Pembelajaran Matematika Kajian Teori

15 Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Three-Step Interview menurut Barkley, Cross, dan Major 2012: 183 adalah dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat siswa, kemudian sebelum melakukan wawancara para siswa terlebih dahulu diberikan tugas dan menyelesaikan tugasnya masing-masing. Setelah itu mereka berpasangan dan menjelaskan idenya secara bergantian. Selanjutnya siswa saling berkelompok dan menjelaskan ide yang mereka dapat dari teman sepasangnya. Sebelum melakukan interview, keempat siswa diberikan soal dan menyelesaikan tugasnya masing-masing Fathia, 2013: 12. Selanjutnya pada tahapan wawancara, menurut Barkley, Cross, dan Major 2012: 184, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pewawancara dan terwawancara yaitu pewawancara harus berkonsentrasi pada respon orang yang diwawancarai sehingga pewawan- cara dapat mendengarkan dan memahami setiap tanggapan dari terwawancara. Pewawancara juga harus menahan diri untuk tidak memberikan jawabannya ke- pada terwawancara namun harus tetap mendorong adanya elaborasi. Sedangkan hal yang harus diperhatikan oleh terwawancara adalah mengekspresikan semua gagasan atau ide kepada pewawancara secara jelas sehingga pewawancara dapat memahami, merangkum, dan menganalisis gagasan terwawancara secara efektif. Berdasarkan langkah-langkah pada model pembelajaran kooperatif tipe three-step interview, maka karakteristik dari model pembelajaran tersebut menurut Kagan 1990: 13 adalah: a. Equal participation b. All participate c. Individual accountability d. ½ of class talking at a time 16 Karakteristik dari model pembelajaran kooperatif tipe Three-Step Interview adalah terdapat partisipasi yang setara. Selanjutnya, dalam model ini seluruh siswa ber- partisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga, pertangungjawaban individu. Terakhir, setengah dari jumlah siswa satu kelas berbicara dalam satu waktu. Lebih lanjut lagi menurut Kagan 1990: 13: in Three-Step Interview, each person must produce and receive language; there is equal participation; there is individual accountability for listening, because in the third step each student shares what he or she heard; and for the first two step, student interact in pairs. So one-half rather than one-fouth of the class is involved in language product at any one time. Karakteristik yang lain pada model Three-Step Interview bahwa setiap siswa harus menghasilkan dan menerima penjelasan yang merupakan partisipasi yang setara; terdapat pertanggungjawaban individu untuk mendengarkan karena pada langkah ketiga masing-masing siswa membagikan apa yang telah dia dengar; dan untuk langkah pertama dan kedua, siswa berinteraksi secara berpasangan sehingga setengah dari kelas telibat dalam diskusi dalam satu waktu. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Three-Step Interview siswa diberi kesempatan untuk meningkatkan keterampilannya dalam berkomunikasi Barkley, Cross, dan Major, 2012: 184. Hal itu dikarenakan di dalam tahapan-tahapan kegiatan pada model ini siswa lebih aktif untuk berbicara dan mengemukakan pendapatnya. Sejalan dengan itu, Spring Sopiyanti, 2005: 8 menyatakan bahwa pada model ini siswa diberi rangsangan dan keleluasaan dalam mengomunikasikan pendapatnya kepada teman-temannya sehingga kemampuan dalam berkomunikasinya dapat berkembang. 17 Manfaat diterapkannya model pembelajaran Three-Step Interview menurut Kagan 1990: 14 adalah sebagai berikut: Sharing personal information such as hypotheses, reaction to a poem, conclusions form a unit. Participation, listening. Manfaat penerapan model pembelajaran ini adalah siswa belajar untuk membagi- kan informasi personal seperti hipotesis, bereaksi terhadap kalimat, menyimpul- kan dari sutu informasi, berpartisipasi, dan mendengarkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Three-Step Interview adalah sebuah model pembelajaran koopeartif yang pada kegiatan inti- nya terdapat tiga tahapan yaitu tahap pertama dan kedua wawancara dan terakhir tahap laporan. Pada model ini, setiap siswa mendapatkan peran sebagai pewa- wancara dan terwawancara secara bergantian. Sehingga setiap siswa memiliki ke- sempatan untuk mengembangkan kemampuan komukasinya. Langkah-langkah pembelajaran dari Three-Step Interview adalah: a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 siswa. b. Guru membagi setiap kelompok menjadi 2 pasang. c. Setiap pasang siswa menentukan siapa yang terlebih dahulu menjadi pewawancara dan terwawancara. d. Guru memberikan lembar kerja ke setiap siswa yang kemudian setiap siswa mengerjakan lembar kerja tersebut. e. Pewawancara mewawancarai pasangannya tentang hal-hal yang berkaitan de- ngan penyelesaian lembar kerja oleh pasangannya sedangkan terwawancara menyampaikan tanggapan-tanggapan tentang pertanyaan yang disampaikan oleh pewawancara.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 17 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 42 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 8 47

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kota Agung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 42

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baradatu Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54