Dasar Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Bekasi Dalam

71

D. Analisis Penulis

Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis pandangan hakim terhadap hak waris anak non muslim, penulis merujuk kepada hasil wawancara penulis dengan hakim pengadilan agama bekasi yang menghasilkan data deskriftif. Penulis berbeda pendapat dengan pandangan hakim pengadilan agama bekasi yang mana para hakim akan mempertimbangkan dalam memberikan harta warisan setelah faktor-faktor tersebut terpenuhi maka hakim akan memberikan wasiat wajibah kepada anak non muslim, akan tetapi penulis tidak setuju karna perbedaan agama adalah penghalang dalam memberikan wasiat wajibah dan dalam hal saling mewarisi. Yurisprudensi Dalam Kamus Fockema Andrea sebagaimana yang dikitip oleh Lilik Mulyadi,sh,1998:14 dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Yurisprudensi adalah Pengumpulan yang sistematis dari keputusan Mahkamah Agung dan Keputusan Pengadilan Tinggi yang diikuti oleh hakim lain dalam memberikan keputusan sosial yang sama. Hakim tidak boleh terikat pada putusan Yurisprudensi tersebut,sebab Indonesia tidak menganut asas” The Binding force of precedent”, jadi bebas memilih antara meninggalkan Yurisprudensi dengan memakai dalam suatu perkara yang sejenis dan telah mendapat putusan sebelumnya. 72 Hakim Harus berani meninggalkan yurisprudensi kalau sekiranya yurisprudensi itu telah usang dan sudah tidak sesuai dengan keadaan zaman dan sesuai dengan nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. 88 Faktor Agama sebagai penghalang bagi seseorang untuk mendapatkan warisan sendiri sudah merupakan kesepakatan sebagian ulama yang menyatakan bahwa ada 3tiga hal yang dapat menghalangi untuk mewarisi, yaitu perbudakan, pembunuhan, dan perbedaan agama 89 . Ketentuan ini dikuatlah melalui salah satu hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh bukhori dan Muslim, dari Usamah bin Zaid yang artinya: Tidak mewarisi seorang muslim terhadap non-muslim” Dari ketentuan tersebut, maka faktor agama merupakan salah satu penghalang bagi seseorang ahli waris untuk mendapatkan bagian warisan. 90 Penerapan faktor penghalang bagi ahli waris non muslim diimplementasikan berbeda dalam praktek pengadilan. Dalam salah satu putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap 91 , Mahkamah Agung memutuskan untuk memberikan warisan melalui wasiat wajibah. Dari putusan ini terlihat bahwa faktor perbedaan agama yang menjadi penghalang untuk mendapatkan bagian waris diabaikan melalui penetapan wasiat wajibah. Ketentuan dalam Al-Qur’an dan 88 Basiq Djalil” Peradilan Agama Di Indonesia” Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2006,h. 156. 89 Munchit A.Karim” Problematika Hukum Waris Islam Di Indonesia”, Jakarta: Publitbang Kehidupan Keagamaan 2002, h. 263. 90 Habiburrahman” Rekontruksi Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia” Jakarta: Kementeran Agama RI 2011, h. 190. 91 Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 368 KAG1995 tanggal 16 juli 1998.