengingat jumlah populasi penelitian yang besar, maka penulis membatasi populasi untuk dijadikan sampel. Untuk menghitung ukuran banyaknya sampel penelitian, peneliti menggunakan rumus Slovin, yaitu:

2

1 Ne

N n

+ = Keterangan:

n = ukuran sampel N = populasi


(39)

38

sesuai dengan rumus Slovin, maka diperoleh sampel penelitian adalah :

n = 2

) 1 . 0 ( 699 . 14 1 699 . 14 +

n =

) 01 , 0 ( 699 . 14 1 699 . 14 +

n =

99 . 146 1 699 . 14 +

n =

700 . 14 699 . 14

n = 99 orang

Dengan demikian maka dari jumlah populasi 14.699 orang diperoleh ukuran sampel sebanyak 99 sampel penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah : 1. Angket, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar

pernyataan untuk diisi oleh responden sebagai pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

2. Studi Kepustakaan, yaitu suatu metode yang dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data melalui bahan pustaka atau literatur baik berupa buku, jurnal, majalah, laporan tahunan, internet atau dokumen dokumen lain yang berhubungan dengan masalah peneliti.


(40)

39 3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui pengisian angket yang dijadikan sebagai instrumen penelitian

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber dari buku, jurnal, majalah serta dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Hasan (2002, 76) “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran, dalam hal ini alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian”. Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah angket.

3.7 Defenisi Operasional Variabel

Analisi kinerja pustakawan adalah tanggapan atau respon yang diperoleh pengguna akibat dari kemampuan pegawai baik perilaku atau sikap dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehingga pustakawan menjamin tindakan dan keputusannya sesuai dengan harapan pengguna. Maka yang menjadi pengukur kualitas atau mutu kemampuan pustakawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terdapat pada 5 (lima) indikator penilaian kinerja yaitu kehandalan, daya tanggap kompetensi, kesopanan dan komunikasi dengan penjelasan sebagai berikut:


(41)

40

1. Kehandalan, yakni mencakup konsistensi kinerja dan kehandalan dalam pelayanan; akurat, benar dan tepat.

2. Daya tanggap, yaitu keinginan dan kesiapan dalam menyediakan pelayanan dengan tepat waktu.

3. Kompetensi, yaitu keahlian dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan.

4. Kesopanan, yaitu mencakup kesopan santunan, rasa hormat, perhatian dan bersahabat dengan pengguna layanan.

5. Komunikasi, yaitu kemampuan menjelaskan dan menginformasikan pelayanan kepada pengguna layanan dengan baik dan dapat dipahami dengan mudah.

3.8 Kisi-kisi Angket

Berpedoman pada kajian teoritis yang telah diuraikan, maka dapat dibentuk kisi-kisi angket. Untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap kinerja pegawai layanan sirkulasi pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), maka ditentukan indikator dari variabel tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket

Variabel Indikator No.

Kuesioner

Jumlah Item

Kinerja Pustakawan

1. Kehandalan Pustakawan Dalam

Memberikan Pelayanan 1,2,3,4,5 5

2. Daya Tanggap Pustakawan Dalam

Memberikan Pelayanan 6,7,8,9,10 5

3. Kompetensi Pustakawan Dalam

Memberikan Pelayanan 11,12,13,14,15 5 4. Kesopanan Pustakawan Dalam

Memberikan Pelayanan 16,17,18,19,20 5 5. Komunikasi Pustakawan Dalam


(42)

41 3.8 Analisis Data

Analisis data pada peneliian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, di mana data yang diperoleh akan ditabulasikan dengan menyusun ke dalam bentuk tabel kemudian dihitung presentasenya dan diinterpretasikan. Menurut Arikunto (2009: 421) untuk menghitung presentase jawaban yang diberikan responden, digunakan rumus presentase:

% 100 x n

f P =

Keterangan: P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden

Untuk menginterpretasikan besarnya presentase yang didapat dari tabulasi data, penulis menggunakan metode Supardi (1979: 20) dengan rincian sebagai berikut :

1-25% : Sebagian Kecil 26-49% : Hampir setengah 50% : Setengah

51-75% : Sebagian besar 76-99% : Pada Umumnya 100% : Seluruhnya


(43)

42 BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan yang datanya diperoleh dari penyebaran angket kepada responden penelitian di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Muchtar Basri No.3 Medan.

4.1 Kinerja Pustakawan

Pengukuran kualitas atau mutu kemampuan pustakawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terdapat pada 5 (lima) indikator penilaian kinerja yaitu kehandalan, daya tanggap, kompetensi, kesopanan dan komunikasi.

4.1.1Kehandalan Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan

Tanggapan responden terhadap indikator kehandalan pustakawan dalam memberikan pelayanan dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Tanggapan responden tentang akurasi atau kesesuaian pelayanan yang diberikan pustakawan dalam pelayanan sirkulasi

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

1.

Akurasi atau kesesuaian pelayanan yang diberikan Pustakawan dalam pelayanan sirkulasi

Sangat Akurat 20 20

Akurat 63 64

Kurang Akurat 9 9

Tidak Akurat 7 7

Sangat Tidak Akurat - -


(44)

43

Berdasarkan data tabel 4.1. dapat diketahui tanggapan responden tentang akurasi atau kesesuaian pelayanan yang diberikan pustakawan dalam pelayanan sirkulasi adalah sebanyak 20 responden (20%) menyatakan sangat akurat, 63 responden (64%) menyatakan akurat, 9 responden (9%) menyatakan kurang akurat dan 7 responden (7%) menyatakan tidak akurat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pengguna puas dengan akurasi atau kesesuaian pelayanan yang diberikan pustakawan dalam pelayanan sudah akurat dan baik.

Tabel 4.2. Tanggapan responden tentang keakuratan pustakawan dalam mencari informasi yang dibutuhkan pengguna

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

2.

Keakuratan Pustakawan dalam mencari Informasi yang dibutuhkan pengguna

Sangat Akurat 15 15

Akurat 65 66

Kurang Akurat 10 10

Tidak Akurat 7 7

Sangat Tidak Akurat 2 2

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.2. dapat diketahui tanggapan responden tentang keakuratan pustakawan dalam mencari informasi yang dibutuhkan pengguna adalah sebanyak 15 responden (15%) menyatakan sangat akurat, 65 responden (66%) menyatakan akurat, 10 responden (10%) menyatakan kurang akurat, 7 responden (7%) menyatakan tidak akurat dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak akurat.


(45)

44

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pengguna menyatakan keakuratan pustakawan dalam mencari informasi yang dibutuhkan pengguna sudah akurat dan baik.

Tabel 4.3. Tanggapan responden tentang pustakawan mampu memberikan informasi tentang letak dan jenis koleksi

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

3.

Pustakawan mampu memberikan informasi tentang letak dan jenis koleksi apa saja yang saya minta

Sangat Mampu 4 4

Mampu 63 64

Kurang Mampu 15 15

Tidak Mampu 13 13

Sangat Tidak Mampu 5 5

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.3. dapat diketahui tanggapan responden tentang pustakawan mampu memberikan informasi tentang letak dan jenis koleksi apa saja yang saya minta adalah sebanyak 4 responden (4%) menyatakan sangat mampu, 63 responden (64%) menyatakan mampu, 15 responden (15%) menyatakan kurang mampu,13 responden (13%) menyatakan tidak mampu dan 5 responden (5%) menyatakan sangat tidak mampu.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pengguna menyatakan pustakawan mampu memberikan informasi tentang letak dan jenis koleksi apa saja yang saya minta dengan baik.


(46)

45

Tabel 4.4. Tanggapan responden tentang kemampuan pustakawan dalam memberikan pelayanan dengan segera, cepat,dan memuaskan

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

4.

Kemampuan pustakawan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan.

Sangat Mampu 7 7

Mampu 53 54

Kurang Mampu 20 20

Tidak Mampu 13 13

Sangat Tidak Mampu 7 7

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.4. dapat diketahui tanggapan responden tentang kemampuan pustakawan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan. adalah sebanyak 7 responden (7%) menyatakan sangat mampu, 53 responden (54%) menyatakan mampu, 20 responden (20%) menyatakan kurang mampu,13 responden (13%) menyatakan tidak mampu dan 7 responden (7%) menyatakan sangat tidak mampu.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pengguna menyatakan pustakawan mampu dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan.

Tabel 4.5. Tanggapan responden tentang pustakawan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang timbul

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

5.

Pustakawan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang timbul

Sangat Baik 15 15

Baik 68 69

Kurang Baik 8 8

Tidak Baik 7 7

Sangat Tidak Baik 2 2


(47)

46

Berdasarkan data tabel 4.5. dapat diketahui tanggapan responden tentang pustakawan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang timbul adalah sebanyak 15 responden (15%) menyatakan sangat mampu, 68 responden (69%) menyatakan mampu, 8 responden (8%) menyatakan kurang mampu, 7 responden (7%) menyatakan tidak mampu dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak mampu.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pengguna menyatakan pustakawan dapat memberikan solusi atas permasalahan yang timbul dengan baik.

4.1.2Daya Tanggap Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan

Tanggapan responden terhadap indikator daya tanggap pustakawan dalam memberikan pelayanan dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6. Tanggapan responden tentang pustakawan menyiapkan bahan pustaka untuk dilayankan /dipergunakan oleh pengguna

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

6.

Pustakawan menyiapkan bahan pustaka untuk dilayankan /dipergunakan oleh pengguna.

Sangat Baik 3 3

Baik 51 52

Kurang Baik 25 25

Tidak Baik 15 15

Sangat Tidak Baik 6 6


(48)

47

Berdasarkan data tabel 4.6. dapat diketahui tanggapan responden tentang pustakawan menyiapkan bahan pustaka untuk dilayankan/dipergunakan oleh

pengguna adalah sebanyak 3 responden (3%) menyatakan sangat baik, 51 responden (52%) menyatakan baik, 25 responden (25%) menyatakan kurang

baik, 15 responden (15%) menyatakan tidak baik dan 6 responden (6%) menyatakan sangat tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pengguna menyatakan pustakawan menyiapkan bahan pustaka untuk dilayankan/dipergunakan oleh pengguna dengan baik dan hampir setengah pengguna menyatakan bahwa pustakawan tidak menyiapkan dengan baik bahan pustaka untuk dipergunakan oleh pengguna.

Tabel 4.7. Tanggapan responden tentang kesediaan pustakawan dalam mencarikan buku di rak

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

7.

Kesediaan pustakawan dalam mencarikan buku di rak

Sangat Bersedia 8 8

Bersedia 87 88

Kurang Bersedia 3 3 Tidak Bersedia 1 1 Sangat Tidak Bersedia - -

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.7. dapat diketahui tanggapan responden tentang

kesediaan pustakawan dalam mencarikan buku di rak adalah sebanyak 8 responden (8%) menyatakan sangat bersedia, 87 responden (88%) menyatakan

bersedia, 3 responden (3%) menyatakan kurang bersedia, dan 1 responden (1%) menyatakan tidak bersedia.


(49)

48

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan pustakawan bersedia dalam mencarikan buku di rak.

Tabel 4.8. Tanggapan responden tentang kesigapan pustakawan dalam melayani pengguna

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

8.

Kesigapan pustakawan dalam melayani pengguna

Sangat Sigap 7 7

Sigap 68 69

Kurang Sigap 12 12

Tidak Sigap 11 11

Sangat Tidak Sigap 2 2

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.8. dapat diketahui tanggapan responden tentang kesigapan pustakawan dalam melayani pengguna adalah sebanyak 7 responden

(7%) menyatakan sangat sigap, 68 responden (69%) menyatakan sigap, 12 responden (12%) menyatakan kurang sigap, 11 responden (11%) menyatakan

tidak sigap dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak sigap.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada sebagian besar pengguna menyatakan pustakawan sigap dalam melayani pengguna.

Tabel 4.9. Tanggapan responden tentang penanganan pustakawan dalam memberikan solusi atas keluhan pengguna

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

9.

Penanganan pustakawan dalam memberikan solusi atas keluhan pengguna

Sangat Baik 21 21

Baik 63 64

Kurang Baik 7 7

Tidak Baik 5 5

Sangat Tidak Baik 3 3


(50)

49

Berdasarkan data tabel - 4.9. dapat diketahui tanggapan responden tentang penanganan pustakawan dalam memberikan solusi atas keluhan pengguna adalah sebanyak 21 responden (21%) menyatakan sangat baik, 63 responden (64%) menyatakan baik, 7 responden (7%) menyatakan kurang baik, 5 responden (5%) menyatakan tidak baik dan 3 responden (3%) menyatakan sangat tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan pustakawan memberikan penanganan solusi dengan sangat baik atas keluhan pengguna.

Tabel 4.10. Tanggapan responden tentang kesediaan dan kesiapan pustakawan untuk membantu mahasiswa dan memberikan layanan dengan

tanggap

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

10.

Kesediaan dan kesiapan pustakawan untuk membantu mahasiswa dan memberikan layanan dengan tanggap

Sangat Tanggap 16 16

Tanggap 78 79

Kurang Tanggap 5 5

Tidak Tanggap - -

Sangat Tidak Tanggap - -

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.10. dapat diketahui tanggapan responden tentang kesediaan dan kesiapan pustakawan untuk membantu mahasiswa dan memberikan layanan dengan tanggap adalah sebanyak 16 responden (16%) menyatakan sangat tanggap, 78 responden (79%) menyatakan tanggap dan 5 responden (5%) menyatakan kurang tangap.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan kesediaan dan kesiapan pustakawan untuk membantu mahasiswa dan memberikan layanan dengan tanggap sudah baik.


(51)

50

4.1.3Kompetensi Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan

Tanggapan responden terhadap indikator kompetensi pustakawan dalam memberikan pelayanan dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11. Tanggapan responden tentang kemampuan pustakawan dalam menjawab pertanyaan

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

11.

Kemampuan pustakawan dalam menjawab pertanyaan saudara

Sangat Mampu 7 7

Mampu 74 75

Kurang Mampu 13 13

Tidak Mampu 5 5

Sangat Tidak Mampu - -

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.11. dapat diketahui tanggapan responden tentang

kemampuan pustakawan dalam menjawab pertanyaan adalah sebanyak 7 responden (7 %) menyatakan sangat mampu, 74 responden (75%) menyatakan

mampu, 13 responden (13%) menyatakan kurang mampu dan 5 responden (5%) menyatakan tidak mampu.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan pustakawan mampu menjawab dengan sangat baik pertanyaan yang di ajukan pengguna .


(52)

51

Tabel 4.12. Tanggapan responden tentang pustakawan mempunyai kemampuan dalam mengolah dan menyajikan informasi kepada pengguna

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

12.

Pustakawan mempunyai

kemampuan dalam mengolah dan menyajikan Informasi kepada pengguna

Sangat Mampu 2 2

Mampu 68 69

Kurang Mampu 19 19

Tidak Mampu 8 8

Sangat Tidak Mampu 2 2

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.12. dapat diketahui tanggapan responden tentang pustakawan mempunyai kemampuan dalam mengolah dan menyajikan informasi kepada pengguna adalah sebanyak 2 responden (2%) menyatakan sangat mampu, 68 responden (69%) menyatakan mampu, 19 responden (19%) menyatakan kurang mampu, 8 responden (8%) menyatakan tidak mampu dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak mampu.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pengguna menyatakan pustakawan mempunyai kemampuan dalam mengolah dan menyajikan Informasi dengan baik.

Tabel 4.13. Tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam menyelesaikan peminjaman buku

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

13.

Kecepatan Pustakawan dalam menyelesaikan peminjaman buku

Sangat Cepat 4 4

Cepat 84 85

Kurang Cepat 6 6

Tidak Cepat 4 4

Sangat Tidak Cepat 1 1


(53)

52

Berdasarkan data tabel 4.13. dapat diketahui tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam menyelesaikan peminjaman buku adalah sebanyak 4 responden (4%) menyatakan sangat cepat, 84 responden (85%) menyatakan cepat, 6 responden (6%) menyatakan kurang cepat, 4 responden (4%) menyatakan tidak cepat dan 2 responden (2%) menyatakan sangat tidak cepat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan pustakawan mempunyai kecepatan yang sangat baik dalam menyelesaikan peminjaman buku.

Tabel 4.14. Tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam menyelesaikan pengembalian buku

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

14.

Kecepatan pustakawan dalam menyelesaikan pengembalian buku

Sangat Cepat 11 11

Cepat 77 78

Kurang Cepat 8 8

Tidak Cepat 3 3

Sangat Tidak Cepat 1 1

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.14. dapat diketahui tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam menyelesaikan pengembalian buku adalah sebanyak 11 responden (11%) menyatakan sangat cepat, 77 responden (78%) menyatakan cepat, 8 responden (8%) menyatakan kurang cepat, 3 responden (3%) menyatakan tidak cepat dan 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak cepat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan pustakawan mempunyai kecepatan yang sangat baik dalam menyelesaikan pengembalian buku.


(54)

53

Tabel 4.15 – Tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam membantu penelusuran koleksi

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

15.

Kecepatan pustakawan dalam membantu penelusuran koleksi

Sangat Cepat 25 25

Cepat 70 71

Kurang Cepat 2 2

Tidak Cepat 1 1

Sangat Tidak Cepat 1 1

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel - 4.15. dapat diketahui tanggapan responden tentang kecepatan pustakawan dalam membantu penelusuran koleksi adalah sebanyak 25 responden (25%) menyatakan sangat cepat, 70 responden (71%) menyatakan cepat, 2 responden (2%) menyatakan kurang cepat, 1 responden (1%) menyatakan tidak cepat dan 1 responden (1%) menyatakan sangat tidak cepat.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan pustakawan mempunyai kecepatan yang sangat baik dalam membantu penelusuran koleksi.

4.1.3Kesopnanan Pustakawan Dalam Memberikan Pelayanan

Tanggapan responden terhadap indikator kompetensi pustakawan dalam memberikan pelayanan dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel berikut ini:


(55)

54

Tabel 4.16. Tanggapan responden tentang sikap pustakawan terhadap saudara saat mengantri untuk mendapatkan pelayanan

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

16.

Sikap pustakawan terhadap saudara saat mengantri untuk mendapatkan pelayanan

Sangat Baik 4 4

Baik 82 83

Kurang Baik 7 7

Tidak Baik 5 5

Sangat Tidak Baik 1 1

Jumlah 99 100

Berdasarkan data tabel 4.16. dapat diketahui tanggapan responden tentang sikap pustakawan terhadap saudara saat mengantri untuk mendapatkan pelayanan adalah sebanyak 4 responden (4 %) menyatakan sangat baik, 82 responden (83%) menyatakan mampu, 7 responden (7%) menyatakan kurang baik dan 5 responden (5%) menyatakan tidak baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya pengguna menyatakan pustakawan baik pada saat mengantri untuk mendapatkan pealayanan.

Tabel 4.17. Tanggapan Responden Tentang Kesopanan Pustakawan dalam melayani pengguna

No. Pernyataan Jawaban

Jawaban Responden

F %

17. Kesopanan pustakawan dalam melayani pengguna

Sangat Sopan 20 20

Sopan 79 80

Kurang Sopan - -

Tidak Sopan - -

Sangat Tidak Sopan - -


(1)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan penelitian mengenai analisis kinerja pustakawan yang bertugas di bagian layanan sirkulasi dilihat dari persepsi pengguna dengan menggunakan beberapa aspek seperti aspek kehandalan, aspek daya tanggap, aspek kompetensi, aspek kesopanan serta aspek komunikasi. Dapat diketahui kemampuan individual pustakawan sangat berpengaruh dengan kenyamanan pemustaka dalam memanfaatkan layanan sirkulasi perpustakaan. Dari beberapa aspek yang penulis telah sebutkan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Persepsi pengguna tentang kinerja pustakawan dilihat dari aspek kehandalan, disimpulkan bahwa kinerja pustakawan dalam akurasi baik dalam melayani ataupun memberi informasi telah mendapatkan apresiasi positif dari pengguna. Hal ini diketahui melalui kemampuan pustakawan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, cepat, dan memuaskan, pustakawan juga memberikan solusi dengan baik apabila pengguna mendapatkan masalah dalam pencarian informasi di perpustakaan. 2. Persepsi pengguna tentang kinerja pustakawan dilihat dari aspek daya tanggap

memperoleh apresisasi yang positif dari pengguna. Hal ini dapat diketahui melalui respon pustakawan menyiapkan bahan pustaka yang dilayankan kepada


(2)

63

pengguna dengan baik dan kesedian, kesigapan dan penangan pustakawan dalam dalam membantu pengguna sangat baik.

3. Persepsi pengguna tentang kinerja pustakawan dilihat dari aspek kompetensi, diperoleh simpulan bahwa kemampuan petugas dalam aspek kompetensi masih kurang memuaskan pengguna. Hal ini diketahui dalam kemampuan pustakawan kemampuan pustakawan dalam menjawab pertanyaan dari pengguna yang masih dianggap kurang oleh pengguna.

4. Persepsi pengguna tentang kinerja pustakawan dilihat dari aspek kesopanan, disimpulkan bahwa pustakawan sudah bersikap sabar, ramah, bersahabat, serta sikap adil tanpa membeda-bedakan status sosial pengguna sehingga membuat pengguna merasa nyaman untuk memanfaatkan layanan sirkulasi perpustakaan. 5. Persepsi pengguna tentang kinerja pustakawan dililhat dari aspek komunikasi,

diketahui bahwa interaksi yang dilakukan pustakawan dengan pengguna sudah sangan baik. Hal ini diketahui dari pustakawan bisa diajak berkonsultasi tentang masalah yang dihadapi pengguna, pustakawan berkomunikasi dengan bahasa yang sopan, jelas dan mudah dipahami dan pustakawan komunikatif dalam memberikan pelayanan kepada pengguna.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, saran yang dapat penulis sampaikan sebagai masukan bagi kinerja pustakawan ialah sebagai berikut:


(3)

64

1. Perlu adanya penataan koleksi yang sesuai dengan kode rak di layanan sirkulasi, sehingga pemustaka dapat dengan mudah mencari koleksi yang dibutuhkan.

2. Perlu adanya alat pendukung kinerja pustakawan, seperti katalog penelusuran (OPAC), sehingga kelancaran kinerja pustakawan dapat dilakukan secara maksimal serta penambahan kunci loker untuk layanan sirkulasi perpustakaan.

3. Perlunya komunikasi yang lebih harmonis dalam pelayanan pustakawan, sehingga pemustaka tidak merasa sungkan untuk bertanya kepada petugas jika pemustaka tersebut merasa bingung dalam mencari koleksi.

4. Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan wawasan kepustakaan bagi setiap pustakawan, seperti ketrampilan mengoperasikan software perpustakaan dan ketrampilan mengoperasikan sistem informasi perpustakaan.


(4)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bittel, Lester R. dan Newstrom, John W. 1994. Pedoman bagi Penyelia 1 dan 2. Penerjemah Bambang Harono. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo dan LPPM

Burhanudin, Jajang. 2010. Tesis Studi Kinerja Pegawai Layanan Sirkulasi Dan

Referens Di Perpustakaan Uin Sunan Gunung Djati Bandung. FIB:

Universitas Indonesia.

Gomes, F.C. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press.

Indonesia. Perpustakaan Nasional. 2004. Pedoman Umum Pengelolaan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Perpusnas.

Jalaludin Rakhmat, (2007), Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Lasa, Hs. 2004. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia. Bandung: Defika Aditama.

Mudhoffir. 1992. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Perpustakaan Nasional. 1992. Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum: Jakarta : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Prawirasantono, S. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.


(5)

66

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu

Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung

Seto

Rahayuningsih. 2007. Pengelolaan Perpustakaan . Yogyakarta: Graha Ilmu. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Sekretariat Negara RI

Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi. Mohd. Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk menilai Kinerja karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins, P. Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa Hadyana, dkk. Jakarta: Prenhallindo

Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 1998, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi : Dilengkapi dengan Metode R & D. Bandung : Alfabeta.

Sukanto Reksohadiprojo dan T. Hani Handoko. 1994. Organisasi Perusahaan. Jakarta : Erlangga.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Sutarno, NS. 2003. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto

Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Tjitropranoto, Prabowo. 1995. Penelitian dan Sumber Daya Manusia di Bidang

Perpustakaan. Jurnal Perpustakaan Pertanian, IV (1), 1995: hal 1-9.

Bogor: Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian.

Thoha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo.

Tyasdjaja, A. 1999. ”Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi Terhadap Tugas Pustakawan” dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian 8(1): 1-3.


(6)

67

Qalyubi, Syihabuddin, dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Dan

Informasi.Yogyakarta: Jurusan ilmu perpustakaan dan informasi fakultas adab.

Wachyudin, Dindin. 2002. Penilaian dan Pengawasan Melekat dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai. Bandung: PPS UPI

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi. Widyatun, Tri Rusmi. 2004. Sikap dan Perilaku. Jakarta: Infomedia.

Yusuf, Taslimah. 1996.Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka.