Analisis Faktor-Faktor Yang Dominan Terhadap Pengembalian Investasi Atas Pendapatan Operasi Pada PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DOMINAN TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI ATAS PENDAPATAN OPERASI PADA

PT. PERTANI (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA

OLEH

NAMA : SUSANNA H. SINAGA

NIM : 010503044

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI : S-1

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Analisis Faktor-faktor yang Dominan Terhadap Pengembalian

Investasi atas Pendapatan Operasi pada PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 12 Desember 2007 Yang membuat Pernyataan

Susanna H. Sinaga 010503044


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang telah menolong dan memampukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu Bapak L.Sinaga dan Ibu L.Damanik, beserta abang dan kakak dan semua keponakan yang telah memberi dukungan, kasih dan banyak hal yang penulis dapatkan dalam ikatan keluarga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis memohon maaf dan menerima kritikan serta saran yang membangun dari pembaca.

Selama mangikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima nasehat, petunjuk, bimbingan dan motivasi, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakulatas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, perhatian, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam manyususn skripsi ini.

4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak dan Ibu Dra Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen pembanding/penguji.

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, Ak selaku dosen wali serta seluruh staf pengajar yang telah membimbing dan mendidik penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh pimpinan dan pegawai PT.Pertani (Persero) Wilayah Sumbagut yang telah memberikan waktu dan bantuan dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Saudara-saudara yang penulis kasihi, Dewi, Mega, Sri, Tiur, Risna, Juli, Ondang, adik-adik kelompok Edelweys ( Ekha, Maya, Siswani, Sonya) terima kasih untuk segala hal yang kita lalui bersama.

8. Semua teman-teman di kampus, kost, dan semua teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga damai sejahtera senantiasa menyertai kita.

Medan, 12 Desember 2007

Penulis

Susanna H Sinaga 010503044


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di PT.Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara dengan judul “ Analisis faktor-faktor yang dominan terhadap pengembalian investasi atas pendapatan operasi pada PT.Pertani (Persero) Wialyah Sumatera Bagian Utara”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi atas pendapatan operasi perusahaan dan faktor-faktor yang dominan terhadap pengembalian investasinya.

Profitabilitas merupakan aspek penting dari kontinuitas perusahaan. Perusahaan yang didirikan untuk mencipta kekayaan harus mampu menghasilkan laba yang cukup, terutama dari kegiatan operasional. Laba operasional merupakan pengembalian dari investasi modal dalam bentuk aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio penting untuk menilai profitabilitas adalah rasio pengembalian investasi atas pendapatan operasi (Operating Income return on Investment/OIROI). Rasio ini melibatkan aktiva yang digunakan dalam aktivitas perusahaan.

Ada dua komponen OIROI yaitu marjin laba operasi dan perputaran total aktiva. Marjin laba operasi dipengaruhi oleh penjualan, harga pokok penjualan, beban penjualan, serta beban administrasi dan umum. Sedangkan perputaran total aktiva terdiri dari perputaran aktiva tetap, persediaan dan piutang.

Bedasarkan hasil analisis diketahui adanya kelebihan investasi pada persediaan, perputaran piutang yang menurun yang menandakan kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang kurang baik. Marjin laba operasi sebagai komponen dari pengembalian investasi atas pendapatan operasi lebih banyak dipengaruhi oleh penjualan dan harga pokok penjualan.

Key word : Pengembalian investasi, marjin laba operasi, perputaran total


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Perumusan Masalah ... ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 4

D. Kerangka Konseptual ... ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Rasio Keuangan ... .. 6

1. Laporan Keuangan ……… 6

2. Pengertian Rasio Keuangan ………. 9

3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ……… 10

B. Profitabilitas Perusahaan ……….. 16

1. Pengertian Profitabilitas ………... 16

2. Analisis Du Pont Formula ……….. 18

C. Investasi Modal ……… 20

1. Pengertian Investasi ………...20


(7)

D. Return on Investment ……….... 23

1. PengertianReturn on Investment ………. 24

2. Pengembalian Investasi atas Pendapatan Operasi (OIROI)..25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 26

B. Jenis dan Sumber Data ………. 26

C. Teknik Pengumpulan Data ……….. 27

D. Metode Analisis Data ……….. 27

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ……….. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ………. 29

1. Gambaran Umum Perusahaan ……… 29

2. Rasio Keuangan Perusahaan ……….. 38

3. Profitabilitas Perusahaan ……….... 41

4. Operating Income Return on Investment Perusahaan …... 42

B. Analisis Hasil Penelitian ……….. 43

1. Analisis Trend ……… 43

2. Analisis Statistik ……… 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 50

B. Saran ………. 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Tingkat pengembalian investasi atas pendapatan

operasi PT.Pertani Wilayah Sumbagut ……….. ...…. 3

Tabel 2.1 Neraca Jamin Corporation ………. 7

Tabel 2.2 Laporan laba/rugi Jamin Corporation ………... 8

Tabel 4.1 Rasio keuangan PT Pertani Wilayah Sumbagut ……….. 38

Tabel 4.2 Pengembalian investasi PT. Pertani Wilayah Sumbagut …... .. 42


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Bagan kerangka konseptual ……… 5

Gambar 2.1 Bagan Du Pont Formula ………. 19

Gambar 4.1 Grafik tren perputaran total aktiva ..………... 43

Gambar 4.2 Grafik tren aktiva tetap ……..……… 44

Gambar 4.3 Grafik tren persediaan ……...………. 45


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur organisasi PT.Pertani (Persero) Wilayah Sumbagut

Lampiran 2 Laporan laba/rugi PT.Pertani (Persero) Wilayah Sumbagut tahun 2003-2005


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, maupun jasa mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang optimal. Laba (profit) adalah selisih jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya yang menghasilkan produk atau jasa tersebut dengan penerimaan dari hasil penjualannya.

Besarnya laba yang diperoleh perusahaan dilihat dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi yang menggambarkan keadaan perusahaan, misalnya berapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan dapat dilihat di neraca, apakah perusahaan memperoleh laba atau rugi dapat dilihat dalam laporan laba/rugi. Laporan keuangan yang telah disusun perlu dianalisis, ditafsir sehingga dapat memberi gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan digunakan sebagai alat bantu bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan dan memprediksi masa depan perusahaan.

Analisis rasio merupakan cara yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan, yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan dalam bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan yang lain dari suatu laporan keuangan


(12)

misalnya penjualan kredit dengan piutang dagang, harga pokok penjualan dengan penjualan. Rasio penting dalam menilai profitabilitas perusahaan adalah Return on Investment. Rasio ini menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasi terhadap aktivanya. Salah satu penilaian terhadap return on investment yang merupakan ukuran kinerja operasi perusahaan yaitu pengembalian invesasti atas pendapatan operasi atau Operating Income Return On Investment.

Analisis rasio profitabilitas, khususnya mengenai return on investment diperluas dengan mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya rasio tersebut. Perubahan pada salah satu faktor akan mempengaruhi rate of return, misalnya perubahan pada penjualan dan biaya akan mempengaruhi profit margin dan perputaran modal, sehingga rate of return akan berubah. Menurut John J. Wild Dkk (2005 : 102) menyatakan “pendekatan yang sering digunakan mengevaluasi profitabilitas digambarkan dalam Du Pont Formula. Analisis Du Pont digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan profit margin, dan sejauh mana pengaruhnya terhadap rate of return”.

PT. Pertani (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam pembangunan sektor pertanian. Sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari pengadaan dan penjualan sarana pertanian meliputi pupuk, pestisida, benih unggul dan alat-alat pertanian. Data yang diperoleh menunjukkan tingkat pengembalian investasi atas pendapatan operasi (OIROI) perusahaan sebagaimana tercantum pada Table 1.1


(13)

Tabel 1.1

Tingkat pengembalian investasi atas pendapatan operasi PT. Pertani Tahun

Keterangan

2003 2004 2005 Penjualan Rp 219.850.442.909 Rp 176.385.780.557 Rp 171.511.066.217

Laba/Rugi Usaha 4.457.182.005 5.674.852.074 4.778.394.683 Total Aktiva 28.697.924.615 40.420.278.762 22.171.077.392

OIROI (%) 15.53% 14.04% 21.55%

Sumber : PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara

Data diatas, menunjukkan adanya penurunan penjualan. Penjualan pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar Rp. 43.464.662.352 (19,77%) sedangkan OIROI perusahaan turun hanya sebesar 1,49%, dan pada tahun 2005 penjualan turun sebesar Rp. 4.874.714.340 (2,76%) sedangkan OIROI perusahaan naik sebesar 7,51%. Penurunan penjualan tidak selamanya mengakibatkan penurunan OIROI, hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang lain yang mempengaruhi OIROI perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat pengembalian investasi atas pendapatan operasi pada PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Utara?

2. Faktor-faktor apa yang paling mempengaruhi pengembalian investasi atas pendapatan operasi?


(14)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui tingkat pengembalian investasi atas pendapatan operasi pada perusahaan.

2. Mengetahui faktor-faktor yang paling dominan terhadap pengembalian investasi atas pendapatan operasi.

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian investasi atas pendapatan operasi

2. Memberi sumbangan pemikiran bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam rangka menaikkan tingkat pengembalian investasi atas pendapatan operasi

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian sejenis


(15)

D. Kerangka Konseptual

PROFITABILITAS

OIROI

Margin Laba Operasi Perputaran Total Aktiva

1. Penjualan

2. Harga pokok penjualan 3. Beban penjualan 4. Beban administrasi dan

umum

1. Perputaran Piutang Dagang

2. Perputaran Persediaan 3. Perputaran Aktiva Tetap PT. PERTANI (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Rasio Keuangan

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang berisi informasi yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan. Pengertian laporan keuangan menurut SAK (2002 : 2) yaitu :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Dari defenisi diatas dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur laporan keuangan terdiri dari : neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.

a. Neraca

Djarwanto P.S (2001 : 20) menyatakan “ neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri (owners’ equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun”.

Neraca pada hakeketnya adalah perwujudan persamaan akuntansi yaitu aktiva = pasiva atau aktiva = kewajiban + modal. Sisi aktiva merupakan penggunaan dana perusahaan yang berupa kebijakan investasi perusahaan, baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang dilakukan


(17)

perusahaan dalam periode tertentu. Sisi pasiva menunjukan sumber-sumber dana untuk membiayai investasi tersebut, baik dari sumber dana jangka pendek maupun jangka panjang.

Tabel 2.1

Neraca Jamin Corporation

Jamin Corporation Neraca

Per 31 Desember 1995 ($)

Aktiva

Aktiva Lancar Kas

Piutang Dagang Persediaan

Aktiva Lancar Lainya Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap

Pabrik dan Peralatan

Akumulasi Penyusutan pabrik dan Peralatan Pabrik dan Peralatan bersih

Tanah

Total Aktiva Tetap Hak Paten

Total Aktiva

Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham Kewajiban Lancar

Kewajiban Dagang

Kewajiban Pajak Pendapatan Kewajiban Upah dan Gaji Kewajiban Bunga

Total Kewajiban Lancar Kewajiban Wessel Jangka Panjang

Total Kewajiban Saham Biasa Saldo Laba

Total Ekuitas Pemegang Saham Total Kewajiban dan Ekuitas

44,000 78,000 211,400 13,800 347,200 838,000 (382,200) 454,800 70,000 524,800 55,000 927,000 76,110 17,390 3,900 2,500 99,900 200,000 299,900 300,000 327,100 627,100 927,000

Sumber : Arthur J. Keown Dkk, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, hal 84


(18)

b. Laporan laba rugi

Tujuan penyususnan laporan laba rigi adalah untuk mengukur kemampuan dan perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat kegiatan perusahaan.

Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan, biaya-biaya dan laba perusahaan selama periode tertentu. Djarwanto P.S (2001:44) menyatakan :”Unsur-unsur penting dari laporan laba rugi adalah terdiri dari penghasilan utama (operating revenue atau sales), harga poko penjualan (cost of goods sold), biaya usaha (operating expense), penghsilan dan biaya diluar usaha pokok (other income and expense atau non operating), dan pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extra ordinary items)”.

Tabel 2.2

Laporan laba/rugi Jamin Corporation

Jamin Corporation Laporan Laba/Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 1995 ($)

Penjualan 830,200

Beban Pokok Penjualan 539,750

Laba Bruto 290,450

Beban Operasi

Beban Penjualan 90,750

Beban Umum dan Administrasi 71,900

Depresiasi 28,200

Total Beban Operasi 190,750

Laba Operasi 99,700

Beban Bunga 20,000

Laba Bersih Sebelum Pajak 79,700

Pajak Penghasilan 17,390

Laba Bersih 62,310

Sumber : Arthur J. Keown Dkk, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat Jakarta


(19)

Tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam SAK (2002:4) adalah “menyediakan informasi yang menyangkut posisis keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

2.Pengertian Rasio Keuangan

Laporan keuangan yang telah disusun perlu dianalisis, ditafsir sehingga dapat memberikan informasi yang berarti bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan pihak lain yang berkepentingan.

Analisis rasio adalah bentuk cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan. Djarwanto P.S (2001:143) menyatakan “rasio dalam analisis laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan”.

Menurut Sofyan Safri Harahap (1997:297)

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lain yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini hubungan antara pos tersebut dapat dinilai secara cepat dan diperbandingkan dengan rasio lain sehingga dapat diperoleh informasi dan diberikan penilaian.

Analisis rasio keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama perbandingan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama (perbandingan internal). Jika suatu rasio keuangan disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk beberapa tahun, maka diperoleh informasi tentang komposisi perubahan-perubahan terjadi sehingga dapat


(20)

diketahui apakah kondisi keuangan perusahaan mengalami perbaikan atau malah menurun selama jangka waktu tersebut.

Kedua, perbandingan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis atau dengan rata-rata industri (perbandingan eksternal). Perbandingan ini memberi gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Penggunaan rata-rata industri sebagai pembanding perlu dilakukan secara hati-hati, karena mungkin saja kondisi keuangan semua perusahaan yang sejenis sedang kurang memuaskan. Dengan keadaan tersebut perusahaan yang memiliki rasio keuangan diatas rata-rata tidak bisa dikatakan memuaskan.

3.Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Bentuk-bentuk rasio keuangan secara umum dapat dikelompokkan kedalam empat macam yaitu

a. Rasio likuiditas b. Rasio solvabilitas c. Rasio aktivitas d. Rasio profitabilitas

Berikut ini akan diuraikan lebih rinci mengenai rasio-rasio diatas a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membeyar kewajiban yang segera jatuh tempo. Tingkat likuiditas perusahaan diukur dengan cara :


(21)

1. Rasio Lancar

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi utang jangka pendek/utang lancar. Semakin besar perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendek.

Rasio Lancar =

Lancar ang

Ut

Lancar Aktiva

2. Rasio Cepat

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah. Dalam siklus operasi yang panjang, kemungkinan dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengkonversikan persediaan menjadi kas. Quick ratio tidak menyertakan persediaan sebagai dasar aktivanya, karna merupakan aktiva lanca yang paling tidak likuid. Quick ratio menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya yaitu aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas.

Rasio Cepat =

Lancar ng

Uta

Persediaan Lancar

Aktiva

3. Rasio Kas

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang, yang dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara kas seperti rekening giro. Semakin besar perbandingan kas/setara kas dengan utang lancar akan semakin baik.

Rasio Kas =

Lancar ng

Uta Kas


(22)

b. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas menyangkut kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh utang-utangnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Rasio solvabilitas menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset, atau seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar. Rasio ini terdiri dari

1. Rasio utang

Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan seluruh kekeayaan yang dimiliki. Semakin tinggi persentasenya, kecenderungan semakin besarnya resiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham akan meningkat.

Rasio Utang =

Aktiva Total

ng Uta Total

2. Rasio Utang Terhadap Ekuitas

Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai dari pihak kreditur. Makin tinggi rasio ini berarti, semakin besar dana yang diambil dari luar. Dari segi solvabilitas, rasio yang tinggi relatif kurang baik, karena bila terjadi likuidasi, perusahaan akan mengalami kesulitan.

Rasio Utang Terhadap Ekuitas =

Ekuitas Total

ang Ut Total

3. Rasio Laba Terhadap Beban Bunga

Kreditur selain melihat besarnya utang dan kekeyaan yang menjadi jaminan, juga memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memberi servis atas utang tersebut, atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bunga tahunan


(23)

dengan laba operasi. Jika time interest ratio rendah, berarti menunjukkan gejala yang kurang menguntungkan, karena laba yang tersedia untuk membayar beban bunga relatif kecil.

Rasio Laba Terhadap Bunga =

Bunga Beban

Pajak Sebelum Laba

c. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang dan lain-lain). Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, sebaiknya terdapat keseimbangan antara penjualan dengan berbagai unsur aktiva. Rasio ini terdiri dari

1. Perputaran Persediaan

Inventory turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang agang. Rasio ini juga menilai efisiensi operasional yang memperlihatkan severapa baik manajemen mengontrol modal yang ada pada perusahaan. Bila rasio ini rendah, berarti masih banyak persediaan yang belum terjual. Hal ini akan menghambat arus kas sehingga berpengaruh terhadap keuntungan.

Perputaran Persediaan =

Persediaan Penjualan Pokok

ga Har

2. Perputaran Modal Kerja

Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan dari tiap


(24)

rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang belum digunakan yang mungkin disebabkan oleh turn over persediaan yang rendah, piutang atau saldo kas yang terlalu besar.

Perputaran Modal Kerja =

Lancar ng

Uta Lancar Aktiva

Penjualan

3. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini membandingkan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Perputaran Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva

Penjualan

4. Perputaran Piutang

Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertahan dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Rasio ini mengukur efektivitas pemberian kredit perusahaan. Rasio perputaran piutang juga merupakan indikator efisiensi perusahaan dalam menagih piutangnya dan mengkonversikan kembali menjadi kas.

Perputaran Piutang =

Dagang ng

Piuta

Kredit Penjualan

d. Rasio profitabilitas

Keuntungan adalah hasil akhir dari keputusan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan atau rasio profitabilitas akan digunakan untuk mengukur keefektifan operasi perusahaan, sehingga memberikan keuntungan kepada perusahaan.


(25)

Rasio profitabilitas terdiri dari 1. Marjin Laba Kotor

Rasio ini menunjukkan laba brutao per rupiah penjualan yang dilakukan. Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi dan mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Marjin Laba Kotor =

Penjualan

Penjualan Pokok

rga Ha Penjualan

2. Marjin Laba Bersih

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Marjin Laba Bersih =

Penjualan Bersih Laba

3. Daya Laba Dasar

Rasio ini mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada, dan menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan.Tinggi rendahnya earning power memberikan indikasiseberapa jauh efisiensi penggunaan modal, turun naiknya penjualan dan biaya.

Earning power =

assets Total

tax after Earning

4. Pengembalian atas Ekuitas

Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.

Pengembalian atas ekuitas =

Ekuitas Bersih Laba


(26)

5. Pengembalian atas Investasi

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan, dengan jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil rasio ini semakin tidak baik.

Pengembalian atas investasi =

Aktiva Total

Laba

B. Profitabilitas Perusahaan 1. Pengertian profitabilitas

Sebuah perusahaan didirikan dengan harapan menghasilkan laba secara kontiniu. Kelangsungan hidup perusahaan ditentukan oleh kinerja manajemen perusahaan itu sendiri. Kondisi keuangan dan juga prestasi perusahaan dijadikan sebagai salah satu tolak ukur dari kinerja perusahaan. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis yang dapat digunakan adalah analisis rasio keuangan.

Profitabilitas adalah hasil akhir dari kebijakan dan keputusan yang diambil oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Laba yang tinggi belum tentu menggambarkan profitabilitas yang tinggi, tetapi profitabilitas yang tinggi dapat dipastikan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi. Analisis profitabilitas perusahaan merupakan bagian utama analisis laporan keuangan.

Dalam SAK (2002 : 5) dinyatakan bahwa “ informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan “.


(27)

Analisis profitabilitas menurut John J. Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F. Hasley (2005 : 39) mencakup 3 hal yaitu :

1. Tingkat pengembalian atas investasi ( Return on Investment/ROI) Yaitu untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.

2. Kinerja Operasi

Yaitu untuk mengevaluasi marjin laba dari aktivitas operasi. 3. Pemanfaatan Aktiva (assets utulization)

Yaitu untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran (turn over).

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam menjalankan operasinya. Profitabilitas juga menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva yang dipercayakan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Ada individu dan kelompok berbeda yang berkepentingan atas keberhasilan dan kegagalan perusahaan antara lain : pemilik (investor), manajer, kreditor, karyawan, pemerintah, dan masyarakat umum.

Manajer adalah pihak yang sehari-hari dekat dengan perusahaan dan bertanggungjawab atas kinerja perusahaan. Manajer bertanggungjawab atas efisiensi operasi, profitabilitas, serta penggunaan yang efektif atas modal, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya.

Pemilik perusahaan, berkepentingan dengan profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari investasi modal yang mereka tanamkan. Pemilik mengharapkan laba dan dividen yang meningkat yang memberi pertambahan nilai ekonomi dari modal yang ditanamkan.

Kreditor selaku pihak yang memberi dana kepada perusahaan berkepentingan dengan kemampuan perusahaan membayar bunga yang jatuh


(28)

tempo, kemampuan untuk membayar kembali pokok pinjaman, dan ketersediaan nilai aktiva residual ysng memberikan perlindungan terhadap resiko.

Karyawan berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk membayar upah dan stabilitas ketenagakerjaan. Masyarakat umum berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban sosial dan lingkungan. Sedangkan pemerintah mamiliki kepentingan atas keandalan perusahaan dalam membayar kewajiban berupa pajak.

2. Analisis Du Pont

Evaluasi terhadap profitabilitas dan tingkat pengembalian atas ekuitas sering menggunakan pendekatan lain yang disebut analisis Du Pont. Bagan Du Pont dirancang untuk menunjukkan hubungan diantara pengembalian atas investasi, perputaran aktiva, margin laba dan leverage.

Return on assets = Marginlaba ×Perputarantotal aktiva =

aktiva Total

Penjualan Penjualan

bersih Laba

×

Penggunana persamaan Du Pont memungkinkan manajemen melihat dengan lebih jelas faktor pemicu tingkat pengembalian ekuitas, serta hubungan antara margin laba bersih, perputaran aktiva dan rasio utang. Manajemen dipandu dalam menentukan efektivitas peneglolaan sumber daya perusahaan untuk memaksimumkan tingkat pengembalian investasi. Sebagai tambahan, manajer atau pemilik dapat menentukan mengapa tingkat pengembalian tertentu dapat dihasilkan.


(29)

Pengembalian Tingkat Ekuitas 9,94%

Gambar 2.1

Bagan Analisis Du Pont Formula

Sumber : Arthur J. Keown Dkk, 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Total Beban dan Biaya 767,890

Beban Pokok Penjualan 539,750 Beban Operasi 162,550 Depresiasi 28,200 Beban Bunga 20,000

Kas dan Surat Berharga 44,000

Piutang Dagang 78,000

Persediaan 211,400

Aktiva Lancar Lainnya 13,800 Pajak 17,390 Aktiva Lain 55,000 Aktiva Tetap 347,200 Aktiva Lancar 524,800 Pengembalian Aktiva

6,73% 1- Total Aktiva Total Utang = 1-0,3235

Marjin Laba Bersih (7,51%) Perputaran Total Aktiva (0,89)

Laba Bersih 62,310 Penjualan 62,310 Penjualan 62,310 Total Aktiva 927,000 Penjualan 62,310


(30)

Gambar 2.1 adalah penyimpulan dari analisis Du Pont, dimana angka-angka tersebut diambul dari laporan keungan Jamin Corporation yang terdapat dalam tabel 2.1 dan tabel 2.2. Dari gambaran tersebut dapat terlihat bahwa peningkatan tingkat pengembalian dapat dilakukan dengan cara berikut :

a. Meningkatkan penjualan tanpa menaikkan beban dan biaya secara proporsional

b. Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi

c. Meningkatkan penjualan secara rel;atif atas dasar nilai aktiva, baik dengan meningkatkan jumlah penjualan atau menaikkan investasi pada aktiva perusahaan

d. Menaikkan penggunaan utang relatif terhadap ekuitas, sampai titik yang tidak membahayakan kesejahteraan keuangan perusahaan

C. Investasi modal

1. Pengertian investasi

Pada dasarnya semua keputusan yang diambil oleh manajer adalah atas nama pemilik perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya internal dan eksternal guna menghasilkan keuntungan.

Ada tiga kelompok keputusan yang diambil oleh manajer Ü Investasi sumber daya

Ü Operasi usaha dengan menggunakan sumber daya yang ada Ü Bauran pembiayaan yang tepat


(31)

Investasi menurut Erich A Helfert (1996 :336) adalah “komitmen dana dengan tujuan memperoleh pengembalian ekonomi selama suatu periode waktu, yang biasanya dalam bentuk arus kas periodik”.

Menurut John J. Wild, K.R. Subramanyam dan Robert F. Hasley (2005 : 21) “Aktivitas investasi mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk dan menyediakan jasa, dan tujuan menginvestasikan kas. Investasi dalam tanah, bangunan, peralatan, hak legal (paten, lisensi, hak cipta), persediaan, modal manusia (manajer, karyawan), sistem informasi dan aktiva sejenis untuk menjalankan bisnis perusahaan”.

2. Jenis-jenis investasi dalam aktiva

Investasi merupakan penggerak utama dari tiap sistem usaha. Hal tersebut mendukung strategi persaingan yang dilakukan oleh manajemen berdasarkan pada perencanaan untuk menjalankan dana yang ada maupu dana yang baru diperoleh. Investasi melibatkan aktiva (pabrik dan peralatan), berbagai sumber daya fisik seperti cadangan mineral, kepemilikan teknoligi (aktiva tak berwujud) pemanfaatan sumber daya manusia, tambahan modal kerja dan pengelolaan lainnya.

Investasi dalam aktiva terdiri dari : a. Investasi dalam persediaan

Persediaan sebagai elemen dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan. Penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam


(32)

persediaan yang terlalu besar dibanding dengan kebutuhan, akan memperbesar beban bunga, biaya penyimpanan dan pemeliharaan gudang, kemungkinan kerugian karena kerusakan, dan keusangan, sehingga semua memperkecil keuntungan perusahaan. Investasi yang terlalu kecil dalam persediaan juga mempunyai efekyang menekan keuntungan, karena kekurangan material perusahaan tidak dapat berproduksi dengan optimal. Dalam perusahaan dagang biasanya hanya ada satu golongan persediaan, yaitu persediaan barabg dagang (merchandise inventory). Persediaan ini selalu berputar, dibeli dan dijual yang tidak mengalami proses lebih lanjut dalam perusahaan yang mengakibatkan perubahan benuk dari barang tersebut.

b. Invetasi dalam piutang

Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualan, kebanyakan perusahaan menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang, dan baru setelah jatuh tempo akan terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus. Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai dampak yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi perputarannya, berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang.

c. Investasi dalam aktiva tetap

Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang tertanam


(33)

dalam aktiva tersebut. Perputaran dana yang tertanam dalam aktiva tetap misalnya mesin-mesin, bangunan, kendaraan dan sebagainya. dana yang tertanam didalamnya akan diterima kembali keseluruhan oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun dan kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi. Jumlah dana yang di investasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode investasi atau selama umur penggunaan aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode depresiasi yang digunakan.

D. Return on Investment

1. Pengertian return on investment

Rasio penting dalam menilai profitabilitas perusahaan adalah return on investment, yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasi terhadap aktiva.

Halpin (1985 : 109) menyatakan bahwa : “Return on investment is actually composite of two factors. The first is the rate of which business turn is investment over of the rate at which assets are used generate sales. The second factor that influence return on investment is the profit made on this turnover”.

Dengan ROI dapat dibandingkan keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan investasi modal, serta menilai pengembalian perusahaan terhadap resiko investasi modal.

Secara sistematis ROI dirumuskan =

Modal Investasi


(34)

Dalam hal ini laba yang dimaksud adalah laba bersih yaitu laba yang diperoleh setelah bunga dan pajak diperhitungkan, dan investasi modal adalah aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan.

Return on investment tidak hanya memperhatikan laba, tetapi juga melibatkan aktiva. Salah satu penilaian terhadap return on investment dari laba operasi yang merupakan ukuran kinerja operasi perusahaan adalah operating income return on investment (pengembalian investasi atas pendapatan operasi)

2. Operating income return on investment

Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.

Kinerja operasi dan investasi sekuritas dalam suatu perusahaan harus dianalisis secara terpisah, karena kinerja investasi perusahaan dapat mendistorsi kinerja operasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, semua keuntungan (kerugian) yang terkait dengan investasi termasuk dividen, pendapatan bunga, serta keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi harus dikeluarkan saat pengevaluasian kinerja operasi.

Arthur J. Keown (2001 : 96) menyatakan :

Pengembalian investasi atas pendapatan operasi (operating income return on investment/OIROI) terdiri dari dua komponen yaitu margin laba operasi dan perputaran total aktiva.

Komponen pertama dari OIROI yaitu margin laba operasi adalah variable yang sangat penting dalam memehami profitabilitas operasi perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya margin laba operasi adalah :


(35)

1. Jumlah unit produk yang dijual 2. Rata-rata harga jual tiap unit produk

3. Beban manufaktur atau beban perolehan produkperusahaan 4. Kemampuan dalam mengawasi beban umum dan administrasi

5. Kemampuan dalam mengawasi beban dalam memasarkan serta mendistribusikan produk perusahaan

Perputaran total aktiva (total asset turnover) adalah komponen kedua OIROI. Rasio ini merupakan fungsi efisiensi manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan.

Sehingga dapat dirumuskan

OIROI = Margin Laba Operasi X Perputaran Total Aktiva

Tingkat perputaran total aktiva dapat diamati dari beberapa jenis aktiva yang sangat besar peranannya dalam operasi perusahaan yakni piutang dagang, persediaan dan aktiva tetap.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah berbentuk deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan dari suatu objek penelitian yang tujuannya adalah mengumpulkan fakta dan menguraikan secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperolehlangsung dari sumber pertama yaitu individu atau perseorangan, yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Data ini terdiri dari hasil wawancara dan tanya jawab dengan bagian akuntansi.

b. Data sekunder adalah pelengkap bagi data primer yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi. Data ini dikumpulkan dari pihak internal perusahaan yaitu :

a. Laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laporan laba rugi selama 3 tahun yaitu tahun 2003-2005

b. Sejarah singkat perusahaan c. Struktur organisasi perusahaan


(37)

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara : melakukan serangkaian tanya jawab dengan bagian akuntansi sesuai dengan data yang telah ditetapkan.

b. Dokumentasi : dengan melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian

D. Teknik Analisis dan Evaluasi

a. Analisis tren perputaran total aktiva

Analisis tren atau kecenderungan, baik terhadap rasio maupun terhadap angka absolut sangat penting, karena kecenderungan (tren) akan memberikan tanda apakah kondisi keuangan perusahaan akan membaik atau memburuk

1. Perputaran Persediaan =

Persediaan penjualan pokok

rga Ha

2. Perputaran Piutang =

dagang ang

Piut

kredit Penjualan

3. Perputaran Aktiva Tetap =

tetap Aktiva


(38)

b. Analisis statistik

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan

Y = Margin laba operasi a = Intercept

b = Koefisien regresi X1 = Penjualan

X2 = Harga pokok penjualan

X3 = Beban penjualan

X4 = Beban administrasi dan umum

E. Jadwal dan lokasi penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara yang beralamat di Jl. S. Parman No 75 Medan. Penelitian dimulai September 2006


(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Pertani (Persero)

a. Sejarah Ringkas Perusahaan

Pada mulanya PT Pertani (Persero) merupakan kelanjutan dari Badan Perusahaan Produksi Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah (BMPT) yang didirikan tanggal 1 Januari 1959 berdasarkan Undang-Undang Darurat No.1 tahun 1959. Sebagai perusahaan negara dengan status badan hukum berkedudukan di Jakarta, maka penyelenggaraan tugas Badan Perusahaan Produksi Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah dilakukan oleh:

a. Bagian perusahaan padi sentra, bergerak dalam sektor produksi padi untuk mensukseskan swa sembada beras.

b. Perusahaan tanah kering dan pembukaan tanah, bertugas melaksanakan pembukaan tanah dilahan kering dengan menggunakan peralatan pertanian modern.

c. Bagian perusahaan pembukaan tanah pertanian di daerah pasang surut di luar Jawa.

BMPT (Badan Perusahaan Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah) kemudian berubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Pertanian Negara disingkat BPU Pertani, berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.19/1960. BPU Pertani kemudian berubah lagi menjadi Perusahaan Pertanian Negara disingkat


(40)

menjadi Pertani berdasarkan Peraturan Pemerintah No.12/1963 tanggal 1 Januari 1963.

Dalam perkembangannya Perusahaan Pertanian Negara berubah menjadi Perusahaan Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.21 tahun 1973 dengan akte notaris Kartini Mulyadi,SH No.46 tanggal 11 Januari 1974.jo. Akte perusahaan No.136 tanggal 24 April 1974 dan akte perubahan yang dibuat notaris Imas Fatimah, SH No.45 tanggal 6 Februari 1984 menjadi Pertani (Persero).

Untuk menyesuaikan dengan UU PT No.1 tahun 1965 dan PP No.12 tahun 1988, Anggaran Dasar PT Pertani Persero disesuaikan dengan Akte perubahan No. 81 tanggal 27 Maret 1998 yang dibuat oleh notaris Imas Fatimah,SH dan terakhir dengan perubahan No.1 tanggal 2 Mei 2002 yang dibuat oleh notaris Mintarsih Natamihardja,SH.

PT Pertani (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang turut aktif melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan sektor pertanian pada khususnya. Dalam melakoni perannya itu, dijalankan bisnis inti yang meliputi distribusi pupuk, produksi dan distribusi beras, benih padi serta palawija. Selain itu PT Pertani juga berperan dalam perdagangan hasil bumi, penyediaan jasa gudang angkutan, dan pengolahan lahan, sebagai distributor pestisida dan bahan kimia pertanian lainnya, benih/bibit dan hasil hortikultura, alat dan mesin pertanian.

Organisasi PT Pertani (Persero) meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 1 kantor pusat, 6 kanwil dengan 32 cabang dan unit pemasaran serta 28


(41)

UPB (Unit Produksi Benih), 1 Strategic Business Unit (SBU) perberasan dengan 4 cabang pemasaran dan 19 UPP (Unit Penggilingan Padi), 1 SBU hortikultura dengan 3 unit pemasaran, dan 1 UPJA (Unit Pelayanan Jasa Alsintan). Adapun tempat dan kedudukan PT Pertani (Persero) Kantor Wilayah Sumatera Bagian Utara adalah di Jalan Letjend S. Parman No.75 Medan, dengan daerah kerja meliputi 4 propinsi yaitu : Cabang Aceh, Cabang Sumbar, dan Cabang Riau.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu kerangka atau bagan yang menggambarkan jaringan hubungan kerja yang bersifat formal, yang menunjukkan kedudukan dan jabatan secara hirarki. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas garis wewenang dan tanggung jawab setiap fungsi dalam suatu organisasi, yang sifatnya relatif permanen tanpa menutup kemungkinan adanya reorganisasi, baik yang bersifat pemekaran maupun penyederhanaan organisasi sesuai dengan tuntutan dari perkembangan organisasi tersebut. Struktur organisasi yang baik dalam perusahaan belum dapat memberikan jaminan tentang loyalitas setiap individu untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana yang telah digariskan.

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dengan baik banyak dipengaruhi oleh mengerti tidaknya seseorang individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, struktur organisasi yang baik bukanlah menjadi tujuan utama perusahaan, namun lebih sebagai alat yang dipergunakan dalam mencapai tujuan perusahaan.


(42)

Struktur organisasi PT Pertani (Persero) Kantor Wilayah Sumatera Bagian Utara adalah bentuk garis, dimana tugas-tugas perencanaan, pergerakan dan pengawasan berada disatu tangan yaitu kepala wilayah dan garis kewenangan langsung dipimpin kepada bawahannya, artinya tiap-tiap atasan mempunyai sejumlah bawahan tertentu yang masing-masing memberi pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan. Adapun struktur organisasi PT Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran.

Uraian Tugas

Bagian Pemasaran 1. Tugas pokok:

a. Menyusun rencana dan program kerja kegiatan usaha pemasaran dan sarana pertanian dan hasil pertanian

b. Mengkoordinasikan kegiatan usaha pemasaran sarana pertanian dan hasil pertanian

c. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan d. Membina perluasan pasar dan pengembangan pasar

e. Menjalin hubungan dengan Instansi Pemerintah dan Badan Usaha terkait f. Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam pelaksanan

kegiatan


(43)

2. Susunan organisasi

Bagian pemasaran membawahi: a. Sub bagian Pemasaran Saprotan b. Sub bagian Pemasaran Aneka Usaha Bagian Bina Usaha

1. Tugas Pokok:

a. Menyusun rencana kerja dan program kerja bidang usaha pembenihan, pemberasan dan usaha jasa

b. Mengkoordinir usaha produksi benih, produksi beras dan usaha jasa

c. Melakukan monitoring dan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan diseluruh daerah kerja wilayah

d. Melakukan pembinaan teknis yang terkait dengan kegiatan usaha produksi dan jasa

e. Menjalin hubungan dengan Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Terkait f. Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam pelaksanaan

kegiatan

g. Mengajukan saran dan pendapat kepada wilayah 2. Susunan organisasi

Bagian Bina Usaha, membawahi: a. Sub bagian Benih dan Bibit b. Sub bagian Penggilingan Padi


(44)

Kepala Bagian Keuangan Umum 1. Tugas Pokok

Bagian Keuangan/Umum selaku pembantu kepala wilayah bertanggung jawab menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan, fungsi kebendaharaan, penyusun cash flow, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), sumber daya manusia, sarana dan prasarana kerja, tata usaha surat-menyurat dan kearsipan, pelayanan hukum, serta mengurus hak dan kewajiban yang timbul dari kegiatan tersebut.

2. Susunan Organisasi

Bagian Keuangan/Umum terdiri dari: a. Sub bagian Keuangan

b. Sub bagian Umum/SDM Kepala Bagian Akuntansi 1. Tugas Pokok

Bagian Akuntansi selaku pembantu Kepala Wilayah bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan bidang akuntansi serta melakukan tugas verifikasi, konfirmasi dan rekonsiliasi, kode rekening administrasi pembukuan, penyusunan laporan keuangan, penyusunan laporan evaluasi wilayah, mengurus hak dan kewajiban yang timbul dari kegiatan tersebut

2. Susunan organisasi

Bagian Akuntansi terdiri dari:

a. Sub bagian Verifikasi dan Rekonsiliasi hubungan intern b. Sub bagian Pembukuan dan Analisa Laporan Keuangan


(45)

Organisasi Cabang 1. Tugas Pokok:

a. Menyusun rencana kerja dan program kerja pemasaran sarana pertanian, hasil pertanian termasuk rencana pengadaan yang terkait pada bidang usaha dimaksud

b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pemasaran di daerah kerjanya c. Melaksanakan usaha perluasan pasar dan mengembangkan pemasaran d. Melakukan pengendalian atas pelaksanan kegiatan

e. Mewakili dan bertindak atas nama perusahaan untuk melakukan tindakan hukum sesuai tanggung jawabnya

f. Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan

g. Membuat laporan keuangan/manajemen sebagai pertanggung jawaban 2. Susunan organisasi

Cabang membawahi: a. Seksi Administrasi/Umum b. Seksi Operasional

c. Perwakilan Pemasaran Penggilingan Cabang

1. Tugas Pokok:

a. Menyusun rencana kerja dan program kerja kegiatan usaha produksi beras b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan usaha produksi beras


(46)

d. Membina dan mengembangkan usaha dan kemampuan personil

e. Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan

f. Mewakili dan bertindak atas nama perusahaan untuk melakukan tindakan hukum sesuai tanggung jawabnya

g. Membuat laporan keuangan/manajemen sebagai pertanggung jawaban 2. Susunan organisasi

Penggilingan padi membawahi: a. Seksi Administrasi/Umum b. Seksi Operasional

Sentra Produksi Benih 1. Tugas Pokok:

a. Menyusun rencana kerja dan program kerja kegiatan usaha produksi benih b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan usaha produksi benih

c. Melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan

d. Membina dan mengembangkan usaha dan kemampuan personil

e. Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan

f. Mewakili dan bertindak atas nama perusahaan untuk melakukan tindakan hukum sesuai tanggung jawabnya


(47)

2. Susunan organisasi

Sentra Produksi Benih membawahi: a. Seksi Administrasi/Umum b. Seksi Operasional

Pusat Pelayanan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) 1. Tugas Pokok:

a. Menyusun rencana kerja dan program kerja kegiatan usaha Pelayanan Jasa Alsintan

b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan usaha Pelayanan Jasa Alsintan c. Melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan

d. Membina dan mengembangkan usaha serta kemampuan personil

e. Mengurus dan mencatat hak dan kewajiban yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan

f. Mewakili dan bertindak atas nama perusahaan untuk melakukan tindakan hukum sesuai tanggung jawabnya

g. Membuat laporan keuangan dan manajemen sebagai pertanggung jawaban 2. Susunan organisasi

Pusat Pelayanan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), membawahi: a. Seksi Administrasi/Umum


(48)

2. Rasio keuangan perusahaan

Rasio keuangan dapat digambarkan dengan membandingkan unsur-unsur tertentu dari laporan keuangan. Berikut ini adalah rasio keuangan PT Pertani (Persero) Wilayah Sumbagut.

Tabel 4.1

PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumbagut Rasio Keuangan Perusahaan tahun 2003-2005

Tahun Jenis Rasio

2003 2004 2005 a. Rasio Likuiditas

1. Current Ratio =

s liabilitie Current

assets Current

2. Quick Ratio =

s Liabilitie Current Inventory assets Current

3. Cash Ratio =

s liabilitie Current

Cash b. Rasio Solvabilitas

1. Debt Ratio =

assets Total

debt Total c. Rasio Aktivitas

1. Inventory Turn Over =

Inventory sold goods of

Cost

2. Receivable Turn Over=

ceivable sales Credit

Re 3. Fixed Assets Turn Over=

assets Fixed

sales Net

4. Working Capital TO=

capital working

Net

Sales d. Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin=

Sales COGS Sales

2. Net Profit Margin=

Sales income Net

3. ROI =

assets Total tax after profit Net 107% 65% 15% 83.5% 19,91 6,09 76,53 118,67 8,32% 2,15% 16,46% 110% 60,52% 5,85% 85,3% 9,35 3,82 85,16 50,77 9,51% 3,36% 14,68% 116,6% 28% 11% 76,44% 10,42 4,57 84,49 60,77 8,78% 3,04% 23,55%


(49)

Rasio keuangan pada tabel 4.1 menunjukkan kondisi keuangan perusahaan selama tahun 2003-2005.

Dari segi likuiditas dapat dilihat kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek yang semakin baik dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan rasio cepat yang memiliki nilai diatas 100% yang berarti aktiva lancar diatas jumlah utang lancar.

Solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang yang dihitung dengan cara membandingkan hutang dengan modal. Tahun 2003 sebesar 83,5%, tahun 2004 85,3% dan 2005 sebesar 76,44%.

Rasio aktivitas perusahaan menunjukkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya. Perputaran persediaan menunjukkan penurunan yang cukup besar dimana tahun 2003 perputaran persediaan sebesar 19,91 kali turun menjadi 9,35 kali pada tahun 2004, dan 10,42 kali pada tahun 2005. perputaran persediaan yang semakin kecil menunjukkan kegiatan penjualan yang lambat. Perputaran piutang juga mengalami penurunan menunjukkan penagihan piutang yang semakin lambat yang menandakan kurangnya kemampuan perusahaan dalam mengelola piutangnya. Perputaran aktiva tetap yang menggambarkan berapa kali aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Rasio ini mengalami peningkatan yang berarti kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan semakin tinggi. Perputaran modal kerja mengalami penurunan yang cukup besar yang diakibatkan oleh penurunan tingkat penjualan pada tahun 2004 dan 2005.


(50)

Profitabilitas perusahaan menunjukkan peningkatan. Marjin laba kotor yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok penjualan yang merupakan kemampuan perusahaan untuk berproduksi lebih efisien. Marjin laba kotor mengalami peningkatan terutama pada tahu 2004. Pengembalian investasi juga mengalami peningkatan yang besar terutama pada tahun 2005 yang meningkat menjadi 23,55% dibanding tahun 2004 yang hanya 14,68%. Peningkatan ini lebih dipengaruhi oleh total aktiva yang lebih kecil dibanding dengan tahun sebelumnya.

3. Profitabilitas perusahaan

Profitabilitas perusahaan digunakan untuk mengukur atau menilai daya tahan perusahaan, pengeluaran dan hubungan-hubungan ekonomi lainnya. Sumber utama yang digunakan dalam analisis profitabilitas ini adalah laporan laba/rugi. Laporan laba/rugi melaporkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba/rugi PT. Pertani disusun dalam laporan bulanan dan tahunan.

a. Pertumbuhan penjualan

Pada tahun 2003, penjualan PT. Pertani sebesar Rp. 219.850.442.909.- Jumlah ini turun pada tahun 2004 menjadi Rp. 176.385.780.557. adanya penurunan angka penjualan dengan selisih yang cukup besar yaitu 19,77%. Penjualan terus menurun pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp. 171.511.066.217, atau sebesar 2,76% dari tahun 2004. hal tersebut menunjukkan kurangnya kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualannya secara kontiniu.


(51)

b. Harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan pada tahun 2003 sebesar Rp. 201.567.070.508, yaitu sebesar 91,68% dari penjualan. Sedangkan pada tahun 2004, harga pokok penjualan sebesar Rp. 159.584.474.555, yaitu sebesar 90,47% dari penjualan. Penurunan harga pokok penjualan menunjukkan kurangnya kemampuan perusahaan menekan harga pokok penjualannya. Pada tahun 2005 harga pokok penjualan sebesar Rp. 156.067.152.709 atau 91,21% dari penjualan.

c. Laba kotor

Laba kotor perusahaan pada tahun 2003 sebesar Rp. 18.238.373.399, atau 8,32% dari penjualan. Sedangkan pada tahun 2004 laba kotor turun menjadi Rp. 16.791.306.001, atau 9,53% dari penjualan. Sementara pada tahun 2005 laba kotor usaha kembali turun menjadi Rp. 15.067.152.709, atau 8,79% dari penjualan. Dari tahun ke tahun laba kotor perusahaan terus menurun.

d. Laba operasi

Laba operasi perusahaan pada tahun 2003 sebesar Rp. 4.457.182.055, angka ini naik pada tahun 2004 menjadi Rp. 5.066.309.918, akan tetapi kembali turun pada tahun 2005 menjadi Rp. 4.778.349.683. Dari data dapat dilihat bahwa laba operasi perusahaan meningkat pada tahun 2004 dari tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan laba operasi tahun 2004 dan 2005, terdapat penurunan laba operasi perusahaan.


(52)

4. Operating income return on investment perusahaan

Operating income return on investment (OIROI) adalah salah satu ukuran profitabilitas yang menyangkut efektivitas manajemen dalam menggunakan total aktiva. Efektivitas ini dinilai dengan menghubungkan laba dengan aktiva.

OIROI pada PT. Pertani selama tiga tahun berturut-turut yakni tahun 2003, 2004, dan 2005 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Operating Income Return on Investment PT.Pertani (Persero) Wilayah Sumbagut Tahun

Keterangan

2003 2004 2005 Penjualan Rp 219.850.442.909 Rp 176.385.780.557 Rp 171.511.066.217

Laba/Rugi Usaha 4.457.182.005 5.674.852.074 4.778.394.683 Total Aktiva 28.697.924.615 40.420.278.762 22.171.077.392 Marjin Laba

Operasi 2,03% 3,22% 2,87%

Perputaran Total

Aktiva 7,66 4,39 7,74

OIROI (%) 15.53% 14.04% 21.55%

Sumber : Laporan keuangan PT. Pertani (Persero) Wilayah Sumatera Bagian Utara ( Data olahan)


(53)

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisisl Tren

Analisis Tren ini bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang, baik kecenderungan naik, turun, maupun tetap. Analisis ini digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan selama rentang waktu yang sudah lalu dan memproyeksikan situasi tersebut ke masa berikutnya. Dalam hal ini digambarkan tren perputaran aktiva PT.Pertani dalam rentang waktu 2003-2005.

a. Perputaran Total Aktiva =

Aktiva Total

Penjualan

Tren Perputaran Total Aktiva

7.66 4.36 7.74 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00

Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005

P erp u taran T o tal A k ti v a

Perputaran Total Aktiva Gambar 4.1

Grafik tren perputaran total aktiva Sumber : Data olahan

Perputaran total aktiva perusahaan mengalami perobahan setiap tahunnya. Pada tahun 2003, perputaran total aktiva sebesar 7,66. sementara pada tahun 2004 terjadi penurunan perputaran total aktiva menjadi 4,36, berarti pada tahun 2004


(54)

pengelolaan terhadap total aktiva kurang baik karena total aktiva berputar lebih lambat. Sementara pada tahun 2005, perputaran total aktiva kembali naik menjadi 7,74, memberikan gambaran yang semakin baik terhadap pengelolaan total aktiva.

b. Perputaran Aktiva Tetap =

Tetap Aktiva

Penjualan

Tren Perputaran Aktiva Tetap

88.03 75.72 75.87 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00 90.00

Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005

P erp u taran A kt iv a T e tap

Perputaran Aktiva Tetap Gambar 4.2

Grafik tren perputaran aktiva tetap Sumber : Data olahan

Perputaran aktiva tetap pada tahun 2003 sebesar 88,03, menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola aktiva tetapnya berjalan dengan baik. Namun pada tahun 2004 ada penurunan angka perputaran aktiva tetap menjadi 75,87. sementara pada tahun 2005 juga menurun menjadi 75,72. walaupun dari tahun ke tahun terjadi penurunan, tetapi tidak menunjukkan penurunan dalam angka yang cukup besar.


(55)

c. Perputaran Persediaan =

Persediaan Penjualan Pokok

ga Har

Tren Perputaran Persediaan

19.91

10.42 9.35

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005

P

erp

u

taran Persed

ia

an

Perputaran Persediaan Gambar 4.3

Grafik tren perputaran persediaan Sumber : Data olahan

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan berputar. Perputaran persediaan PT. Pertani selama tahun 2003 -2005 mengalami perubahan yang cukup besar. Pada tahun 2003, perputaran persediaan sebesar 19,91, angka tersebut turun drastis pada tahun 2004 menjadi 9,35. Hal ini berarti perputaran persediaan yang cukup lambat pada tahun 2004. Pada tahun 2005, sedikit peningkatan dari tahun 2004 menjadi 10,42. Apabila dibandingkan dengan tahun 2003, angka tersebut masih lebih rendah. Perputaran persediaan yang menurun dari tahun ke tahun menunjukkan kurangnya efektivitas penggunaan persediaan perusahaan.


(56)

d. Perputaran Piutang =

Dagang ng

Piuta

Kredit Penjualan

Tren Perputaran Piutang

4.57 6.10

3.82

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005

Pe

rp

u

taran

Piu

tan

g

Perputaran Piutang Gambar 4.4

Grafik tren perputaran piutang Sumber : Data olahan

Perputaran piutang pada tahun 2003 menunjukkan angka 6,10, berarti rata-rata perputaran piutang pada perusahaan adalah 6,10 kali. Pada tahun 2004 angka tersebut menurun menjadi 3,82, penurunan dalam jumlah yang cukup besar, berarti piutang berputar semakin lambat. Sedangkan pada tahun 2005 terdapat peningkatan dari angka pada tahun 2004 menjadi 4,57. dengan melihat tren perputaran piutang tersebut berarti perusahaan perlu meninjau kembali sistem pengelolaan piutangnya.


(57)

2. Analisis Statistik

Pengolahan data secara statistik dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing indikator dari pengembalian investasi atas pendapatan operasi pada PT.Pertani. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda. Data diolah dengan menggunakan bantuan SPSS. 12.

Dari pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.3

Coefficients

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat dilihat variabel X1 (penjualan) sebesar 0,911. Variabel ini memberikan pengaruh yang positif terhadap marjin laba operasi sebagai variabel dependen, hal itu ditandai dengan nilai positif pada hasil perhitungan.


(58)

Harga pokok penjualan juga memberi pengaruh yang besar terhadap marjin laba operasi. Hal ini dilihat dari nilai X2 (harga pokok penjualan) yaitu sebesar -0,928. Tanda negatif menunjukkan bahwa pertambahan harga pokok penjualan memberi pengaruh negatif terhadap marjin laba operasi, artinya kenaikan harga pokok penjualan akan mengurangi nilai marjin laba operasi.

Beban penjualan juga memberi pengaruh yang negatif terhadap marjin laba operasi. Hal tersebut ditandai dengan nilai negatif pada variabel X3 (beban penjualan) yaitu sebesar -0,781. Dari antara faktor-faktor yang mempengaruhi marjin laba operasi, beban penjualan merupakan faktor yang paling kecil pengaruhnya.

Variabel yang ke empat (X4) yaitu beban administrasi dan umum, memperoleh nilai sebesar -0,831. Beban administrasi dan umum ini juga memberi pengaruh yang negatif terhadap marjin laba operasi, dimana setiap pertambahan beban ini akan mengakibatkan turunnya nilai marjin laba operasi.

Dari tabel hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa :

a = 1,5

b1 = 0,911 b2 = -0,932 b3 = -0,781 b4 = -0,831

Maka diperoleh persamaan regresinya

Y = 1,5 + 0,911X1 + (-0,932)X2 + (-0,781)X3 + (-0,831)X4 atau Y = 1,5 + 0,911X1 -0,932X2 – 0,781X3 – 0,831X4


(59)

Setelah melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi marjin laba operasi sebagai komponen dari pengembalian investasi atas pendapatan operasi (OIROI), maka dapat dilihat bahwa yang memberi pengaruh yang lebih besar adalah harga pokok penjualan dan penjualan


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir tulisan ini, penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan sebelumnya, beberapa kesimpulan atas kondisi perusahaan, dan faktor-faktor yang memperngaruhi pengembalian investasi atas pendapatan operasi perusahaan.

1. Kemampuan perusahaan untuk menjaga kestabilan penjualan kurang baik, hal ini ditandai dengan menurunnya tingkat penjualan selama 3 tahun terakhir. Penjualan tahun 2004 turun sebesar Rp. 43.564.662.352 atau 19,77% dan tahun 2005 turun sebesar Rp. 4.874.714.310,- atau 2,76% dari tahun 2004.

2. Perputaran total aktiva sebagai salah satu komponen OIROI mengalami perubahan berupa penurunan dan kenaikan dari tahun dasarnya. Dari hasil analisis tren yang dilakukan terhadap persediaan, piutang, dan aktiva tetap selama 3 tahun terakhir dapat dilihat bahwa perputaran persediaan mengalami penurunan teutama pada tahun 2004 turun dari 19,91 kali pada tahun 2003 menjadi 9,35 kali dan menjadi 10,42 kali tahun 2005. Hal ini menunjukkan pengelolaan terhadap persediaan yang kurang baik. Adanya kelebihan investasi pada persediaan mempengaruhi perputaran total aktiva perusahaan.


(61)

3. Perputaran piutang perusahaan mengalami penurunan yang cukup besar, menandakan kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang juga kurang baik.

4. Marjin laba operasi sebagai komponen dari OIROI dipengaruhi oleh penjualan, harga pokok penjualan, beban penjualan serta beban administrasi dan umum. Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda maka diketahui faktor yang paling dominan adalah penjualan dan harga pokok penjualan.

5. Dari kedua analisis yang dilakukan maka diperoleh bahwa faktor-faktor yang paling dominan terhadap pengembalian investasi atas pendapatan operasi adalah perputaran persediaan, perputaran piutang (yang mempengaruhi perputaran total aktiva), penjualan yang memberi pengaruh sebesar 0,911 dan harga pokok penjualan memberi pengaruh sebesar -0,928 ( yang mempengaruhi marjin laba operasi).

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang dominan terhadap OIROI perusahaan, maka penulis memberikan saran :

1. Tingkat penjualan perusahaan semakin rendah, perusahaan sebaiknya melakukan usaha yang lebih baik untuk meningkatkan penjualan. Karena kenaikan penjualan akan menaikkan laba, dan juga mempengaruhi marjin laba dan perputaran aktiva.


(62)

2. Tingkat harga pokok penjualan yang cukup tinggi, sebaiknya perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas komponen dari harga pokok penjualan.

3. Perusahaan sebaiknya meninjau kembali persediaan yang dimiliki oleh perusahaan, dan memperhitungkan jumlah persediaan yang lebih tepat. Kelebihan investasi dalam persediaan mempengaruhi perputaran aktiva, dan menambah biaya perusahaan.

4. Perusahaan dalam melakukan penjualan kredit, sebaiknya memperhatikan syarat penjualan kredit, misalnya kemampuan membayar oleg konsumen, sehingga dapat memperbaiki pengelolaan piutang.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto, 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta

Garison, Ray. H. Eric W. Noren, 2000. Akuntansi Manajerial, Diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoso, Salemba Empat, Jakarta

Keown, Arthur J, David F. Scoot, John D. Martin, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih bahasa : Chaerul D Djakman, Salemba Empat, Jakarta

Niswonger, Warren, Revee, Fees, 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Erlangga, Jakarte

Revsince, Lawrence, Daniel W. Collins and W. Bruce Jhonson, 2005. Financial Reporting and Analysis, Pearson Education Inc, USA

Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Simamora, Henri, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta

Skousen, K. Fred, W. Steve Albrech, 2001. Akuntansi Keuangan : Konsep dan Aplikasi, Alih bahasa : Thompson Learning Asia, Salemba Empat, Jakarta Stice, Earl Keuangan, James D. Stice, Fred Skousen, 2004. Intermediate

Accounting, Southwestern Thompson Learning, Singapore

Umar, Husein, 2002. Metode Riset Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Widayat, Amirullah, 2002. Riset Bisnis, Graha Ilmu Yogyakarta

Wild, John J, K.R. Subramanyam, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta


(1)

Harga pokok penjualan juga memberi pengaruh yang besar terhadap marjin laba operasi. Hal ini dilihat dari nilai X2 (harga pokok penjualan) yaitu sebesar -0,928. Tanda negatif menunjukkan bahwa pertambahan harga pokok penjualan memberi pengaruh negatif terhadap marjin laba operasi, artinya kenaikan harga pokok penjualan akan mengurangi nilai marjin laba operasi.

Beban penjualan juga memberi pengaruh yang negatif terhadap marjin laba operasi. Hal tersebut ditandai dengan nilai negatif pada variabel X3 (beban penjualan) yaitu sebesar -0,781. Dari antara faktor-faktor yang mempengaruhi marjin laba operasi, beban penjualan merupakan faktor yang paling kecil pengaruhnya.

Variabel yang ke empat (X4) yaitu beban administrasi dan umum, memperoleh nilai sebesar -0,831. Beban administrasi dan umum ini juga memberi pengaruh yang negatif terhadap marjin laba operasi, dimana setiap pertambahan beban ini akan mengakibatkan turunnya nilai marjin laba operasi.

Dari tabel hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa :

a = 1,5

b1 = 0,911 b2 = -0,932 b3 = -0,781 b4 = -0,831

Maka diperoleh persamaan regresinya


(2)

Setelah melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi marjin laba operasi sebagai komponen dari pengembalian investasi atas pendapatan operasi (OIROI), maka dapat dilihat bahwa yang memberi pengaruh yang lebih besar adalah harga pokok penjualan dan penjualan


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir tulisan ini, penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan sebelumnya, beberapa kesimpulan atas kondisi perusahaan, dan faktor-faktor yang memperngaruhi pengembalian investasi atas pendapatan operasi perusahaan.

1. Kemampuan perusahaan untuk menjaga kestabilan penjualan kurang baik, hal ini ditandai dengan menurunnya tingkat penjualan selama 3 tahun terakhir. Penjualan tahun 2004 turun sebesar Rp. 43.564.662.352 atau 19,77% dan tahun 2005 turun sebesar Rp. 4.874.714.310,- atau 2,76% dari tahun 2004.

2. Perputaran total aktiva sebagai salah satu komponen OIROI mengalami perubahan berupa penurunan dan kenaikan dari tahun dasarnya. Dari hasil analisis tren yang dilakukan terhadap persediaan, piutang, dan aktiva tetap selama 3 tahun terakhir dapat dilihat bahwa perputaran persediaan mengalami penurunan teutama pada tahun 2004 turun dari 19,91 kali pada tahun 2003 menjadi 9,35 kali dan menjadi 10,42 kali tahun 2005. Hal ini menunjukkan pengelolaan terhadap persediaan yang kurang baik. Adanya kelebihan investasi pada


(4)

3. Perputaran piutang perusahaan mengalami penurunan yang cukup besar, menandakan kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang juga kurang baik.

4. Marjin laba operasi sebagai komponen dari OIROI dipengaruhi oleh penjualan, harga pokok penjualan, beban penjualan serta beban administrasi dan umum. Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda maka diketahui faktor yang paling dominan adalah penjualan dan harga pokok penjualan.

5. Dari kedua analisis yang dilakukan maka diperoleh bahwa faktor-faktor yang paling dominan terhadap pengembalian investasi atas pendapatan operasi adalah perputaran persediaan, perputaran piutang (yang mempengaruhi perputaran total aktiva), penjualan yang memberi pengaruh sebesar 0,911 dan harga pokok penjualan memberi pengaruh sebesar -0,928 ( yang mempengaruhi marjin laba operasi).

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang dominan terhadap OIROI perusahaan, maka penulis memberikan saran :

1. Tingkat penjualan perusahaan semakin rendah, perusahaan sebaiknya melakukan usaha yang lebih baik untuk meningkatkan penjualan. Karena kenaikan penjualan akan menaikkan laba, dan juga mempengaruhi marjin laba dan perputaran aktiva.


(5)

2. Tingkat harga pokok penjualan yang cukup tinggi, sebaiknya perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas komponen dari harga pokok penjualan.

3. Perusahaan sebaiknya meninjau kembali persediaan yang dimiliki oleh perusahaan, dan memperhitungkan jumlah persediaan yang lebih tepat. Kelebihan investasi dalam persediaan mempengaruhi perputaran aktiva, dan menambah biaya perusahaan.

4. Perusahaan dalam melakukan penjualan kredit, sebaiknya memperhatikan syarat penjualan kredit, misalnya kemampuan membayar oleg konsumen, sehingga dapat memperbaiki pengelolaan piutang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto, 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta

Garison, Ray. H. Eric W. Noren, 2000. Akuntansi Manajerial, Diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoso, Salemba Empat, Jakarta

Keown, Arthur J, David F. Scoot, John D. Martin, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih bahasa : Chaerul D Djakman, Salemba Empat, Jakarta

Niswonger, Warren, Revee, Fees, 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Erlangga, Jakarte

Revsince, Lawrence, Daniel W. Collins and W. Bruce Jhonson, 2005. Financial Reporting and Analysis, Pearson Education Inc, USA

Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Simamora, Henri, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta

Skousen, K. Fred, W. Steve Albrech, 2001. Akuntansi Keuangan : Konsep dan Aplikasi, Alih bahasa : Thompson Learning Asia, Salemba Empat, Jakarta Stice, Earl Keuangan, James D. Stice, Fred Skousen, 2004. Intermediate

Accounting, Southwestern Thompson Learning, Singapore

Umar, Husein, 2002. Metode Riset Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Widayat, Amirullah, 2002. Riset Bisnis, Graha Ilmu Yogyakarta

Wild, John J, K.R. Subramanyam, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta