Bab 2 Bab 2
Bab 2 Bab 2
Bab 2 Tokoh-tokoh pada Zaman Hindu-Buddha dan Islam 2 1
2 1 2 1
2 1 2 1
kecakapannya, Raden Wijaya mendapat hadiah sebidang tanah hutan Tarik di daerah Majakerta.
d. Raden Wijaya Membuka Hutan Tarik
Alkisah, pada suatu hari Raden Wijaya dengan pengikutnya sedang membuka hutan Tarik untuk dijadikan desa tempat tinggal. Ketika sedang
bekerja, salah seorang pengikut Raden Wijaya memetik dan memakan buah yang disebut buah maja. Ternyata buah maja itu rasanya pahit. Oleh karena
itu, desa yang sedang dibangun tersebut dinamakan Majapahit. Tempat inilah yang kemudian menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit.
e. Raden Wijaya Mendirikan Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293, tentara Kubilai Khan dari Cina datang ke Jawa. Kedatangan tentara Kubilai Khan ini untuk membalas dendam terhadap Raja
Kertanegara. Raden Wijaya telah mengetahui maksud tentara Cina itu. Karena Kertanegara telah tiada, maka tentara Cina diarahkan oleh Raden Wijaya untuk
menyerang Jayakatwang. Jayakatwang dan putranya yang bernama Ardaraja dapat ditangkap. Tentara Cina pun berpesta ria. Dalam keadaan pesta itu
pasukan Raden Wijaya menyerang tentara Cina. Akhirnya tentara Cina melarikan diri kembali ke Cina. Setelah tentara Cina kembali ke negerinya,
Raden Wijaya mengumumkan berdirinya Kerajaan Majapahit. Ia tampil sebagai raja pertama bergelar Kertarajasa Jayawardana.
9. Sumpah Palapa Patih Gajah Mada
a. Asal-usul Gajah Mada
Gajah Mada pada mulanya adalah seorang pegawai Kerajaan Majapahit. Ia seorang yang
kuat dan gagah berani. Coba perhatikan gambar wajah Gajah Mada berikut ini.
Gajah Mada berbakat dalam bidang keprajuritan. Ia pernah menjadi anggota pasukan
Bhayangkara. Bahkan ia diangkat sebagai Kepala Pasukan Bhayangkara. Pasukan
Bhayangkara adalah pasukan pengawal raja.
b. Gajah Mada Menyelamatkan Raja
Pada tahun 1309, Raden Wijaya wafat. Tahta Kerajaan Majapahit digantikan oleh
puteranya yang bernama Jayanegara. Ketika
Sumber: eevooi.files.wordpress.com
Gambar 2.5. Patung
Mahapatih Gajah Mada
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 Ilmu Pengetahuan Sosial 5
naik tahta, usia Jayanegara baru sekitar 15 tahun. Ternyata baru pada masa pemerintahan Jayanegara timbul berbagai pemberontakan. Beberapa
pemberontakan itu antara lain:
1 Pemberontakan Rangga Lawe dari Tuban tahun 1309.
2 Pemberontakan Sora tahun 1311.
3 Pemberontakan Nambi tahun 1316.
4 Pemberontakan Kuti tahun 1319.
Semua pemberontakan tersebut dapat dipadamkan. Di antara pemberontakan itu, pemberontakan yang paling berbahaya adalah
pemberontakan Kuti. Karena Kuti telah berhasil menduduki ibukota kerajaan, Raja Jayanegara terpaksa mengungsi. Ia mengungsi ke Desa Badander
dengan dikawal oleh pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh Gajah Mada. Sebagai kepala pasukan, maka Gajah Mada berusaha untuk dapat
memadamkan pemberontakan Kuti. Ternyata dengan kecerdikannya, pemberontakan Kuti dapat dipadamkan. Selain itu, Jayanegara dapat
diselamatkan dan dikembalikan ke istana.
c. Gajah Mada Diangkat sebagai Patih
Jayanegara kembali sebagai Raja Majapahit. Ia tidak melupakan jasa Gajah Mada. Karena jasanya dalam menumpas peberontakan Kuti, maka
Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan, dan kemudian diangkat sebagai Patih Kediri.
d. Sumpah Amukti Palapa
Jayanegara ketika wafat tidak meninggalkan anak laki-laki. Beliau digantikan oleh putrinya bernama Tribuwanatunggadewi. Tribuwanatunggadewi
kemudian menikah dengan Kertawardana. Dari hasil pernikahan ini lahirlah putra laki-laki, yang diberi nama Hayam Wuruk.
Pada masa pemerintahan Tribuwanatunggadewi kembali terjadi pemberontakan. Pemberontakan ini dikenal dengan sebutan pemberontakan
Sadeng pada tahun 1331. Berkat keuletan dan kegigihan Gajah Mada, pemberontakan Sadeng dapat ditumpas. Berkat jasanya ini, maka Gajah Mada
kemudian diangkat sebagai Mahapatih Majapahit. Dalam upacara pelantikan, Gajah Mada mengucapkan sumpah, yang terkenal dengan sebutan Sumpah
Amukti Palapa.
Makna sumpah ini yaitu Gajah Mada tidak akan merasakan buah palapa atau kenikmatan dunia, sebelum seluruh Nusantara di bawah kekuasaan
Majapahit. Tahun 1343, Gajah Mada mulai melaksanakan sumpahnya. Bali segera disatukan di bawah Majapahit. Berikutnya Kalimantan, Nusa Tenggara,
Sulawesi, dan Sumatera dapat dikuasai. Wilayah Kerajaan Majapahit pun menjadi semakin luas.