Proses Produksi Proses Kerja di Lapangan

3. Repair rop 4. Label SRB

4.3.3 Proses Produksi

Proses produksi ini merupakan teknik atau metode untuk membuat atau menjadikan suatu barang bertambah nilainya dengan menggunakan sumber-sumber yang ada. Secara garis besar proses produksi menghasilkan vulkanisir ban terdiri dari beberapa proses yaitu : 1. Inspection Pemeriksaan Awal Pemilihan ban bekas untuk vulkanisir pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap ban-ban bekas pada bagian dalam dan bagian luar ban. Adapun tahapan yang dilakukan pada stasiun ini adalah : a. Ban yang datang dari costumer disusun di area inspection sesuai dengan urutan dan tanda terima ban. b. Kemudian ban dinaikkan di atas alat pemeriksaan ban try speade. Untuk memeriksa ban tersebut apakah layak proses atau tidak dan melihat apakah ada lubang pada paku atau benang ply yang putus. c. Sebelum ban diturunkan dari tyre speader ban tersebut di data untuk memberikan stempel nomor, bulan dan tahun produksi dengan menggunakan tyre branders dan memberikan tanda pada ban apakah ban tersebut perlu ditambal atau tidak dengan menggunakan kapur tulis dan sekaligus untuk menempel wor order atau perintah kerja untuk proses produksi selanjutnya. Setelah selesai pendapatan dan pemeriksaan Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. semuanya ban diturunkan dari mesin tyre spider dan disusun kembali diarea inspection berdasarkan urutan nomor produksi. 2. Pemarutan Buffing Buffing bertujuan untuk menguas dan menghilangkan sebagian tread untuk mendapatkan ukuran yang sesuai spesifikasi yang telah ditentukan yang sesuai dengan proses selanjutnya baik secara Full Cap maupun Top Cap. Adapun tahapan kerja pada bagian ini adalah : a. Ban dari inspection disusun rapi di area buffing sesuai urutan nomor produksi. b. Kemudian ban diambil dan dinaikkan di atas mesin buffing yang dilengkapi dengan template dan ban harus diberi tekanan angin, selanjutnya dilakukan pengupasan telapak ban. c. Setelah penguasan selesai dilakukan pengukuran diameter ban sesuai standarisasi yang telah ditentukan dari hasil pengukuran tersebut dimasukkan ke dalam work order yang ada pada setiap ban, yang selanjutnya dibawa ke bagian hand griender untuk proses selanjutnya. 3. Hand Griender Grinda tangan bertujuan untuk menghaluskan dan mengorek luka yang ada pada ban yang tidak tersentuh oleh proses buffing, pengorekan dilakukan dengan memakai alat air tool yang harus cermat, sebab semakin lebar luka yang dikorek maka akan mengurangi ketahanan ban. Air tool yang dipakai untuk mengorek luka adalah pensil buffer yang grit 18 kasar . Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. 4. Repair reperasi Reperasi bertujuan untuk menutupi luka tembus dan memberikan penguat pengganti pada tempat luka tembus sebelum ban diproses lebih lanjut. Pada waktu pengorekan luka harus dilakukan dengan hati–hati agar karet ban yang bagus tidak terbuang pada waktu proses pengorekan, sebab semakin lebar luka akan mempengaruhi total tegangan yang ada pada ban. Penutupan luka tembus menggunakan lem, setelah kering ditutup dengan karet ban. 5. Cementing Cementing bertujuan memberikan media kelekatan bagi permukaan ban dan bahan telapak ban precured yang akan ditempelkan pada ban. Sebelum disemen, ban harus dibersihkan dari semua kotoran atau bekas debu karet yang menempel pada permukaan ban. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dan hand blower. Dimana hand blower bertujuan untuk membersihkan debu–debu yang masih melekat pada permukaan ban yang tidak dapat dibersihkan dengan sikat, agar ban tersebut benar-benar bersih. Setelah bersih baru dilakukan penyemenan pada tyre spiner yaitu dengan cara melekatkan ban pada mesin dan memberikan semen pada seluruh permukaan ban. 6. Pemasangan Telapak Pada proses tersebut ada dua macam proses yaitu : 1. Proses building untuk kesing yang akan dimasak dingin Top Cap. 2. Proses building untuk kesing yang akan dimasak panas Full Cap. Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. Untuk kesing yang akan dimasak dingin, proses buildingnya adalah ban yang akan disemen selanjutnya ditunggu sampai kering selama 10–15 menit. Jika masih terdapat lubang-lubang kecil pada permukaan ban yang telah disemen, ditutup dengan repair rope agar permukaan ban benar- benar rata. Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat exruder gun. Setelah selesai penutupan lubang pada permukaan ban, ban tersebut dinaikkan diatas mesin tersebut, ban diisi dengan angin atau pressure dengan tekanan 1,5-2 bar. Selanjutnya dilakukan pemasangan cuzhion gum pada sekeliling permukaan telapak ban. Terakhir dilakukan pemasangan telapak ban siap pakai yang telah disediakan sesuai dengan perintah kerja pada work order. Kemudian tapak yang telah terpasang tadi benar-benar melekat pada ban. Kedua ujung tapak ban dipasang pada kesing disambungkan dengan menggunakan staplers. Setelah selesai pengerjaan building maka angin yang ada pada ban tadi dibuang dan kemudian diturunkan dari mesin building. Selanjutnya dibawa ke bagian curing untuk dilakukan pemasakan. Untuk kesing yang dimasak panas, proses buildingnya hampir sama dengan kesing yang akan dimasak dingin. Perbedaannya hanya pada tapak ban yang akan dipasangkan. Prosesnya adalah sebagai berikut yaitu ban yang telah diberikan semen selanjutnya ditunggu sampai kering selama 10-15 menit. Jika masih terdapat lubang-lubang kecil pada permukaan ban yang telah disemen, ditutup dengan repair rope agar permukaan ban benar-benar rata. Setelah selesai dari penutupan lubang pada permukaan ban tersebut, ban ditimbang untuk mengetahui berat ban sebelum pemasangan coumpound. Kemudian dinaikkan dengan menggunakan housting crane keatas mesin pemasang coumpound. Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. Lalu diisi angin disekeliling ban dengan takanan 1,5-2 bar. Pemasangan coumpound telah sesuai dengan ukuran ban. Apabila telah sesuai diturunkan dan ditumpuk untuk menunggu proses selanjutnya. 6. Pemasakan pada Mesin Pot Mesin pot merupakan alat yang paling menonjol di dalam pelaksanaan vulkanisir, dimana mesin pot sangatlah menentukan hasil dari produk perusahaan ini. Proses pelaksanaan kerja mesin pot ini berdasarkan tekanan yang dimasukkan akan mempengaruhi temperatur dari ruangan mesin pot. Ruangan yang dimaksud adalah tempat dimasukkannya beberapa buah ban yang telah melewati berbagai proses di atas, dimana setelah di dalam ruangan akan terjadi perekatan telapak ban dengan ban bekas. Tekanan masuk akan berlaku stabil antara 4,2-4,4 bar yang akan menghasilkan temperatur 140ºC-150ºC. Dan ini terus dipertahankan kondisinya agar terjadi gelembung-gelembung pada ban hasil produk. Pada mesin pot terjadi proses masak dingin, dimana proses masak dingin sebelum ban dimasak terlebih dahulu dilakukan proses penutupan pada bagian shoulder bahu ban dengan menggunakan plastik kaca. Selanjutnya dilakukan pemasangan ban dalam, rim, envelope diatas alat envelope, remover kemudian dimasukkan ban dalam. Pada ban dalam ini dimasukkan angin ke mesin pot. Untuk melakukan proses pemasakan dimana tekanan 4,2-4,4 bar, tekanan ban dalam 6,5-7 bar dengan temperatur 140ºC. Setelah pemasakan selesai ban dikeluarkan dari mesin pot dan kemudian dilakukan pembukaan velg atau rim, envelope dan ban dalam. Dengan demikian ban tersebut sudah siap masak dan selanjutnya diserahkan ke bagian final insfection. Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. Dengan adanya tekanan dari steam ini akan menghasilkan panas, sehingga telapak ban dengan ban bekas kesing menyatu dikarenakan adanya pemasukan steam ini. Tekanan steam yang masuk akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur di dalam mesin pot, sehingga panas yang timbul akan mengalami perubahan pula. Range tekanan yang diijinkan adalah 4,2-4,4 bar, apabila tekanan yang diberikan di bawah dari 4,2 bar, maka kerekatan dari ban yang dihasilkan tidak baik tekanan antara telapak dengan ban bekas kurang. Sebaiknya apabila tekanan di atas 4,4 bar, maka pada ban hasil produksi akan terjadi gelembung-gelembung sehingga produk perekatan ban memiliki tensile strengh yang rendah dan tidak baik dalam penggunaannya.

4.3.4. Utilitas