Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

5.2.1. Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin pekerja yang mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja dapat dilihat dari tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa jenis kelamin sampel yang terbanyak mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja adalah laki-laki pada tahun 2007 yaitu sebanyak 4 orang 100. Hal ini disebabkan karena jenis kelamin laki-laki lebih banyak bekerja pada proses produksi sehingga lebih mudah untuk mengalami kecelakaan kerja dari pada perempuan yang bekerja di bagian administrasi. Karakteristik sampel berdasarkan umur pekerja yang mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja dapat dilihat dari tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa santuan yang terbesar yaitu Rp. 2.320.000 yang mengalami kecelakaan lalu lintas dengan cidera kepala bagian belakang dengan usia 27 tahun. Karakteristik sampel berdasarkan lokasi terjadinya kecelakaan dapat dilihat dari tabel 4.9 yang menunjukkan lokasi kecelakaan yang paling sering adalah di dalam perusahaan yaitu 7 lokasi dalam perusahaan 78 . Kondisi ini lebih banyak terjadi karena pekerjaan tenaga kerja lebih banyak didalam perusahaan dibandingkan diluar perusahaan. Seluruh pekerja yang mengalami kecelakaan mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja baik yang mengalami kecelakaan di perusahaan maupun mengalami kecelakaan lalu lintas yang masih berhubungan dengan pekerjaan. Menurut Maimun tahun 2004 yang digolongkan dalam kecelakaan kerja adalah pekerjaan yang berhubungan dengan kecelakaan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, serta kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa dan wajar dilalui.Seluruh pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di PT. Sihitang Raya Baru melaporkan kecelakaan kepada instansi yang bertanggung jawab dibidang Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggara dalam waktu 2 x 24 dua kali duapuluh empat jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan. Hal ini sesuai dengan PER-12MEN2007 Tentang Pelaporan Pengajuan Jaminan Kecelakaan Kerja. Tenaga kerja di PT. Sihitang Raya Baru yang mengalami kecelakaan kerja mendapatkan Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja STMB sedangkan santunan cacat sebagiantotal, cacat fungsi tidak diberikan pada pekerja yang mengalami kecelakaan karena tidak ada yang mengalami cacat. Untuk Santunan kematian dan biaya pemakaman juga tidak diberikan karena tidak ada pekerja yang meneninggal akibat kecelakaan kerja. Untuk STMB pekerja yang mengalami kecelakaan dihitung berdasarkan PP RI No 14 Tahun 1993 yaitu a. Untuk 4 empat bulan pertama sebesar 100 dari upah sebulan b. Untuk 4 empat bulan kedua sebesar 75 dari upah sebulan c. Bulan seterusnya sebesar 50 dari upah sebulan Tetapi berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Jamsostek diperoleh jumlah hari kerja yang hilang hanya 1-19 hari sehingga perhitungan untuk STMB menjadi 100 x jumlah hari kerja yang hilang x gaji perhari pekerja. Pekerja tidak mampu bekerja 1 hari sehingga uang santunan STMB tersebut diperoleh dari 100 x 1 hari x Rp 20.000 gaji perhari pekerja sehingga santunan STMB yang diperoleh oleh pekerja Rp 20.000. Pekerja tidak mampu bekerja 2 hari sehingga uang santunan STMB tersebut diperoleh dari 100 x 2 hari x Rp 20.000 gaji perhari pekerja sehingga Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. santunan STMB yang diperoleh oleh pekerja Rp 40.000. Pekerja tidak mampu bekerja 4 hari sehingga uang santunan STMB tersebut diperoleh dari 100 x 4 hari x Rp 20.000 gaji perhari pekerja sehingga santunan STMB yang diperoleh oleh pekerja Rp 80.000. Pekerja tidak mampu bekerja 9 hari sehingga uang santunan STMB tersebut diperoleh dari 100 x 9 hari x Rp 20.000 gaji perhari pekerja sehingga santunan STMB yang diperoleh oleh pekerja Rp 180.000,00. Pekerja tidak mampu bekerja 19 hari sehingga uang santunan STMB tersebut diperoleh dari 100 x 19 hari x Rp 20.000 gaji perhari pekerja sehingga santunan STMB yang diperoleh oleh pekerja Rp 514.000,00. Untuk pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di PT. Sihitang Raya Baru juga mendapatkan ongkos pengangkutan darat, biaya pengobatan, biaya perawatan dan jasa dokter sesuai dengan PP No 76 Tahun 2007. Untuk penggantian biaya yang lain, seperti protheseorthese dan rehabilitasi medis tidak diberikan karena pekerja tidak membutuhkannya. Pengusaha membayar terlebih dahulu Jaminan Kecelakaan Kerja yang dipakai oleh pekerja.hal ini sesuai dengan PP No. 76 Tahun 2007 yang menyatakan Jaminan Kecelakaan kerja dibayar terlebih dahulu oleh pengusaha maka Badan Penyelenggara membayar penggantian jaminan kepada pengusaha sebesar perhitungan Badan Penyelenggara. Data yang diperoleh dari PT. Jamsostek santunan Jaminan Kecelakaan Kerja diganti oleh PT. Jamsostek rata-rata dalam 1 tahun dari tanggal kecelakaan sampai pada tanggal penetapan santunan. Iuran PT. Sihitang Raya Baru untuk Jaminan Kecelakaan Kerja masuk kedalam jenis usaha kelompok III sehingga iuran untuk Jaminan Kecelakaan Kerja Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010. adalah 0,89 dari upah sebulan dan iuran ini di tanggung oleh pengusaha. Hal ini sesuai dengan PP RI No. 14 Tahun 1993 yang menyebutkan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja untuk kelompok III 0, 89 dari upah sebulan.Upah dari pekerja rata-rata Rp. 700.000,00-Rp. 800.000,00 jumlah ini belum sesuai dengan UMK Upah Minimum Kota yaitu Rp. 931.000,00. Besarnya iuran pekerja setiap bulannya bisa berubah sesuai dengan perubahan gaji pekerja

5.2.2. Pelaksanaan Program Jaminan Kematian